Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Selasa, 20 Juli 2010

Syair Cinta Rumi

Yang pernah menyaksikan Film "Ketika CInta Bertasbih" yang diangkat dari Novelis Terkemuka di indonesia Habiburrahman El Shirazy, tentulah tidak asing dengan syair-syair cinta karya Jalaluddin Rumi berikut ini:


Cinta mengubah kepahitan menjadi manis

tanah dan tembaga menjadi emas

yang keruh menjadi jernih

si pesakitan menjadi sembuh

penjara menjadi taman

derita menjadi nikmat

kekerasan menjadi kasih sayang


Cintalah yang telah melunakkan besi

mencairkan batu

membangkitkan yang mati

meniupkan kehidupan pada jasad tak bernyawa

mengangkat hamba menjadi sang majikan


Cinta bagaikan sayap

dengannya manusia terbang di angkasa

menggerakkan ikan menuju jala sang nelayan

menghantar si kaya meraih bintang di langit ketujuh

Cinta berjalan di gunung

maka gunungpun bergoyang menari


Cinta itu kekayaan sejati

takkan bersatu dengannya

singgasana raja dan sultan

siapa yang telah mencicipi

takkan ada lagi anggur yang melebihi

Cinta adalah raja diraja

kekuasaan rajapun bersujud di hadapannya

sultan dan khalifah menjadi budaknya


Cinta bagaikan penyakit tanpa obat

setiap penderita meminta ditambahkan penderitaannya

dengan suka cita mereka berharap

kepedihan dan derita dilipatgandakan

Takkan ada minuman di dunia

yang manisnya melebihi racun ini

Takkan ada lagi kesehatan di dunia

yang lebih baik dari penyakit ini


Cinta memanglah penyakit

tetapi, penyakit yang menyembuhkan semua penyakit

siapa saja yang pernah mengidapnya

takkan pernah lagi menderita penyakit lain


Cinta adalah warisan Sang Adam

sedangkan kecerdikan itu barang dagangan syetan

tempat si cerdik dan bijaksana bersandar pada jiwa dan akalnya

Cinta berarti penyerahan dri

karena akal bagaikan seorang perenang

yang terkadang sampai ke tepian

sering juga tenggelam di tengah jalan

Tak sebanding dengan Cinta ini

ibarat bahtera Nuh yang terselamatkan


Tidak setiap kita berhak dicintai

karena syarat dicintai adalah akhlak dan keutamaan

namun ambil bagianmu sebagai pecinta dan nikmatillah

Jika dirimu tidak menjadi yang dicintai

maka jadilah yang mencintai



Memanglah aku tidak bisa merangkai kata seindah Jalaluddin Rumi, yang mampu mengungkap cinta dengan segala keindahan, derita dan berujung pada sebuah pengorbanan...

Cinta yang hakiki benarlah adanya merupakan penyerahan diri, menyerahkan diri sepenuhnya kepada yang dicintanya...

Cinta yang sebenar-benarnya adalah ketika dalam kemarahan pun tetap memikirkan yang dicinta...dan tetap mengalirlah kasih sayang kepada yang dicinta...

Cinta yang sesungguhnya adalah ketika cinta itu hanya untuk-Nya.......


(Syair Jalaluddin Rumi diperoleh dari http://ruangkuruangmu.mywapblog.com/post/11.xhtml)

Senin, 19 Juli 2010

Diriku, Hatiku dan Hidupku

Aku tidak pernah memilihmu untukku....
Tapi Allah SWT yang telah memilihmu untukku...

Aku tidak pernah berharap mencintaimu...
Tapi Allah SWT yang telah menundukkan hatiku untuk memberikan cinta ini padamu...

Aku tidak pernah bermimpi untuk mendampingimu...
Tapi Allah SWT yang telah menentukan jalan hidupku untuk mendampingimu...

Aku juga tidak pernah berharap menanggung rasa ini atas cintaku padamu...
Tapi Allah SWT yang telah memberikan rasa ini dan harus kutanggung atasmu...

Itulah aku adanya...
Tidak pernah kuasa untuk mengatur hatiku sendiri...
Karena Sang Pemilikku yang telah menentukan harus bagaimana, memberikan rasa kepada siapa, menanggung rasa yang bagaimana, aku harus berada di samping siapa dan untuk apa...

Aku yang engkau lihat hanyalah raga, sedang hatiku adalah milik dan kuasa-Nya...
Sungguh bahagianya seorang Rabiah Al Adawiyah...
Yang mampu meneguk manisnya cinta kepada-Nya...
Yang memberikan seluruh hidupnya untuk mencintai-Nya...
Dan menghabiskan malamnya dengan berjumpa kekasih sejati, Sang Maha Pencinta...
Yang hanya menjalankan hidupnya untuk menjalankan kewajiban sebagai istri kepada suaminya, kewajiban sebagai ibu kepada anak-anaknya, dan kewajiban seorang muslim kepada saudara dan tetangganya...
Selebihnya waktu yang ia miliki adalah waktu untuk bermunajat kepada-Nya...

Bahkan di dalam munajatnya ia senantiasa berdo'a :
“Ya Tuhanku!Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu supaya tiada suatupun yang dapat memalingkan aku daripada-Mu.”

“Wahai Tuhanku!Apakah Engkau akan membakar dengan api, hati yang mencintai-Mu dan lisan yang menyebut- Mu dan hamba yang takut kepada-Mu?”

“Jika aku menyembah-Mu karena takut daripada api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap syurga-Mu maka jauhkan aku dari syurgaMu! Tetapi jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, ijinkanlah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”

Subhanallah... ketika kembali membaca betapa besar kecintaan Rabiah Al Adawiyah.... seringkali merasa malu kepada Allah SWT... banyaknya kita menyembah-Nya karena takut akan Neraka dan berharap kepada Surga-Nya...

Dan seringkali kecintaan kita kepada dunia dan segala isinya melebihi kecintaan kepada-Nya...

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keampunan-Mu bukan azab-Mu, masuk ke dalam surga-Mu tanpa hisab, melihat wajah-Mu tanpa hijab, jagalah kami dengan karunia-Mu dari kejahatan orang-orang yang hasad ketika duduk, berdiri dan dalam kondisi tidur, peliharalah kami dari sifat dengki ya Arhamar Rahimin.... Amin...

(dalam dekapan lembut alam, nuansa mendung di langit Batam, 19 Juli 2010)

Minggu, 18 Juli 2010

Aku Hanya Seorang Hamba-Mu, Ya Rabb...


Allahu Rabbi,,,, inginku untuk meneladani ummat-ummat terdahulu...
Para hamba yang menunduk taat kepada-Mu...

Kemudian ku sadari ya, Allah...
Aku tidaklah setegar Asiyah binti Muzahim, yang menyembunyikan keimanannya kepada-Mu dari seorang manusia yaitu suaminya yang menuhankan dirinya, Fir'aun...

Aku juga tidaklah sekuat dan seberani Masyitoh yang tetap mengagungkan-Mu meski suami dan anak-anaknya satu persatu mati di hadapannya atas kekejaman Fir'aun dan makamnya menebarkan aroma keharuman dalam surga-Mu....

Aku juga tidaklah setegar Siti Hajar yang rela ditinggalkan Nabi Ibrahim as di padang pasir seorang diri tanpa bekal yang cukup dengan menggendong bayi Ismail as yang masih merah... Kesabarannya mencari sumber mata air untuk menyelamatkan hidup putranya, seorang diri berlari antara bukit Safa dan Marwah... hingga Engkau menolongnya dengan air zam-zam....

Aku juga tidaklah sesuci Maryam yang menyerahkan hidupnya untuk mengabdi kepada-Mu di Baitul Maqdis... Yang tak tersentuh oleh lelaki manapun dari makhluk-Mu, namun dengan kehendak-Mu dari rahimnya lahir salah satu nabi yang menyampaikan wahyu-Mu....

Aku juga tidaklah sesholehah Siti Khadijah yang sangat mencintai-Mu dan kekasih-Mu, Muhammad SAW, yang menyerahkan seluruh hartanya untuk menyiarkan Islam dan senantiasa menghibur kekasih-Mu dikala gundah...

Aku juga tidaklah secerdas 'Aisyah ra yang mendampingi Rasullullah SAW dalam menyiarkan Islam dan senantiasa menjadi kawan dalam segala rasa...

Pun aku juga tidak sezuhud Siti Fatimah Az Zahra ra yang amat patuh dan taat kepada ayahandanya... hidup sederhana tanpa gemerlap harta dunia hingga wajarlah Engkau jadikan ia penghulu surga...


Allahu Rabbi, diriku hanyalah salah satu hamba-Mu yang menunduk lemah lagi hina.... menghampiri-Mu dengan segala dosa, salah dan khilaf.... yang terkadang masih saja kurang bersyukur kepada-Mu atas segala kenikmatan yang Kau beri tanpa terhitung lagi jumlahnya... yang juga masih kurang bersabar menghadapi sedikit ujian-Mu yang tidaklah seberat ujian ummat terdahulu...

Allahu Rabbi, sejujurnya aku malu... masih sering meratap dan mengadu kepada-Mu atas segala urusan duniaku... dan hanya sedikit lisanku meminta kepada-Mu untuk akhiratku...

Allahu Rabbi, dan aku pun malu karena kusadari kecintaanku kepada-Mu seringkali masih tidak lebih tinggi dari segala kecintaan duniawi...

Allahu Rabbi, aku sangat malu ketika kembali kepada-Mu dengan segala masalah duniaku dan segala keluh kesahku pada-Mu.... tapi, aku tidaklah memiliki tempat terbaik untuk bergantung, memohon dan meminta pertolongan selain kepada-Mu... hanya Engkaulah yang selalu setia mendengarkan segala keluh kesahku, membiarkan aku menumpahkan semua air mataku, dan mengadu kepada-Mu sejadi-jadinya... hanya Engkaulah yang tak pernah bosan mendengar pintaku yang itu-itu saja... hanya Engkaulah yang memberikan segala yang terbaik untukku... menghiburku dengan segala kenikmatan dari sisi-Mu... menyapu air mataku dengan janji surga-Mu jika aku mau bersabar sejenak....

Allahu Rabbi, betapa malunya aku, bahwa selama ini aku hanya merapat kepada-Mu dikala aku sedang sedih atau kenyataan tak sesuai harapanku... lalu kemana aku ketika Engkau menghujani diriku dengan segala kenikmatan-Mu??? Kemanakah rasa syukurku kepada-Mu??? Itulah yang selalu membuatku semakin malu untuk berjumpa dengan-Mu...

Allahu Rabbi, mungkin aku selalu ingat dalam sedihku... tapi ternyata aku tak ingat ketika suka dan bahagia menghampiriku... kusadari, diriku masih sangat jauh untuk bisa meneladani ummat terdahulu... dan mampukah aku untuk menjadi ahli surga-Mu?? Bimbinglah aku ya, Allah...

“Wahai Tuhan kami! Curahkanlah kesabaran atas kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. al-A’raf: 126)

“Wahai Tuhan kami! Anugrahkanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan datangkanlah jalan keselamatan bagi kami.” (QS. al-Kahfi: 10)

“Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman, dan janganlah Kau tanamkan di dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr: 10)

“Wahai Tuhan kami! Sempurnakanlah cahaya kami dan ampunilah kami, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. at-Tahrim: 8)

“Wahai Tuhan kami! Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari api neraka.” (QS. al-Baqarah: 201)

“Wahai Tuhan kami! Janganlah Kau azab kami jika kami lupa atau bersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Kau timpakan atas kami beban yang pernah Kau bebankan atas orang-orang sebelum kami dan janganlah Kau bebankan atas kami apa yang kami tidak mampu untuk [memikul]nya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Tuhan kami. Maka, tolonglah kami [melawan] orang-orang kafir.” (QS. al-Baqarah: 286)

“Wahai Tuhan kami! Janganlah Kau sesatkan hati kami setelah Engkau memberikan hidayah kepada kami dan anugrahkanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugrah.” (QS. Ali ‘Imran: 8)

“Wahai Tuhan kami! Ampunilah dosa-dosa dan keberlebihan kami dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami [melawan] orang-orang kafir.” (QS. Ali ‘Imran: 147)

Kabulkanlah Ya, Allah... amin...amin...amin ya Rabbal alamin...

(Dalam sendunya hari minggu, mendung masih menggantung di wajah langit Batam....hmmm... menunggu hujan mengguyur dan mendatangkan rizqi yang bertebaran dari-Nya.... 18 Juli 2010)

Jumat, 16 Juli 2010

Bicara Pada Langit....... (2)

Langit....
Kenapa mendung masih menggelayut sendu di wajahmu??
Apakah engkau juga sepertiku?? Sedang merasa gundah dan tak tentu???

Langit...
Tahukah kamu, padahal aku menantimu, datang kepadaku dan merengkuhku untuk membagi sedikit kekuatan dan semangat kepadaku...
Hmmm.... atau kah hari ini engkau memintaku menghiburmu??

Langit....
Apa yang bisa kulakukan untuk menghiburmu?? Pelangi,, aku pun tak mampu menghadirkannya untuk membuatmu tampak cantik dan tersenyum....
Bintang dengan kedipan manjanya pun, aku tak mampu merayunya untuk menghiasi kelamnya wajahmu... (selain karena ini masih siang tentunya... :) )

Langit...
Beritahukan kepadaku, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu tersenyum?? Tahukah engkau bahwa untuk menghiburmu, aku rela melupakan penat dan kegundahanku??
Karena senyummu akan membuatku tersenyum juga... :)

Langit...
Engkau adalah teman yang tak pernah bosan menemaniku...
Dalam bahagia atau pun duka ku...
Dalam tawa atau pun tangisku...
Dalam senyum manis atau senyum getirku menahan perih...

Ijinkanku untuk menemanimu juga seperti yang selalu engkau lakukan untukku...

Langit...
Aku rindu senyum ceriamu... siang yang benderang dengan sinar mentari dan juga malam yang penuh dengan indahnya kedipan sang bintang...

Aku selalu menghibur diriku dengan do'aku pada-Nya... kuyakin engkau pun tak pernah berhenti bertasbih pada-Nya... :)


(Masih dalam dekapan mendung di langit Batam, 16 Juli 2010)

Kamis, 15 Juli 2010

Bicara Pada Langit.......

Hmmm.....
Menatap langit Batam di sore hari, seperti hari-hari terakhir ini, mendung perlahan menutup indahnya warna biru di langit yang cerah...
Sebenarnya ada apa denganmu, langit??? Apakah engkau sedang berduka?? Tapi sungguh, aku bangga padamu, karena engkau masih mampu menahan air matamu.... :)

Langit, apakah engkau juga sepertiku?? Yang ketika merasa lelah, penat, sedih, kecewa, sakit dan terluka, maka air mata adalah penawarnya??? Apakah ketika engkau meneteskan air mata yang tak lain adalah air kehidupan, engkau juga berusaha menawarkan rasa yang bergejolak dalam dirimu, seperti halnya diriku??

Hmmm..... Langit, apakah engkau tahu bahwa ketika engkau meneteskan air matamu, itu membuat hatiku tersentuh, dan merasa tidak kuasa untuk tidak ikut menangis bersamamu??

Langit, sesungguhnya mendung dan air matamu sangat menyentuhku... Terkadang, memang berhasil membuatku ikut menangis bersamamu, tapi terkadang mampu memberiku inspirasi untuk merangkai kata menjadi sebuah untaian bait-bait indahnya, dan terkadang sanggup membuatku menjadi sosok yang melankolis... Aku tahu, engkau pasti sedang tersenyum mendengar semua perkataanku,,,, Tapi kenapa senyum tipismu itu tak mampu menghilangkan mendung kelabu dari wajahnmu??

Langit, sebenarnya terkadang dengan menatap keindahanmu di siang dan malam hari, dengan pernak-pernik yang berbeda, aku merasa sedikit terhibur dari segala rasa yang menyesakkan dadaku.... Terlebih saat bintang yang menghiasi indahnya malammu seakan berkedip manja kepadaku, sungguh mampu membuatku tersenyum dan tersipu...

Langit, aku menunggumu untuk tersenyum kembali kepadaku,,,, Lewat cerah wajahmu di siang hari atau pun kedipan manja bintang penghiasmu di kala malam....

Langit, selain Allah SWT dan para malaikat-Nya, engkau pun salah satu yang setia menemaniku dalam segala rasa di sepanjang hidupku, memelukku tenang dalam kegundahan dan kedukaanku...

Jadi, bolehkah aku memintamu?? Tersenyumlah untukku sekarang....hmmm....atau jika tidak bersedia, tersenyumlah esok hari ketika aku membuka mata menyambut datangnya hari....agar aku lebih bersemangat menjalani hari, menjalankan titah-Nya sebagai insan di bumi, dan tentunya......aku ingin merasa lebih cantik lagi di esok hari... :)

Allahu Rabbi, melalui indahnya langit-Mu...rengkuhlah aku dalam dekapan kasih sayang-Mu....


(dalam dekapan kasih sayang Allah SWT meski mendung terus manggantung di langit Batam,,, 15 Juli 2010)



Senin, 12 Juli 2010

Istri Idaman Suami


Istri cantik, bukanlah satu-satunya kriteria bagi seorang mu'min yang memiliki cita-cita untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

keshalihan sang istri merupakan kriteria utama dan didambakan seorang lelaki di antara sekian banyak kriteria yang diinginkannya.

Apalah arti istri yang cantik, jika ia tidak taat kepada sang suami, suka membuatnya jengkel dan sakit hati, tidak menyenangkan ketika berada di dekatnya, tidak amanah, dan lain sebagainya.

Tentunya keadaan seperti ini dapat membuat sang suami merasa tak aman dan nyaman berlama-lama di dalam rumah, bahkan boleh jadi rumah baginya laksana neraka.

Beginilah konsekuensi yang akan ditanggung oleh seorang lelaki, tatkala ia memutuskan kecantikanlah sebagai kriteria utama dan segalanya dalam memilih partner hidupnya, meskipun ia tidak memiliki keshalihan.

Seorang istri demikianlah yang memiliki potensi besar untuk tidak patuh kepada seorang suami, menyeleweng, dan cenderung mengabaikan hak-haknya. Padahal hak seorang suami atas seorang istri merupakan seagung-agungnya hak setelah hak Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Kalau seandainya aku boleh menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya." (HR. at-Tirmidzi. Dan ia berkata, "Hasan Shahih.").

Maka perlu bagi seorang wanita, baik yang sudah menjadi seorang istri, maupun yang akan menjadi seorang istri, untuk berusaha mencari tahu kiat-kiat khusus yang harus dilaksanakan agar ia menjadi dambaan dan pujaan para suami.

Mudah-mudahan beberapa pesan dan nasehat di bawah ini bisa menjadi kiat-kiat yang berharga bagi para wanita untuk mewujudkan impiannya, menjadi idola dan idaman sang suami, serta untuk menggapai kebahagian yang hakiki dalam mengarungi lautan kehidupan rumah tangga yang penuh dengan liku-liku ini bersama suami tercinta.

Kiat-kiat tersebut di antaranya adalah:

• Hendaklah seorang istri merasa cukup dan ridha dengan pemberian yang sedikit dari sang suami. Tidak banyak menuntutnya, sehingga membuatnya kecewa dan dapat menjerumuskannya untuk mencari nafkah dengan jalan dan cara yang haram. Sungguh para wanita generasi Salafush-Shalih, apabila suaminya hendak berangkat dari rumahnya untuk mencari nafkah, ia berkata kepadanya, "Jauhkanlah (wahai suamiku) mencari nafkah yang haram. Sesung-guhnya kami mampu bersabar menahan lapar, akan tetapi kami tidak mampu bersabar menahan panasnya api neraka!"

• Hendaklah seorang istri menjauhkan diri dari berbuat durhaka kepada suaminya, meninggikan suara ketika berbicara kepadanya, dan selalu mengeluhkan tentang suaminya kepada keluarganya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada seorang wanita, "Bagaimana sikapmu terhadap suamimu?! Sesungguhnya ia adalah surga dan nerakamu!" (HR. an-Nasa'i dan Ahmad).

• Hendaklah seorang istri tidak meminta kepada suaminya seorang pembantu wanita yang masih muda, karena hal itu dapat menjadi sebab sang suami menceraikannya. Dan karena seorang pembantu wanita muda lebih berpotensi mengundang fitnah dalam rumah tangga. Khususnya fitnah bagi sang suami. Tidak sedikit kasus-kasus perselingkuhan terjadi di dalam rumah tangga antara seorang suami dengan seorang pembantu wanita muda, karena seringnya komunikasi, saling memandang dan berdua-duaan, tatkala sang istri tak ada di rumah, dan lain sebagainya. Kemudian terjadilah perselisihan dan percekcokan antara suami dan istri yang berakhir pada perceraian.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalanku ini bagi para lelaki yang lebih berbahaya, selain para wanita." (Muttafaq 'alaih).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang lelaki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita melainkan ada mahram bersamanya, lalu seorang lelaki berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, istriku hendak keluar menunaikan haji, sedangkan namaku telah terdaftar untuk mengikuti perang ini dan itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Pulanglah kamu! Dan berhajilah bersama istrimu!". (Muttafaq 'alaih).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat (berdua-duan) dengan seorang wanita yang tidak ada mahram bersamanya, maka sungguh ketiganya adalah syetan." (HR. Ahmad, dengan sanad yang shahih)

• Hendaklah seorang istri mengetahui bahwa hak suami harus lebih diutamakan dari semua hak kerabat/ keluarganya. Jika mendapatkan hak-hak yang saling bertabrakan, maka ia harus tetap mengutamakan hak suami, dan hendaklah ia mengabaikan yang lainnya.

• Hendaklah seorang istri menjaga harta suaminya, tidak menggunakannya tanpa sepengetahuannya. Jika ia bersedekah dari hartanya dengan idzinnya, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala suaminya. Jika ia bersedekah tanpa ridhanya, maka suaminya mendapatkan pahala, sedangkan ia mendapatkan dosa.

• Hendaklah seorang istri menghindar dari pergaulan dengan para tetangga yang tidak baik, teman-teman yang buruk perangainya, yang dapat mempe-ngaruhinya sehingga ia bersikap buruk terhadap suaminya, dan dapat menjadi sebab terjadinya perselihan antara ia dengannya, serta dapat merendahkan martabat dan harga diri suami di hadapannya.

• Hendaklah seorang istri bersikap sabar atas perlakuan suaminya yang kurang baik. Hendaklah ia bijaksana dalam menyikapinya tatkala sedang emosi, niscaya suaminya akan memujinya pada waktu ia senang. Dan hendaklah ia juga mengetahui, bahwa problematika dalam rumah tangga tidak akan menjadi besar kecuali jika hal itu disikapi dengan keras kepala dan kesombongan. Maka janganlah ia menghancurkan rumah tangganya dengan sikap keras kepala dan kesombongan.

• Hendaklah seorang istri memenuhi panggilan suaminya dalam situasi dan kondisi apa pun.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu ia enggan, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi." (Muttafaq 'alaih)

• Hendaklah seorang istri tidak menyebutkan atau menceritakan 'sifat'/keistimewaan wanita lain kepada suaminya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang hal tersebut.

Sebagaimana sabda shallallahu ‘alaihi wasallam beliau, "Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, kemudian ia menceritakan wanita tersebut kepada suaminya, seakan-akan suaminya melihatnya (wanita tersebut)."(Muttafaq 'alaih).

• Hendaklah seorang istri mampu menjadi pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, dengan menyuruh mereka berbuat baik, dan melarang mereka dari perbuatan yang mungkar (tidak baik). Serta tidak meridhai jika ada sesuatu yang mungkar di rumahnya. Dan hendaklah ia mengerti bahwasanya tidak ada ketaatan kepada satu makhlukpun dalam maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "…Dan seorang wanita (Ibu) adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan mem pertanggungjawabkan atas kepemimpinannya,…”(HR. al-Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Apabila salah seorang di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, dan apabila ia tidak mampu, maka hendaklah ia mencegahnya dengan lisannya, dan apabila tidak mampu juga, maka hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim, Abu Daud, an-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).



Wallahu a'alam.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Sumber: www.alsofwah.or.id
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

Untuk Para Suami dan Calon Suami ( 17 Kiat Membahagiakan Istri )


Apa sajakah yang harus dilakukan Anda sebagai seorang suami kepada istri Anda agar dia berbahagia?

1. Perjumpaan yang manis
Setelah pulang dari bekerja, kuliah atau perjalanan jauh ataupun kegiatan lainnya yang telah memisahkan kalian, lakukan tips berikut ini:
Mulailah dengan salam/sapaan yang baik. Dimulai dari "Assalamu'alaikum" sambil menyunggingkan senyum, dan ikhlaskan hati Anda dan berdoalah kepada Allah untuk istri Anda tersayang. Salam dan senyum adalah sunnah, sedang mendoakan istri adalah kewajiban Anda.
Jabat tangannya kalau perlu cium juga pipinya dan tunda dulu niat Anda untuk menyampaikan berita yang sekiranya tidak akan mengenakkan hatinya.

2. Ucapkan perkataan yang baik
Dalam bertutur kata dengan istri Anda, pilih kata-kata yang berdampak positif dan hindari yang berakibat negatif. Agar istri Anda mengerti apa yang Anda katakan, ucapkan setiap perkataan dengan jelas dan ulangi kata-kata Anda bila perlu.
Berilah perhatian ketika Anda mendengarkan ucapan atau ceritanya. Hal ini akan membuatnya merasa dihargai, sebagaimana Anda juga merasa dihargai, apabila perkataaan Anda didengarkan dengan baik. Panggillah dia dengan panggilan mesra yang disukainya, misalnya "sweet heart, honey, sayang, Sholihah dan panggilan mesra lainnya. Kebiasaan ini akan menambah kemesraan hubungan kalian.

3. Bersahabat dan santai
Jangan terlalu sibuk dengan urusan Anda sendiri, sediakan waktu untuk bercengkrama bersamanya. Sampaikan padanya kabar-kabar yang menyenangkan dan selalu ingatkan dia tentang kenangan indah bersamanya. Dalam hal ini jangan terlalu serius, karena akan membuat kaku suasana. Santailah sedikit, jangan perlakukan istri Anda seperti teman sejawat atau bawahan Anda di tempat kerja.

4. Permainan dan Selingan
Agar kehidupan rumah tangga Anda tidak terlalu monoton, selingi aktifitas Anda berdua dengan senda gurau dan pupuk selera humor Anda. Lakukan permainan dan perlombaan olahraga atau selainnya, ajak dia menonton pertunjukan atau hiburan yang halal dan jauhilah hal-hal yang haram dari pilihan hiburan Anda.

5. Membantunya dalam tugas kerumahtanggaan
Lakukan apa saja yang Anda bisa atau Anda sukai guna menolongnya melakukan tugas rumah tangga, terutama kalau dia sakit atau lelah. Hal yang juga penting adalah membuatnya merasa dihargai, karena Anda tak pernah lupa memberi penghargaan atas kerja kerasnya di dalam menyelesaikan tugas rumah tangga.

6. Musyawarah
Biasakan bermusyawarah khususnya dalam memecahkan persoalan keluarga. Buat dia merasa, bahwa pendapatnya adalah amat penting bagi Anda. Oleh karena itu Anda harus mempelajari dan mendengarkan pendapatnya dengan seksama dan Anda harus rela meninggalkan pendapat Anda, serta mengikuti pendapatnya, bila pendapatnya itu benar dan lebih baik.
Berterima kasihlah kepadanya karena telah membantu Anda dengan pendapat yang dikemukakannya.

7. Ziarahi sesama Muslim
Pilih kerabat dan orang terdekat yang shalih untuk dikunjungi dengan tujuan membina hubungan baik dengannya. Banyak dampak positif dari mengunjungi kerabat dan orang-orang terdekat yang shalih (jangan sia-siakan waktu dalam kunjungan tersebut, gunakan kesempatan bertemu dengan mereka sebaik-baiknya)
Jangan lupa tekankan keharusan mempraktekkan Akhlak Islami di dalam kunjungan Anda.
Guna menjaga hubungan Anda berdua, jangan memaksanya mengunjungi seseorang atau keluarga yang membuatnya tidak nyaman dengan kunjungan itu.

8. Apa yang harus dikerjakan sebelum dan ketika melakukan perjalanan jauh
Dalam menjalankan tugas Anda sebagai suami atau sebagai bagian dari kewajiaban profesi Anda di kantor/ di tempat kerja, kadangkala Anda harus melakukan perjalanan jauh, meninggalkan anak dan istri Anda.
Sebelum melakukan perjalanan jauh hendaknya Anda memperhatikan hal-hal
berikut:

- Ucapkan selamat tinggal yang mesra kepada anggota keluarga yang Anda tinggalkan, terutama istri Anda dan ucapkan nasihat-nasihat yang baik sebelum berangkat.
- Bacalah do'a safar.
- Mintalah istri Anda agar selalu mendoakan Anda ketika Anda tidak bersamanya.
- Tinggalkan untuk istri dan anak Anda uang dan kebutuhan keluarga yang cukup
- Pulang sesegera mungkin
- Bawalah oleh-oleh untuknya dan untuk anak-anak kesayangan Anda.
- Hindari pulang di waktu yang tidak diharapkan (ketika dia sedang nyenyak tidur) atau di waktu tengah malam.
- Bawalah istri Anda serta apabila mungkin.



9. Nafkah dalam bidang keuangan
Sebagai suami hendaknya Anda bijaksana di dalam membelanjakan uang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Anda tidak boleh pelit terhadap istri dengan uang Anda dan juga sebaliknya janganlah boros.
Anda akan mendapatkan pahala atas nafkah yang Anda berikan kepada keluarga yang menjadi tanggungan Anda, walaupun hanya sekadar sekerat roti yang diberikan kepada istri hasil dari keringat Anda sendiri (al-hadist).
Dalam rangka menjaga perasaan istri Anda, adalah sangat dianjurkan agar Anda memberinya uang sebelum dia memintanya.

10. Berbau harum dan berdandan
Ikuti sunnah mencukur rambut yang tumbuh di bagian sekitar kemaluan dan ketiak. Selain itu Anda juga diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapihan terutama bila Anda berduaan dengannya, Jangan sungkan-sungkan mengoleskan parfum ke tubuhnya ketika Anda hanya berduaan dengannya dan ketika dia tidak ingin ke luar rumah.

11. Hubungan seksual
Adalah kewajiban Anda untuk rutin membiasakannya bila Anda tidak berhalangan melakukannya (misalnya sakit dan lain-lain). Jangan lupa memulainya dengan "bismillah" dan ucapkan doa "allahumma janibnassyaithon…". Masukkanlah kemaluan Anda di tempat yang selayaknya (jangan di anus) jangan lupa awali dulu dengan "pemanasan" dan sertakan kata-kata mesra. Lanjutkanlah sampai Anda memuaskan keinginan seksualnya (sampai istri Anda orgasme). Hendaknya Anda melakukannya dengan rileks tanpa beban dan perasaan sekadar menunaikan kewajiban dan sertailah cumbu rayu Anda dengan canda.
Kemudian perhatikan hal-hal penting berikut ini:
Jangan "mencampurinya" ketika datang bulan, karena perbuatan tersebutharam hukumnya.
Lakukan apapun yang Anda bisa, tapi jangan merusak suasana dengan menyentuh "rasa malunya dan bayangannya tentang keindahan hubungan suami isteri". Misalnya: hendaknya Anda berdua saling membukakan pakaian pasangan anda, tentu saja dibarengi canda dan rayuan. Hindari posisi yang membahayakannya, seperti menekan dadanya dan posisi yang bisa menyumbat pernapasannya, terutama kalau Anda mempunyai badan yang berat.
Cari waktu yang cocok dan pertimbangkan segala sesuatunya karena kadangkala istri Anda sakit atau tidak fit karena letih.

12. Menjaga "Dapur Keluarga"
Setiap orang punya privasi yang tak boleh dilanggar. Rumah Tangga pun begitu juga, setiap anggotanya punya rahasia yang tidak pantas diketahui oleh orang lain. Oleh sebab itu, jangan sampai Anda mengungkapkan kepada orang lain informasi rahasia rumah tangga Anda, seperti rahasia ranjang, masalah pribadi istri Anda dan privasi lainnya.

13. Bantulah dia di dalam ketaatan kepada Allah
Salah satu tanggung jawab Anda sebagai seorang suami adalah Anda berkewajiban membantu istri di dalam ketaatan kepada Allah.
Biasakanlah melakukan hal-hal berikut :ini

- Bangunkan istri Anda di sepertiga malam terakhir dan ajak dia menegakkan shalat Qiyamullail
- Ajari dia apa yang Anda ketahui dari Al Quran dan tafsirnya.
- Ajari dia "Dzikr" (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah) di pagi dan petang.
- Anjurkan istri Anda untuk membelanjakan uangnya di jalan yang diridhoiNya.
- Bawa dia serta ketika mengerjakan haji dan umrah, kalau Anda mampu.



Dalam rangka untuk menjaga sillaturrahim dengan keluarga istri Anda dan persaudaraan Islam dengan kerabat dan teman-temannya lakukan hal-hal berikut ini:

- Ajak dia untuk mengunjungi keluarga dan kerabatnya, terutama orang tuanya.
- Undang mereka untuk mengunjungi istri Anda dan sambutlah dan hidangkan kepada mereka jamuan yang terbaik.
- Beri mereka hadiah di waktu yang spesial, seperti hari Raya dan lain-lain.
- Ulurkan tangan ketika mereka membutuhkan dengan memberikan bantuan baik berupa uang maupun bantuan lainnya.
- Jaga hubungan baik dengan keluarganya setelah Anda ditinggalkan oleh istri Anda apabila dia meninggal dunia mendahului Anda, Dalam hal ini Anda sebagai seorang suami sangat dianjurkan untuk mengikuti sunnah dengan selalu melanjutkan pemberian apapun yang biasa dilakukan oleh mendiang istri kepada siapapun yang biasa diberi ketika hidupnya, terutama dari kalangan teman-temannya dan keluarganya.



14. Pembelajaran Nilai-nilai Islam dan Pemberian Nasihat
Tanggung jawab Anda sebagai suami yang lainnya adalah Anda berkewajiban memberi pelajaran kepada istri Anda di dalam hal-hal yang mencakup Dasar-dasar Islam, Tugas dan kewajibannya sebagai seorang Istri, Membaca dan menulis bahasa Arab, serta Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan Wanita.
Anda juga harus mendorong dan mendukungnya untuk menghadiri majelis ta'lim, serta membelikannya buku-buku dan Majalah Islam, kaset-kaset, CD dan VCD yang memuat ceramah dan pelajaran Islam, guna melengkapi perpustakaan pribadi di rumah Anda. Ikuti terus perkembangannya dengan evaluasi yang rutin dan terus menerus, serta berilah nasihat dan spirit jika istri Anda mulai kendor semangat belajarnya.

15. Cemburu yang proporsional
Cemburu adalah fitrah. Bahkan seorang suami harus cemburu terhadap istrinya, tetapi jangan berlebihan (cemburu buta). Kadang hubungan suami istri jadi kurang enak, karena suami yang tidak punya rasa cemburu ataupun bahkan berlebihan mencemburui istrinya. Maka dari itu patuhi rambu-rambu "cemburu" berikut ini agar rumah tangga Anda langgeng.

- Yakinkan, bahwa dia telah menutupi tubuhnya dengan hijab yang sempurna sebelum meninggalkan rumah. Amat berbahaya apabila Anda sebagai suami tidak cemburu sama sekali manakala istri keluar rumah tapi auratnya terbuka alias tidak tertutup sesuai syariat.
- Batasi pergaulannya, jangan sampai bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahram. Pintu "cemburu buta yang berlebihan" adalah dibukanya kran pergaulan lelaki dan wanita yang bukan mahram, kecuali kalau Anda menganggap wajar bila istri Anda berbicara bebas dengan lelaki asing yang bukan mahramnya.
- Cegahlah perasaan cemburu buta, misalnya dengan menyimak setiap tutur katanya dan jangan sampai salah mengerti apa yang diucapkan sehingga melenceng jauh dari maksud istri Anda sebenarnya. Salah pengertian ini bisa membuat cemburu buta yang akibatnya mengganggu hubungan suami istri.
- Cegahlah istri Anda dari bepergian sendirian ke luar rumah untuk keperluan yang tidak penting.
- Cegahlah istri Anda mengangkat telepon ketika telepon berdering, manakala Anda atau anak laki-laki Anda bersamanya. Ajarilah dia menjawab seperlunya dengan intonasi yang wajar-wajar saja, bila terpaksa harus menjawab telepon dari lelaki yang bukan mahram.



16. Sabar dan Lemah lembut
Masalah rumah tangga adalah sesuatu yang lumrah dalam perkawinan. Yang salah adalah respon yang berlebihan dan membesar-besarkan masalah, hingga kadang ikatan pernikahan menjadi retak. Dalam menghadapi masalah, kadang suaami harus menunjukkan kemarahan kepada istri, misalnya apabila sang istri sudah keluar dari ketaatan dengan menunda-nunda sholat, membangkang, menonton film yangkepada Allah dilarang di Televisi atau bioskop dan lain-lain. Tetapi bila istri Anda menyesali perbuatannya dan menunjukkan i'tikad baiknya, maafkanlah kesalahannya. (baca poin 18)

Bagaimana cara terbaik untuk mengoreksi kekeliruannya?

Ikuti tips berikut ini:
Pertama,dengan menasihatinya secara bersendirian (jangan di depan anak-anak Anda atau orang lain, guna menjaga perasaannya) , baik secara tersirat maupun tersurat. Dan lakukanlah upaya ini berulang kali jangan hanya sekali saja.
Kedua, bila istri Anda belum jera juga, punggungi dia di tempat tidur (untuk menunjukkan perasaan Anda), Dengan catatan, Anda tak perlu pindah dari ranjang tempat Anda biasa tidur bersama ke ranjang lainnya, atau meninggalkan rumah Anda dan pindah ke rumah lainnya ataupun tidak bicara sama sekali dengan istri Anda. Tidak perlu demikian, cukup dengan membelakanginya di tempat tidur, istri Anda sudah merasa, bahwa dia sedang ditegur.
Solusi terakhir adalah "memukulnya dengan ringan" (hal ini diperbolehkan) . Dalam hal ini Anda harus memperhatikan hal berikut ini:
Adalah merupakan sunnah untuk menjauhi langkah menghukum istri dengan memukulnya, karena Nabi Muhammad tidak pernah memukul wanita (istri-istrinya) atau budak-budaknya.
Anda baru diperbolehkan melakukannya apabila istri Anda sudah keterlaluan dalam ketidak taatannya, misalnya sering menolak berhubungan seksual tanpa alasan yang diperbolehkan, sholat tidak pada waktunya secara terus menerus, meninggalkan rumah tanpa seijin Anda, atau menolak untuk mengatakan apa yang dialaminya ketika dia meninggalkan rumah dan lain-lain.
Langkah di atas tak boleh Anda lakukan, kecuali setelah memunggungi istri Anda di tempat tidur dan setelah membicarakan masalah ini dengannya sebagaimana Al Quran menuntun kita.
Anda tak boleh memukul istri Anda sampai melukainya atau memukul bagian badan yang sensistif, seperti wajah atau kepala.

17. Maafkan dia dan cela perbuatannya yang buruk dengan wajar
Jangan menjadi pendendam, setiap insan bisa berbuat salah, maafkan istri Anda bila ia melakukan kesalahan, tapi hukum dia dan celalah perbuatannya yang buruk, agar dia tidak mengulanginya lagi. Ini akan melanggengkan hubungan rumah tangga kalian berdua.

Dalam hal ini perhatikanlah kiat-kiat berikut ini:

Lihatlah kesalahannya yang fatal saja, jangan mengungkit-ungkit kesalahannya yang kecil. Maafkan kesalahannya, tetapi beritahu dia, bahwa perhitungannnya terutama hal-hal yang menyangkut kesalahannya kepada Allah,terserah Allah seperti menunda sholat dan lain-lain.

Ingat-ingatlah perbuatan baik istri Anda, di ketika dia melakukan kesalahan. Dan camkanlah, bahwa setiap manusia bisa berbuat salah, oleh karena itu carilah selalu alasan untuk memaafkannya, seperti misalnya, mungkin ia lelah, sedih atau sedang labil karena datang bulan, atau komitmennya kepada Islam sedang dalam pertumbuhan atau alasan-alasan masuk akal lainnya.

Jangan sekali-kali melontarkan celaan, karena masakannya yang kurang enak, sebagaimana Rasulullah tak pernah sekalipun mencela seorangpun dari istri-istri beliau karena masalah ini. Jika menyukai masakan yang dihidangkan sang istri, beliau memakannya dan jika tak berselera, beliau tak menyantapnya dan tak memberikan komentar sama sekali.

Sebelum Anda menyatakan bahwa istri Anda tercinta melakukan kesalahan, cobalah pendekatan lain yang tidak langsung yang mungkin akan lebih efektif daripada teguran langsung.

Hindari penggunaan sindiran dan kata-kata sarkasme yang mungkin dapat melukai perasaannya.
Bila musyawarah dan diskusi untuk membicarakan kesalahan istri Anda dianggap jadi solusi terbaik, cari waktu yang tepat dan tunggu sampai Anda bisa menjaga privasi dari keberadaan pihak ketiga yang tak berkepentingan.

Tunggulah sejenak dan bersabarlah sampai kemarahan Anda mereda. Ini sangat membantu dalam mengontrol ucapan Anda. Karena biasanya orang yang sedang marah, ucapannya jadi tak terkendali.

Akhirnya, rinci sudah penjelasan bagaimana cara membahagiakan istriAnda. Pesan kami, jangan cuma mendalami teori yang penting prakteknya!!

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Sumber : Milist Daarut Tauhid (Rediyan Setiawan)
Shared By Catatan Catatan Islami Pages (http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150203760465551)

Jumat, 09 Juli 2010

Kasih Sayang Allah SWT Tiada Batas...... (Kisah Kalajengking & Ular)


Ibnu Qudamah dalam salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, menuturkan sebuah kisah menarik tentang kasih sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah menyitir kesaksian orang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan.Orang itu bernama Yusuf bin Husain.

Dia menuturkan kisahnya: "Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul ke permukaan dan kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyeberangi sungai.
Dzun Nun Al Mishri berkata, "Ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!"
Maka kami lantas menyeberangi mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk. Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.
Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar biasa. Kalajengking itu tiba-tiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu sejadi-jadinya, hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.
Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak itu terjaga. Dzun Nun berkata, "Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus-Nya untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!"
Lalu Dzun Nun menasehatinya,"Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia sanggup terlelap meninggalkan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat."
Setelah itu, pemabuk itu berkata, "Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayang-Mu sekalipun terhadapku yang durhaka kepada-Mu. Jika demikian, bagaimana kasih sayang-Mu kepada orang yang taat kepada-Mu??"
Pemuda pemabuk itu lalu meniti jalan menuju Allah. Ia seringkali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang sia-sia. Ia terus meniti jalan Allah yang lurus, jalan untuk orang-orang yang diberi nikmat sejati oleh Allah."

Kisah kalajengking yang diutus Allah sesungguhnya bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Mungkin kita tidak menyadari, Allah telah mengutus "kalajengking" untuk menyelamatkan kita dari "ular" yang hendak membinasakan kita.

Kalajengking penyelamat itu bisa berbentuk hal yang bermacam-macam, dan ular yang hendak membinasakan kita juga bentuknya macam-macam. Bahaya itu bisa saja hutang yang menumpuk, yang sangat mengancam dan siap membinasakan. Terkadang orang yang memiliki hutang menumpuk malah terlena dan sama sekali tidak sadar kalau dia sedang dililit ular yang sangat besar. Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah menjaga hamba-Nya. Orang yang hutangnya menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah. Berbagai macam cara Allah mengirimkan "kalajengking" penyelamat itu. Bisa jadi ada teman lama yang mendengar beritanya dan berkenan membantu menyelesaikan hutang-hutang tersebut. Bisa jadi Allah membuka peluang bisnis baru yang dengan itu ia bangkit lagi dan mampu menyelesaikan hutang-hutangnya. Ada bermacam-macam sebab tapi pada dasarnya Allah lah yang mengatur semuanya.

Cobalah sejenak kita ingat-ingat sejarah hidup kita. Berapa kali sudah Allah mengirimkan "kalajengking" yang menyelamatkan hidup kita? Berapa kali sudah Allah menolong kita saat dalam kesusahan dan kesempitan mendera? Kalau kita jujur, pastilah berkali-kali. Bahkan kalau kita mau jujur, setiap saat Allah melindungi kita dalam perlindungan yang tidak kita sadari.

Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Tapi juga untuk mereka yang bermaksiat. Contohnya adalah pemuda pemabuk tadi. dia tetap diselamatkan oleh Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang demikian itu mampu membuat siapapun insyaf dan terjaga. Yang sudah taat semakin taat kepada Allah. Karena ketaatan kepada Allah itu sendiri merupakan bentuk kasih sayang Allah. Dan bagi yang belum taat, semoga segera insaf bahwa ia masih hidup dan bisa bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah.

Semoga kisah di atas bisa menjadi sedikit perenungan dan pengingat kita tentang segala kasih sayang Allah kepada kita. dan membuat kita semakin bersyukur dan taat kepada-Nya. insyaAllah....amin....

(Sumber : Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dengan sedikit tambahan)

Kamis, 08 Juli 2010

Tentang Diri.....


Aku mungkin bukanlah pelangi...
Yang mampu memberi keindahan selepas hujan...

Pun aku tak secantik bidadari yang sanggup mempesona setiap lelaki..
Dan memang bukan itu yg kuingini..

Tapi diri ini hanya berusaha untuk memberi warna yang berarti...
Tak hanya sekedar berbeda tapi juga bermakna...

Meski ku sadari...
Diri tak pernah terlepas dari salah ucap, tindak dan pemikiran...
Walau terkadang diam secara lisan...
Tapi hati dan akal tetap merasa dan berandai...
Hingga kadang terlupa dengan batasan...
Dan jatuh pada praduga dan prasangka....

Maafkan diri jika kadang berlebihan dalam merasa...
Atau terlewat dari batas ketika menduga...

Sungguh...terkadang menyadari setelahnya...
Hingga hanya sesal yang mampu dirasa..
Tapi tiada merubah apa-apa...

(Coretan di kala sedikit jenuh dengan rutinitas...
Duh, Allah...ampunkan diri jika masih kurang bersyukur...)

Langit Mendung Batam, 8 Juli 2010

Rabu, 07 Juli 2010

CINTA.......


CINTA....

Andai aku bisa menyapamu selalu
Kan kuungkap kerinduanku...
kerinduan yg hanya bisa kusimpan tanpa bisa kusampaikan

CINTA....
Salahkah jika airmata itu terlanjur berjatuhan di pipiku??
Kala aku sungguh tak mampu lagi menyimpannya rapat-rapat di sana...
Kala luka itu terus menganga
Dan perih itu terus terasa

CINTA....
Apakah ada yg salah dengan rasaku??
Hingga seolah derita yg ada
Tanpa bahagia dan canda tawa

CINTA....
Benarkah engkau telah sirna??
Meninggalkanku mematung tiada daya??
Menatap bayangan yg kian tiada kentara...

CINTA...
salahkah aku melabuhkannya??
Yang seharusnya kusandarkan kepada-Nya
Sang Maha Pecinta...
Yang Kasih Sayang-Nya tiada batas dan tanpa jeda

CINTA...
Ijinkan aku meraih-Nya...
Dengan segenap usaha yang kubisa...
Meski terkadang aku meratap tanpa daya...
Bersimpuh memohon pada-Nya tentangmu...

(Teruntuk hatiku yang rindu akan cinta-Nya)

Rindu Diri.......



Aku biasa menatap bulan dan bintang di teras rumah...menikmati kelap-kelip manja sang bintang yg berusaha mengalihkan perhatianku pada rembulan...Subhanallah...sungguh pemandangan yang sangat cantik... ^_^
Aku bisa menikmati sembari senyum-senyum di teras...melihat kilat cahaya yg dipancarkan rembulan saat malam terus berjalan...terlebih ketika bulan purnama...bisa menghabiskan waktu berjam-jam di teras sambil bercengkrama bersama Ibu, Bapak dan adikku tercinta... ^_^
Sayangnya, saat ini aku bahkan lupa secantik apa kerlingan manja sang bintang dan seindah apa kilatan cahaya rembulan...terlalu lama sudah aku melewati malam-malam tanpa menikmati pemandangan seindah itu...


Pun...aku jatuh hati pada kecantikan pelangi seusai hujan turun membasahi bumi bersambutkan cahaya mentari....Subhanallah...indah tiada terurai lagi kalimat untuk mengungkapnya...
Setelah puas menikmati hujan yang membasahi diri, aku akan terduduk manis menikmati indahnya pelangi...terkadang aku bermimpi ingin menjadi setitik warna pelangi agar bisa memberi warna cantik di langit sana...
Dan kini...telah lama aku tiada menunggu-nunggu kedatangan pelangi seperti dulu..terlalu asyik dengan selimut hangatku...melewatkan pemandangan cantik lukisan alam....
Dan aku sadari...Aku rindu..serindu hatiku terhadap kerlingan manja sang bintang dan kilatan cahaya rembulan...


Kemudian kutengok kamar mungilku...kudapati bertumpuk buku di sana, beberapa bahkan masih cantik dengan bungkus plastiknya...
Duh, kemanakah diriku yg dulu...yang bertahan berjam-jam bercengkrama dengan buku hingga lupa dengan berbincang bersama teman...
Lalu apa yg selama ini kulakukan, ikut berbincang dengan banyak bahasan hingga terkadang lupa tentang batasan?? menikmati acara demi acara di TV...terbawa dengan alunan merdu lagu-lagu yg melenakanku dari menuntut ilmu???

Duh, kenapa aku lupa dengan diriku???
Lalu siapakah sebenarnya aku???

Jika aku sendiri tak mengenal jati diriku, bagaimana aku bisa mengenal Tuhanku???
Duh, betapa jauhnya diri ini dari-Mu...bahkan tak hanya dari-Mu...diri ini bahkan menjauh dari diri itu sendiri... Lalu seperti apa rupa yg sekarang ada dalam diri ini???

Masihkah bercahaya seperti dulu??? Atau telah padam dan gelap gulita cahaya itu?? Sirnakah semuanya tanpa sisa??
Duh, betapa celakanya diri ini jika bukan kebaikan yg kuberikan dalam hari esok melainkan keburukan dibanding hari kemarin....
Duh, sia-sianya hidup ini jika aku bahkan tak bisa memberi manfaat untuk siapapun...

Duhai, Rabb Sang Penyayang...ampuni diri ini dan bimbinglah untuk lebih mengenal dan mencintai-Mu...serta berilah diri ini petunjuk untuk bisa memberi sedikit manfaat kepada makhluk-Mu...

(Saat malam terus merayap di Karimun... 23 Mei 2010)
Repost dari Notes FB.... :)

Istri Yang Sholehah


Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.

Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah
Isteri yang sholihah itu adalah yang qana’ah, senangnya berada di rumah.
Keluar rumah hanya untuk belanja atau pergi bersamasuaminya.
Dia tahu bahan makanan telah mengalami kenaikan harga,
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.

Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.

Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.


Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,
karena yang cantik seperti bintang di langit
Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.

Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.

Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.

**
“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]

sumber : http://unser1589.multiply.com/

Do'a


YAA RABB…

Ampuni dosa-dosa yang terkadang aku tidak tahu kalau itu dosa…
Tuntun dan bimbinglah aku ke jalanMU yang lurus ini,
Bimbinglah diri yang lemah ini agar tetap lurus dalam BERGURU
Serta tuntun juga orang-orang yang selalu besertaku dalam membesarkan namaMU
Terima kasih atas semua karunia yang ENGKAU berikan

YA ALLAH…

Jangan ENGKAU berikan kekayaan yang membuat aku sombong
Jangan ENGKAU berikan kemulyaan yang membuat aku lalai
Jangan ENGKAU berikan kekuatan yang membuat aku angkuh
Jangan ENGKAU berikan kesenangan yang membuat aku lupa
Jangan ENGKAU berikan kenikmatan yang membuat aku kufur
Jangan ENGKAU berikan tahta yang membuat aku terpedaya
Jangan ENGKAU berikan pahala yang membuat aku tidak ihklas.

YAA RAHMAN YAA RAHIIM…

Andai ENGKAU berkenan…
Berikan aku semua dengan kasih dan sayang MU
Hingga aku semakin tahu diri dan mensyukuri segala yang ENGKAU berikan…

YAA RABB…
Berikan daku sahabat-sahabat yang selalu setia dalam menggapaiMU
Yang tangguh dan tabah dalam segala kesulitan
Yang tidak menjauh bila diberi kesenangan, tidak mengeluh bila diberi cobaan
Berilah saudara-saudaraku karunia yang membuat mereka selalu bersyukur kepadaMu,
Janganlah kami ENGKAU pecah belah
Janganlah kepada kami ENGKAU titipkan dendam kesumat, iri dengki dan sifat-sifat tercela,
Tapi titipkanlah di hati kami sifat saling menyayangi dan mencintai sesama…
Hari ini dan untuk selamanya
YAA ALLAH…

Perkenankanlah doa hamba ini….

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=439217691041

Sekilas Tentang "Bumi Cinta"



Satu lagi novel karya Novelis Nomor 1 di Indonesia, Habiburrahman El Shirazy, bertajuk "Bumi Cinta".

Bumi Cinta mengisahkan tentang kisah seorang santri Muhammad Ayyas yang tengah melakukan penelitian tentang Sejarah Islam di Rusia. Keberadaan Ayyas di Rusia, negeri surga free sex merupakan ujian yang berat bagi keimanannya. Sedikit berbeda dari novel sebelumnya, Ayyas digambarkan sebagai manusia biasa yg keadaan imannya kadang naik dan kadang turun.

Tapi Ayyas tetap berusaha untuk menjaga keimanannya, meski keberadaannya dikelilingi wanita-wanita cantik, Yelena dan Anastasia. Meski terkadang tak dipungkiri bahwa keadaannya sebagai lelaki normal kadang tak bisa menolak pesona wanita Rusia nan cantik jelita.

Ayyas tertatih mempertahankan imannya di lingkungan yang jauh dari kehidupan Islami.
Novel ini merupakan manifestasi dari hasil Kang Abik mentadzaburi Q.S Al Anfal : 45 -47.




Jika dalam Ayat-ayat Cinta kang abik mengadirkan sosok Fahri yg nyaris sempurna...kemudian dalam Ketika Cinta Bertasbih kita terpesona dengan Azzam yang begitu mencintai keluarganya, sabar dan tak pernah putus asa hingga mendapatkan pendamping bidadari dunia, maka dalam Bumi Cinta ini kita berpetualang dengan Ayyas di negeri yg jauh dari Islam dan penuh godaan untuk maksiat...








Meski tertatih, Ayyas tetap berusaha mempertahankan imannya...
Pokoknya Novel Bumi Cinta....sangat layak untuk dinikmati...
tak hanya menghibur, tapi memiliki banyak ilmu yg bisa dipelajari...

Yang belum punya bukunya segera beli dan selamat menjelajah negeri Rusia dengan segala pesonanya... :)

Selasa, 06 Juli 2010

Aku Mencintaimu.....


Aku mencintaimu dengan segala ketidaksempurnaan cintaku.....
Aku mencintaimu dengan segala sifat manja dan kekanak-kanakkanku....
Aku mencintaimu dengan segala kesederhanaan dan kerumitannya...

Aku mencintaimu sekalipun itu pada setiap butir-butir air mataku...
Aku mencintaimu sekalipun dalam kemarahanmu...karena dengan itu aku pahami betapa salahnya aku padamu...
Dan kusadari betapa tak sempurnanya cintaku padamu...yang hanya akan sempurna ketika kita jalin dan rajut bersama...

Aku mencintaimu dalam setiap gelap dan terangnya dunia....
Aku mencintaimu dalam suka dan dukanya hidup....
Aku mencintaimu dalam bahagia dan duka....
Aku mencintaimu pada kelebihanmu yang sanggup melengkapi segala kekuranganku....

Aku jatuh hati padamu saat senyum mengembang di bibir manismu....
Aku jatuh hati padamu saat lembut tanganmu menghapus air mataku...
Aku jatuh hati padamu saat candamu membuyarkan kesedihanku...
Aku jatuh hati padamu saat tawamu membuatku tersipu...

Aku jatuh hati padamu pada setiap kerlingan manjamu...
Aku jatuh hati padamu pada setiap sapaan mesramu...
Aku jatuh hati padamu pada setiap keluh rindumu...
Aku jatuh hati padamu pada setiap senyum dan maafmu untukku akan setiap kesalahan dan kealpaanku...

Aku mencintaimu dengan segala rasa syukurku bahwa hati ini telah memilihmu...

(dalam dekapan gelapnya mendung di langit Batam, 6 Juli 2010)
*Sedang berusaha berpuisi... ^_^

Tentang Air Mataku


Ketika aku menangis....tidak selalu karenamu...
Atau juga tidak karena derita yang tak kuungkapkan padamu...
Hanya saat itu air mata memang harus menetes...
Agar hatiku merasa lebih lega dan tenang..

Itulah sifat kewanitaanku..
Yang memiliki perasaan selembut sutera..

Seperti yang sering engkau lihat...
Saat membaca buku, menonton film atau kadang melihat berita, kemudian tiba-tiba aku menangis tersedu...
Begitulah sifat kewanitaanku...

Mungkin terkesan akan kelemahanku..
Atau ketidakberanianku...
Hingga hanya air mata pelarianku...
Tapi bagiku,,,air mata adalah penawar dari segala rasa....

Ketika itu terjadi dan terulang lagi...
Biarkan aku sendiri...menangis tersedu di sudut ruang...
Atau ijinkan aku menangis dalam pelukanmu...

Jangan merasa bersalah, duhai kanda....
Tapi peluk eratlah tubuhku hingga keinginan menangis itu perlahan memudar...
Atau temani ku bercerita hingga lupa akan air mata...
Seperti yang selalu engkau lakukan dan engkau usahakan...


Terima kasih untuk semua kesabaranmu, duhai kanda...
Semoga Allah SWT selalu menjagamu dalam kebaikan dan kebenaran....amin

(dalam gelapnya mendung, di sudut ruang, 6 Juli 2010)

Senin, 05 Juli 2010

Tautkan Hati, Kencangkan Tali Kasih


Disaat engkau ingin melepaskan seseorang..ingatlah pada saat engkau ingin mendapatkannya
Disaat engkau mulai tidak mencintainya…ingatlah saat pertama engkau jatuh cinta padanya
Disaat kamu mulai bosan dengannya…ingatlah selalu saat terindah bersamanya
Disaat engkau ingin menduakannya…bayangkan jika dia selalu setia
Saat engkau ingin membohonginya…ingatlah disaat dia jujur padamu
Maka engkau akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu, engkau baru menyadari semua arti dirinya untukmu

Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanya dari sanubari


Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga


Ingatlah pada pepatah,“Jika engkau tidak memiliki apa yang engkau sukai, maka sukailah apa yang engkau miliki saat ini”
Belajarlah menerima apa adanya dan berpikir positif….

Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa, namun…Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi, sehelai benang pun tak bisa dimiliki

Apalagi yang mau diperebutkan ?
Apalagi yang mau disombongkan ?


Jalani hidup ini dengan keinsafan nurani
Jangan terlalu perhitungan
Janga hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita

Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan mengalah
Hidup ceria, bebas leluasa…

Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan….
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus...


Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?pid=124910&id=100000945248266&fbid=126657334042441

Sebuah Do'a


Dengan nama Allah,
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan,
Dia milikku tercipta buatku,
Satukanlah hatinya dengan hatiku,
Titipkanlah kebahagiaan antara kami,
Agar kemesraan itu abadi ...

Ya Allah...
Ya Tuhanku yang Maha Mengasihi,
Seiringkanlah kami melayari hidup ini,
Ketepian yang sejahtera dan abadi,
Maka jodohkanlah kami...

Tetapi Ya Allah...
Seandainya telah Engaku takdirkan,
Dia bukan milikku,
Bawalah dia jauh dari pandanganku,
Luputkanlah dia dari ingatanku,
Dan peliharalah aku dari kekecewaan...

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan,
Menolak bayangannya jauh ke dada langit,
Hilang bersama senja yang merah,
Agar ku sentiasa tenang,
Walaupun tanpa bersama dengannya...

Ya Allah yang tercinta...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu,
Sesungguhnya apa yang telah Engkau Takdirkan,
Adalah yang terbaik untukku,
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui,
Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini...

Ya Allah...
Cukupkanlah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku,
Di dunia dan di akhirat,
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhaif ini,
Janganlah Engkau biarkan aku sendiri,
Di dunia ini maupun di akhirat,
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan
kemungkaran,
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman,
agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup,
Ke jalan yang Engkau ridhai,
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah...
Ya Allah...
Berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat,
Dan peliharalah kami dari azab api neraka,
AMIN... AMIN... AMIN... YaRabbal'aalamiin...

Bacalah.....! Dan Menangislah Jika Kalian Ingin Menangis....


Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dari teman saya yang di simpan dalam sebuah laptopnya.Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.(semoga menjadi pengingat bagiku, ketika ku sudah melangkah ke dalam kehidupan baru)

***
Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk

mendapatkan penerus generasi baginya.Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …
“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***
Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”
Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”
“ Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.
”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku.
Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.
Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.
Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.
***
Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.
Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..
Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.
Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..
Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.
“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”
Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.
Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.
”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“

MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.
Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.

‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”
Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”
Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.
Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?
Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku

save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.
Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”

”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu,

seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..”
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu..“
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.
Keesokan harinya…
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit..
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..
Aku merasakan tanganku basah..
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”
“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.

Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?

Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?

Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

==========================
===========================

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah..
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi..
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela..
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku.
''Ayah.. aku kangen Ayah..''
================================================== ===
’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..
Bunda akan selalu hidup dihati ayah..
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..

’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.

Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
’’Ayah Sayang Bunda…."

SUMBER : http://bagorfunnyblogspotcoid.blogspot.com/2010/06/bacalah-dan-menagislah-jika-kalian.html


Ya Allah....sanggupkah aku setegar Fisa???
Semoga suamiku kelak memberiku kesempatan untuk tak hanya berbakti padanya tapi juga berbakti kepada orang tuanya dan orang tuaku....amin