Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Selasa, 30 Maret 2010

Bersama Mb Asma Nadia ber- "Muhasabah Cinta"


Hmmm...membaca buku "Muhasabah Cinta Seorang Istri" karya mb Asma Nadia ini sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa. Ya, saya memang belum menikah, tapi saya rasa ga ada salahnya dunk ikut membeli dan membacanya. Apalagi memesan lewat Penerbit Asma Nadia. So, bukunya sampai ke saya sudah ada bonus tanda tangan penulis dan stikernya juga. Alhamdulillah.... :)

Subhanallah, saya sampai bingung mau mengomentari buku ini..hmm...apa ya??? hehehe..
Kisah-kisah di dalamnya sungguh menggelitik, mengajak kita kaum hawa untuk menoleh kepada suami tercinta dan melihat betapa banyaknya hal-hal kecil tapi istimewa yang telah dilakukan untuk kita sebagai isteri. Dan ga harus sesuai dengan maunya kita juga kan?Yakinlah suami kita punya cara tersendiri yang pada dasarnya tujuannya sama kok, kebahagiaan rumah tangga.hehehe... Ya meski saya belum menjadi isteri tapi ga apa-apa dunk memposisikan diri sebagai isteri agar bisa lebih merasakan pesan yang ingin disampaikan penulis. hehehe.... *Ga apa-apa kan, sekaligus do'a agar saya juga disegerakan menjadi seorang isteri dan ibu, insyaAllah... amin... :)


Saya sering tersenyum-senyum sendiri membacanya. Sebagai contoh kisah seorang isteri yang romantis tapi suami realistis. S isteri pengen sesekali diromantisin tapi suami ga romantis, tapi kalo diperhatikan lagi, oh..ternyata suami punya cara sendiri untuk mengungkapkan sayang dan cintanya. Dan masih banyak kisah-kisah lainnya...pokoknya seruuuuu abizzzz....hehehe... :)

Ga apa-apa dunk, kalo kita berbeda karena justru perbedaan itu yang kadang malah membuat kita merasa dekat. Iya ga??? betul kan?? kan susah nyari orang yang sama seperti kita apalagi nyarinya 100% sama, bayangan aja kali ya?? Eh, bayanganpun masih beda juga dink, kan kalo bercermin, kita dan bayangan kita masih beda sisi kiri dan kanannya...hehehe....

Hmmm....dan melalui buku ini saya juga jadi bertafakur, ternyata memang benar seperti yang pernah disampaikan Rasulullah SAW bahwa banyak penghuni neraka itu adalah wanita, dan sebagian sebabnya adalah karena tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh suami mereka. Kadang kalo sudah ngambek pasti yang diinget cuma kejelekan suami, sedangkan kebaikannya seperti menguap. Astaghfirullah... :(

Makasih buat mb Asma Nadia, dkk yang telah menghadirkan buku ini yang sesuai judulnya memang sebagai langkah seorang isteri dan calon isteri untuk bermuhasabah terhadap cinta mereka.

Teruntuk para isteri, tetap semangat dalam mewarnai rumah tangga dengan keindahan dan jangan lupa untuk terus meng-upgrade cintanya untuk suami tercinta.

Dan untuk yang masih calon isteri (seperti saya...hehehe...) semoga kelak bisa senantiasa meng-upgrade cinta kita untuk suami. Agar saat rumah tangga sudah mulai hambar, kita bisa memberikan rasa manis lagi padanya. Dan saat cinta itu hanya berwarna hitam kelam, maka kita bisa menghiasi dengan warna lainnya, apakah biru, merah, jingga, hijau atau nila hingga tampak indah kembali seindah pelangi. Amin...

Semoga kelak kita dihimpun bersama di Jannah-Nya....amin..

So, pesan sponsor nich...jangan lupa untuk membeli buku ini dan bersiap mengekspresikannya. hehehe...

*Jangan dibaca sambil jalan ya, takut nabrak atau dikira orang gila gara-gara cengar-cengir sendirian...hehehehe...



Minggu, 14 Maret 2010

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

(sumber : www.oaseislam.com)

eramuslim
Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Pffhh…sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majelis-majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.


Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memeng menjadi jatah kita di dunia, entah itu Rizki, jabatan, kedudukan pasti akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid ;22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh.Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita,bukanya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah… harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan pakasa.Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah :

“…. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian.Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak!

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

Hanya Milik Allah.....

(sumber : www.oaseislam.com)

"Barang siapa yang memuliakan Allah, maka Allah akan memuliakannya. Barangsiapa yang menghinakan Allah rnaka Allah akan rnenghinakannya. (Hasan Al Bashri).

Saudaraku,
semoga kita tidak tertipu oleh kemuliaan duniawi. Karena, kemuliaan itu sesungguhnya hanya datang dari Allah swt. Kemuliaan, tidak datang dari makhluk. Kemuliaan, tidak pernah datang dari harta benda. Kemuliaan, tidak muncul dari banyaknya ilmu. Kemuliaan, juga tidak hadir dari profesi, jabatan dan kedudukan, bagaimanapun tingginya. Kemuliaan, penghormatan, penerimaan terhadap seseorang, hanya akan ada jika seseorang mendapat izzah (kemuliaan) dari Allah swt. "Izzah (kemuliaan) itu seluruhnya milik Allah." (QS. Yunus : 65)

Hanya itu. Dengarkanlah cerita yang diungkapkan Ibnul Jauzi rahimahullah. "Aku telah melihat ada orang yang menghabisi usianya untuk ilmu hingga ia tua renta. Tapi ia tidak mempunyai kedudukan mulia di hati manusia. Ia tidak dikelilingi orang, padahal ilmunya melimpah. Aku juga melihat orang yang mendekatkan diri pada Allah dan melewati waktu mudanya dalam kebaikan, sedangkan ia tidak memiliki ilmu sebanyak orang tadi. Namun Allah telah meninggikan kedudukan dirinya dalam hati orang banyak. Ia dikenang oleh banyak orang. Orang-orang bahkan menyebut kebaikannya lebih dari kebaikan yang telah ia lakukan."Apa artinya? Kemuliaan AI Khaliq, selalu identik dengan kemuliaan makhluq-Nya. Kecintaan Al Khaliq, selalu memunculkan dengan kecintaan makhluq-Nya. Kemuliaan dunia, sering membuat kita lalai. Kita, bisa menjadi sangat senang dan bangga dengan atribut kemuliaan dan kehormatan di sini. Kita, bisa melupakan apa saja demi mengejar kemuliaan dan kehormatan itu.

Saudaraku,
semoga kita mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Dahulu, Umar bin Khattab ra mengatakan, "Dahulu, kami adalah orang-orang yang terhina. Lalu Allah meninggikan kemuliaan kami dengan Islam. Demi Allah, andai saja kami mencari kemuliaan selain dari Islam. Pasti Allah akan membuat kami menjadi terhina lagi." Umar ingin menanamkan keyakinan pada kita, bahwa menjadi mulia di hadapan Allah swt, adalah kunci kekuatan, semangat, sikap optimis dan menjadi syarat kemenangan. Wajarlah jika salah seorang dari para sahabat itu, selalu menggantungkan harapan dan cita-citanya yang sangat tinggi. Ketika Rabiah bin Ka'ab Al Aslami, seorang pemuda sahabat dan termasuk di antara kalangan orang-orang fakir miskin, dikatakan oleh Rasulullah saw, "Mintalah padaku apa yang engkau perlukan." Ia segera mengatakan, "Aku ingin agar aku bisa menemanimu di surga." Rabiah tidak sekedar meminta masuk surga, tapi meminta menemani Rasulullah di dalamnya. Cita-cita hidupnya itulah yang menjadikan generasi salafushalih mempunyai kekuatan dan semangat yang besar.

Saudaraku,
Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap tegar menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang akan kita hadapi di sini. Semoga Allah selalu memancarkan kemuliaan-Nya dalam jiwa dan hati kita. Dari kemuliaan yang berasal dari Allah swt sajalah, yang akan membuat kita merasakan semua kondisi dengan kenikmatan. Dan itu sajalah modal kita untuk bisa mengarungi perjalanan ini. Sebagaimana nasihat Hasan Al Bashri kepada seseorang yang bertanya padanya, "Aku ingin menempuh perjalanan panjang, berilah aku bekal." Hasan Al Bashri serta merta menjawabnya dengan sangat singkat dan tegas, "Wahai saudaraku, tinggikan dan muliakan saja perintah Allah, di mana saja. Maka Allah pasti akan menjadikanmu mulia di mana pun." (Az Zuhd/263).

Allahu Akbar. Sungguh Maha Besar Allah swt. Mari lebih mendekat lagi pada Allah swt. Ingat, selangkah kita mendekat pada Allah, maka Allah akan mendekati kita sepuluh langkah bahkan lebih dari itu. Sepuluh langkah kita mendekati Allah, maka Allah akan mendekati kita seratus langkah bahkan lebih dari itu.Allah swt, akan berlari mendekati kita, jika mendekati-Nya dengan berjalan. Renungkan dan resapilah kandungan kasih sayang Allah swt yang pernah diungkapkan Rasulullah dalam haditsnya itu. Mari lebih mendekat lagi pada Allah SWT.

Saudaraku...
mari tundukkan hati. Menyadari lebih dalam lagi, apa yang menjadi cita-cita hidup kita dan kepada siapa kita sangat bergantung. Semoga kita bisa menjadi lebih mengerti, bahwa mencari kemuliaan dari selain Allah, adalah sangat menipu. Kemuliaan yang datang bukan dari Allah swt, bahkan menjadi jerat syaitan yang menyesatkan. "Barang siapa yang memuliakan Allah, maka Allah akan memuliakannya. Barang siapa yang menghinakan Allah maka Allah akan menghinakannya," begitu nasihat Hasan Al Bashri. (Az Zuhd/120)

Saudaraku,
tenanglah di sini. Sebenarnya, tak ada yang bisa menyempitkan dan membuat kita sedih di jalan ini.. Berjalanlah terus, hadapi keadaan apapun di atasnya. Para salafushalih yang mendahului kita telah bepesan, "Jika engkau dirundung ketakutan, ditimpa kesedihan, diterpa gelisah. Berdirilah saat itu juga untuk sholat. Ruhmu akan meninggi dan jiwamu akan tenang. Sesungguhnya sholat mampu menghilangkan kesedihan dengan izin Allah. Sholat mampu menghapus kegelisahan. (La tahzan, Syaikh Al Qarni). Di situlah letaknya rahasia dan inti kemuliaan, saudaraku. Kemuliaan yang mula-mula terpancar dari dalam diri. Kemuliaan jiwa yang lalu menjadikannya, tak pernah larut dalam ombak kehidupan. Kemuliaan yang menjadikan seseorang tangguh, pantang menyerah dalam berjuang. Kemuliaan yang menjadi sumber kemuliaan dalam hati semua makhluk. Dan, kemuliaan itu hanya datang dari Allah swt saja. Dengarlah nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah, tentang siapa orang yang paling merasakan kelezatan hidup? Katanya, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan lezatnya bermarifah kepada Allah, lalu mencintai,erindukan pertemuan dengan-Nya, sambil tetap cenderung untuk tetap dicintai dan diridhai-Nya.

Dikutip dari Menggapai Mutiara di Dasar Hati (Muhammad Nursani)

Kezuhudan Sayyidah Fatimah ra

(Sumber : www.oaseislam.com)
Alam Firdaus

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah ra, "Putriku! Ayahmu dan suamimu bukanlah orang yang miskin. Allah SWT telah memberikan kepadaku semua tanah yang mengandung emas dan perak, tetapi aku memilih sesuatu yang abadi di sisi Allah swt. Putriku! Aku berkata seperti ini supaya kamu tahu bahwa ayahmu mengetahui hakekat dunia. Ketahuilah bahwa kamu juga akan berpaling dari dunia".

Sebelum memasuki pembahasan tentang kezuhudan Sayyidah Fatimah ra dalam menjalani kehidupan, kita harus mengetahui terlebih dahulu makna kezuhudan itu sendiri. Makna kezuhudan dalam Alquran adalah sebagai berikut, "Supaya kalian tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian dan tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian."


Sayyidah Fatimah ra adalah seorang wanita yang sangat sederhana dan sama sekali tidak tertarik dengan keindahan dunia. Beliau selalu mencari keridhaan Allah swt karena keridhaan-Nya merupakan kenikmatan yang paling tinggi. Bentuk kerelaan Allah swt untuk hamba-hamba-Nya bukanlah dunia yang hina dan fana ini, akan tetapi alam akhirat yang mulia dan abadi. Sebagaimana Allah swt dalam surat Al-Anfal 67 berfirman, "Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah swt menghendaki (pahala) akhirat (untukmu)."

Waktu Sayyidah Fatimah ra banyak digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Beliau sama sekali tidak menyibukkan dirinya untuk kepentingan dunia karena cinta terhadap dunia merupakan penghalang untuk sampai ke tujuan yang mulia.

Keindahan dan kesenangan dunia bersifat sementara, akan tetapi sangat disayangkan banyak manusia yang tertipu ketika melihatnya. Mereka tidak sadar bahwa ada alam yang lebih indah dan lebih menyenangkan dibanding dunia.

Oleh karena itu Sayyidah Fatimah ra memilih alam akhirat karena hakekat kebahagiaan dan kehidupan ada di alam tersebut. Beliau menjalani kehidupannya dengan penuh kesederhanaan dan tidak perduli dengan keindahan dunia. Selain itu Sayyidah Fatimah selalu ridha dengan keadaannya. Beliau sama sekali tidak pernah mengeluh kepada siapapun dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah ra adalah sebuah kehidupan yang jauh dari kemewahan. Kesederhanaannya bukan karena beliau miskin namun disebabkan oleh puncak pengetahuan (makrifat) dan kekayaan spiritual beliau.

Bukti terbaik bahwa Sayyidah Fatimah ra hidup dalam kesederhanaan adalah ketika beliau memiliki tanah Fadak. Tanah Fadak adalah tanah yang sangat subur karena tanah ini bisa menghasilkan gandum yang sangat banyak sehingga kebutuhan semua penduduk Madinah terpenuhi dengannya. Setelah Allah swt menyuruh Rasulullah saww memberikan tanah Fadak kepada Sayyidah Fatimah ra, semua keuntungan hasilnya ada di tangan Sayyidah Fatimah ra. Namun penghasilan yang banyak ini tidak merubah kesederhanaan beliau dalam menjalani kehidupan. Semua penghasilan tanah Fadak beliau infakkan kepada masyarakat. Hal ini beliau lakukan hanya demi mencari keridhaan Allah swt. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kesederhanaan Sayyidah Fatimah ra bukan karena keterpaksaan dan kemiskinan tetapi karena kecintaan beliau kepada Allah swt.

Kesederhanaan dan ketidakcintaan terhadap dunia adalah suatu hal yang dicontohkan oleh para Nabi dan Imam as. Tidak ada satupun dari mereka memiliki rasa cinta terhadap dunia seperti yang kita lihat dalam sejarah kehidupan mereka. Kezuhudan Sayyidah Fatimah ra adalah salah satu pelajaran yang didapatkan dari ayahnya.

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah ra, "Putriku! Ayahmu dan suamimu bukanlah orang yang miskin. Allah SWT telah memberikan kepadaku semua tanah yang mengandung emas dan perak, tetapi aku memilih sesuatu yang abadi disisi Allah swt. Putriku! Aku berkata seperti ini supaya kamu tahu bahwa ayahmu mengetahui hakekat dunia. Ketahuilah bahwa kamu juga akan berpaling dari dunia."

Contoh ajaran Nabi saw kepada Sayyidah Fatimah ra bisa kita lihat dalam riwayat berikut ini. Rasulullah sudah terbiasa ketika hendak pergi atau pulang dari bepergian harus menemui putri tercintanya terlebih dahulu. Suatu hari untuk menyambut kedatangan ayah dan suaminya, Sayyidah Fatimah ra memakai gelang dari perak dan anting-anting serta kalung. Beliau juga menghias rumahnya dengan memasang gorden yang berwarna warni. Seperti biasa, ketika datang dari bepergian, Rasulullah terlebih dahulu datang ke rumah Fatimah. Namun setelah beristirahat sebentar, Rasulullah keluar dari rumah putrinya dan menuju masjid.

Melihat raut wajah ayahnya yang tidak seperti biasa, Sayyidah Fatimah ra menyadari sebabnya. Pada saat itu juga ia membuka gorden dan perhiasannya lalu mengirimkannya kepada Rasulullah saw yang pada saat itu berada di masjid. Sayyidah Fatimah ra juga mengirim salam kepada ayahnya dan berpesan supaya barang-barang ini digunakan di jalan Allah. Rasulullah mengambil barang-barang itu dan berkata "Ayahmu adalah tebusanmu, ayahmu adalah tebusanmu! Keluarga Muhammad perlu apa dengan dunia? Mereka bukan diciptakan untuk dunia, akan tetapi mereka diciptakan untuk akhirat, walaupun semua yang ada di dunia diciptakan karena mereka. Seandainya dunia itu memiliki nilai sebesar sayap nyamuk di sisi Allah, maka tidak seorangpun dari kafir akan meminumnya." Setelah itu Rasulullah berdiri lalu menuju rumah Fatimah ra.

Riwayat di atas selain menunjukkan ketegasan Rasulullah saw juga menunjukkan ketidakcintaan Sayyidah Fatimah as terhadap dunia, karena tanpa ada rasa berat hati beliau menginfakkan barang-barangnya di jalan Allah.

Diriwayat lain juga dikatakan, suatu hari Salman Al-Farisi melihat Sayyidah Fatimah ra memakai cadar yang sederhana, penuh jahitan dan terbuat dari kulit pohon kurma hendak pergi menjenguk ayahnya. Salman sangat terkejut dan sambil menangis ia berkata, "Kami sangat bersedih! Putri-putri raja Persia dan Romawi duduk di atas kursi-kursi yang terbuat dari emas dan memakai pakaian yang terbuat dari sutra tetapi putri Muhammad saw memakai cadar yang sangat sederhana dan memiliki dua belas jahitan."

Ketika Sayyidah Fatimah ra sampai ke rumah ayahnya, beliau mengatakan, "Wahai Rasulullah! Salman sangat heran dengan kesederhanaan pakaianku. Demi Allah, selama lima tahun karpet rumah kami dari kulit kambing yang ketika siang hari unta-unta memakan rumput diatas karpet itu dan pada malam hari kami tidur di atas karpet itu. Bantal kami juga dari kulit yang diisi dengan kulit pohon kurma". Ketika itu Rasulullah bersabda kepada Salman, "Sesungguhnya putriku berada di barisan terdepan orang-orang yang menuju Allah swt."

Sekarang kita dapat melihat betapa zuhudnya Sayyidah Fatimah ra. Ketika kita menjadikan Sayyidah Fatimah ra sebagai panutan maka konsekuensinya kita harus meniru beliau. Dan salah satu contoh yang bisa kita ambil dari beliau adalah kezuhudannya dalam menjalani kehidupan.

Sebetulnya tidaklah sulit untuk menjadi orang yang zuhud ketika kita mengetahui bahwa sebenarnya segala sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Allah swt adalah sebuah amanat, sehingga dengan senang hati dan tanpa rasa keberatan sedikit pun kita akan menginfakkannya kepada orang yang membutuhkan. Selain itu kita juga tidak akan terlalu bergembira dengan apa yang Allah SWT berikan kepada kita. Semua manusia datang ke dunia ini dengan tangan kosong dan juga kembali kepada penciptanya dengan hanya membawa sepotong kain putih.

Seseorang tidak akan pernah bisa menjadi zuhud ketika dia tidak mengetahui hakekat dunia yang penuh dengan kekurangan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ali ra "Yang berhak dikatakan bahwa orang itu zuhud ketika dia mengetahui kekurangan dunia." Semoga Allah SWT memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu diridhoi oleh-Nya.

Milist DT, 2005.

Kecemburuan Istriku


(Coretan pertama Lina)

Heboh dan menjamurnya situs jejaring social akhir-akhir ini membuat banyak orang mengalami hal-hal yang kadang menyulitkan, seperti apa yang pernah ku alami meskipun memang banyak juga manfaatnya. Sejak aku mengenal situs jejaring sosial, terkadang membuatku terlalu asyik dan sibuk sendiri. Bagaimana tidak, karena lewat situs jejaring sosial itu aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku yang sudah lama tidak bertemu, loss contact dan bahkan tidak tahu keberadaannya sekarang. Mulai dari teman kecil, teman sekolah (SD hingga SMA), teman kuliah juga teman-teman di tempat lama ku bekerja. Yah, menurutku tidak ada salahnya, toh hitung-hitung nostalgia. Membicarakan banyak hal yang telah lewat, mengingat kenangan-kenangan lama sekaligus mengeratkan kembali tali silaturahim yang sebelumnya telah renggang.

Tapi penilaianku berubah sejak Kayla, istriku mulai uring-uringan gara-gara komentar-komentar yang ada di akun yang kumiliki di salah satu situs jejaring sosial. Yah, semua yang ada di wall ku dan komentar-komentar yang ada hanyalah candaan, setidaknya begitulah menurutku, tapi tidak begitu bagi istriku.



“Memangnya harus ya mas nanggapin komentar-komentar ga jelas itu dengan kata-kata seperti itu juga?” pernah suatu ketika istriku tiba-tiba melontarkan protes kerasnya padaku.

“Komentar apa, kay?”tanyaku yang waktu itu belum paham betul apa maksudnya.

“Komentar-komentar di akun mas itu, yang ngomentarin masalah mas dan temen perempuan mas. Memangnya mas harus ikut-ikutan meladeni mereka? Kenapa juga mas pake jawaban yang menyiratkan meng-iya-kan komentar teman-teman mas. Kayla ga suka mas…wajar kalo Kayla cemburu suami Kayla meng-iya-kan aja dibilang punya hubungan special sama perempuan lain. Mas harusnya tahu, itu akan melukai perasaan Kayla sebagai istri mas….pernah ga sich mas memikirkan sedikit saja perasaan Kayla saat mas menanggapi semua komentar-komentar itu?? Pernah ga mas bayangin kalo Kayla yg begitu sama mas?? Lalu bagaimana perasaan mas?? Kan mas sendiri yg bilang sama Kayla kalo kita tidak mau diperlakukan seperti itu sama pasangan kita maka jangan melakukannya juga…Kayla marah, mas…Kayla kecewa sama,mas…”

“Itu kan hanya bercanda, kay….lagipula ga mungkin mas selingkuh, karena hati dan cinta mas cuma untuk Kayla. Kalo pun mas mau selingkuh, ga mungkin mas terang-terangan begitu hingga dibaca banyak orang yang sudah pasti bakal dibaca juga sama istri mas tercinta ini. Lagipula semua orang tahu kalo mas ini sudah punya bidadari. Itu hanya candaan saja, Kayla sayang..”, jawabku sedikit menggodanya.

Aku berusaha mendekati Kayla, tapi sepertinya amarah membuatnya tidak ingin berdekatan denganku, dia mundur menjauh. Sungguh aku sedih sekali saat itu, tidak kusangka candaanku bersama teman-temanku telah sebegitu membuat Kayla, istriku, sangat terluka.

“Kayla, bidadariku…..ingat sayang, ga boleh cemburu-cemburu ga jelas gitu ya…”bujukku.

Ternyata aku salah, itu tidak membuatnya luluh, justru sebaliknya amarahnya semakin menjadi.

“Jangankan saya seorang Kayla yang masih jauh tingkatannya dari Aisyah ra, yang mana Kayla juga tidak bersuamikan Rasulullah SAW. Wajar kalo Kayla sangat cemburu dan marah, mas… Aisyah saja berulang kali mencemburui istri-istri suami tercintanya, Rasulullah SAW. Padahal beliau tahu bahwa diantaranya semua istri-istri Rasulullah SAW beliaulah yang paling dicintai. Itu adalah seorang istri rasul, mas. Nah Kayla hanya manusia biasa yang bahkan terlalu jauh untuk dibandingkan dengan Aisyah ra. Menurut mas, apa Kayla salah mencemburui mas??? Bukankah cemburu itu pertanda cinta?? Kalo mas ga mau dicemburui artinya mas ga mau dicintai??”

Hmmm…aku menarik napas demi mendengar penjelasannya yang panjang dan memang benar adanya. Jika seorang teladan terbaik pun masih dicemburui, apalagi aku.

“Maafin mas, ya kay…”hanya itu yang sanggup kuucapkan.

Duh, aku semakin merasa bersalah demi melihat butir-butir bening itu berjatuhan di pipinya. Ingin kurengkuh dia dalam pelukanku dan kujelaskan padanya seberapa besar cintaku padanya, tapi melihat dirinya yang masih berdiri kaku membuatku mengurungkan niatku.

“Jangan menangis ya kay??? Sungguh air mata itu membuat mas semakin merasa bersalah….”pintaku, meski tak tahu apa kata-kataku ini benar dan tepat kuucapkan sekarang.

“Kenapa mas jadi nyalahin Kayla??? Apa salah kalo Kayla menangis karena sakit yang Kayla rasakan di hati ini?? Apa sekarang air mata ini juga salah, mas?? Kenapa Kayla selalu salah sich…apa Kayla memang ga bisa jadi istri mas yang baik?? Apa mas juga akan bilang kalo Kayla terlalu kekanak-kanakan?? Sudahlah mas, Kayla capek…maaf…”masih dengan air mata yang terus berjatuhan, Kayla meninggalkan aku dengan segala kegundahan dan rasa bersalahku.

Duh, salahkah ucapanku tadi??? Kusesali apa yg telah kulakukan. Harusnya aku sudah lebih mengenalnya setelah kami hidup bersama dalam dua tahun perkawinan kami. Harusnya aku bisa diam mendengar amarahnya hingga dia bisa menenangkan diri seperti biasanya.

Aku duduk di ruang keluarga, sibuk memilih-milih channel TV yang sebenarnya juga tidak kuperhatikan. Pikiranku masih melayang kepada Kayla, istriku. Dia pasti sekarang sedang menangis di kamar. Sungguh sejujurnya aku tidak tega, tapi seandainya aku mengajaknya bicara itu hanya akan membuat kemarahannya semakin menjadi.

Dua puluh menit sudah berlalu, rasanya lama sekali. Aku memutuskan untuk menemuinya di kamar.

Dan benar, dia masih menangis…
Aku mendekatinya…berusaha membelai dan menenangkannya seperti biasa. Tapi jawabanya tidak seperti biasanya.

“Kayla capek mas…kayla mau istirahat dulu…”

Kayla menarik selimut dan memejamkan mata. Bukannya aku tidak tahu, kalo apa yang dikatakannya itu hanya sebuah penolakan berbicara denganku, tapi memang menurutku sebaiknya dia beristirahat agar tidak terlalu stress.
--------------------------------------0---------------------------------------

Pagi itu mendung tak lagi menghiasi wajah istriku…mentari sudah bersinar cerah kembali. Sungguh membuatku lega..terlebih melihat senyum yang selalu menghiasi wajahnya seperti hari-hari sebelumnya. ‘Dia sudah memaafkanku dan melupakan tentang kejadian semalam,’ pikirku.

“Mas hari ini Kayla mau ke rumah sakit mau jenguk anaknya Lisa…Kayla bisa pergi sendiri..mas langsung ke kantor aja ya…” ujarnya ditengah kesibukannya menyiapkan sarapan pagiku.

"Oh..gitu??? Ya sudah...tapi hati-hati ya...salam untuk Adnan dan Lisa...semoga anak mereka, ichsan, cepet sembuh...,"jawabku.

"Amin...insyaAllah nanti Kayla sampaikan. Ini mas susu nya...,"ucapnya seraya menyodorkan segelas susu hangat untukku.

Saat melihatnya telah selesai menyiapkan semuanya dan duduk, seperti biasa aku hendak memulai do'a sebelum makan. Tiba-tiba dia menarik tanganku dan duduk menghadapku.

“Mas, masalah yang tadi malam…”

Degg…!!!! ‘Apa masih mau dibahas lagi,’ pikirku.

“Maafin Kayla ya, mas…mungkin benar, Kayla terlalu kekanak-kanakan…terlalu cemburuan. Harusnya Kayla bisa percaya sama mas…mas sudah menghabiskan waktu dua tahun sebagai suami Kayla dan sudah memperlakukan Kayla dengan baik. Dan harusnya Kayla juga memikirkan bahwa ikatan kita bukan ikatan main-main…tapi pernikahan yang merupakan janji atas nama Allah SWT. Seberani-beraninya mas…Kayla harusnya sadar kalo mas ga akan pernah berani membuat Allah SWT murka, karena telah mengingkari janji mas yang didasarkan atas nama-Nya. Tapi sungguh mas, Kayla benar-benar cemburu…Kayla tadi malam benar-benar marah, sedih dan juga kecewa sama mas…maukah mas berjanji ga akan mengulanginya lagi???” pintanya.

Duh, tatapan matanya itu tak mampu membuatku untuk tidak memeluknya. “InsyaAllah, sayang….tolong ingatkan mas ya…Mas juga minta maaf karena sudah membuat mutiara-mutiara yang sangat berharga itu harus berjatuhan…”

“Mutiara apa mas??” tanyanya sambil mengernyitkan dahi dan melepaskan pelukanku.

“Airmata mu Kayla, bidadariku…airmatamu ibarat mutiara yang sangat berharga…yang akan mas simpan sebaiknya-baiknya. Tapi tadi malam mas telah gagal menjaganya. Mutiara itu pun akhirnya berjatuhan….maafin mas mu ini ya kay….”

“Maafin Kayla juga ya, mas…” jawabnya tulus sembari kembali kepelukanku.

“Mas tahu ga kenapa Kayla betah sekali dipeluk sama mas???” tanyanya tiba-tiba.

“Hmmm…karena Kayla selalu kangen sama mas…makanya minta dipeluk terus...iya kan??”berharap jawabanku ini benar. Aku tersenyum membayangkan ekspresinya jika aku berhasil menebak apa yang ada di pikirannya.

“Ihh….GR banget sich…mas….salah tau…”jawabnya dengan sikap manjanya yang telah kembali. 'Sungguh menggemaskan bidadariku ini…', batinku.

“Trus kenapa dunk???” tanyaku. Kali ini aku benar-benar penasaran.

Kayla melepaskan pelukanku, menatap mataku dan tersenyum malu.

“Kok malah senyum-senyum??? Mas masih nunggu jawabannya ini…”

“Ga jadi ahh….ntar dibilang Kayla mau merayu mas lagi….”

“Ehhh….kok gitu…ga boleh…tuh kan sukanya menggantung gitu…paling bisa aja bikin mas penasaran…ayo…jadi apa jawabannya?? Kalo ga nanti mas gelitikin lho…mau digelitikin??heh?”

Kembali menatap matanya yang bercahaya itu berharap menemukan jawabannya terlebih dahulu. Tapi tetap tidak kudapati di sana.
“Jadi????” tanyaku lagi… Duh…istriku ini memang paling pintar membuatku penasaran.

“Masa mas ga tahu sich jawabannya?? Ehmmm…..Karena memang di sanalah, di dalam pelukan mas, di dada mas lah Kayla seharusnya berada…kan Kayla tulung rusuk mas…”jawabnya malu-malu.

Sungguh tak ada kata yang bisa kuucap untuk memberi komentar atas jawabannya. Harusnya aku tahu kalo memang itulah jawaban yang akan diucapkannya.

Duh, istriku….aku sangat mencintaimu…mencintaimu karena Allah SWT telah memilihmu untuk menjadi tulang rusukku…menjadikanmu sebagai teman penggenap separuh dienku…juga penguat keimananku...Subhanallah…terimakasih ya Rabb…….

Seandainya aku tidak mengenal situs jejaring sosial itu, peristiwa malam itu tidak akan terjadi, Kayla pasti juga tidak akan menangis dan bunga-bunga cinta di pagi hari itu juga tidak akan ada. Seperti halnya saat mendung tidak menurunkan hujannya maka saat mentari kembali bersinar tidak akan ada keindahan pelangi.

Itulah hidup, pasti akan ada pasang dan surutnya…akan ada angin dan badai yang menguji nahkoda untuk mempertahankan agar kapalnya tidak karam. Dan setiap hubungan juga akan diuji. Subhanallah…segala puji bagimu ya Rabb… syukurku pada-Mu ya Rabb…atas kemudahan yang Engkau berikan…atas cinta yang Engkau semikan kembali hingga hari ini cinta kami semakin berbunga.(Lina DA)

Bidadari Surga


(sumber : blog.muxlim.com)

Keindahan surga tergambar pada QS Ali’Imran 14 :
“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini(syahwat) dari wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak darijenis emas, perak, kuda pilihan, ternak dan sawah ladang. Itulahkesenangan hidup di dunia. Dan, Allah, disisi-Nyalah sebaik-baik tempatkembali”.

Wanita-wanita surga disebut sebagai bidadari. Yang terbagi menjadi dua yaitu bidadari yang Allah SWT ciptakan langsung sebagai bidadari (sudah ditempatkan di surga) dan wanita-wanita mukmin yang ada di bumi (yang kelak bila masuk surga menjadi bidadari).
Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menulis, bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta, dan umurnya sebaya. Dalam surat Ar-Rahman 16, Allah berfirman :
“Di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya. Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka. Tidak pula oleh jin”.Lalu, siapakah orang yang akan sangat beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela Agama Allah.

Ali’Imran 15 : ”
Katakanlah hai Muhammad : ‘Inginkah aku kabarkan kepada kalian apayang lebih baik daripada yang demikian itu? Untuk orang-orang bertaqwadisisinya Rabbnya ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,mereka kekal didalamnya. Dan istri-istri yang suci serta keridhaanAllah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya’.

Dalam QS. Ad-Dukhan 51-54 :
“Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal (duduk) berhadap-hadapan.
Demikianlah dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari-bidadari bermata jeli”.Seiring dengan datangnya Islam ke bumi sebagai rahmatan lil’alamiin, turun juga bidadari-bidadari, dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dan menyejukkan bila dipandang mata serta menentramkan hati setiap pemiliknya.
Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya.Allah telah menetapkan beberapa wanita mulia sebagai penghuni surga & penghulu (pemimpin) para bidadari.

Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah kami, ibu kami, kakak dan adik kami serta perempuan-perempuan di sekeliling kami menjadi bidadari di dunia dan akhirat.
Amin Ya`Robbal Allamin.