Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 23 Mei 2011

EUFORIA : UAS Semester 7 D4 STAN


Bismillah...


UAS datang... UAS datang...

Yup, kampus heboh dengan datangnya masa-masa ujian terutama untuk mahasiswa D4, lebih khusus lagi untuk kelas saya. hehehe...

Kali ini euforianya berbeda dengan masa-masa D3 dulu. Jika dulu menjelang masa-masa ujian kita sibuk memadati tukang fotokopi guna meng-kopi bahan-bahan ujian (bagi yang ga rajin mencatat pas materi kuliah di kelas) atau juga kisi-kisi. Tapi kali ini pemandangannya berbeda. Tempat-tempat fotokopi mulai sepi, tidak seramai dulu. Ada apakah gerangan?

Dulu, masih jarang anak-anak kuliahan D3 STAN yang bawa laptop atau punya komputer di kostnya. Maklum karena mayoritas mahasiswa STAN berasal dari keluarga kurang mampu, bisa kuliah gratis saja sudah syukur. Jadi dulu mereka lebih memilih untuk fotokopi bahan Hardcopy saja. Tapi kali ini berbeda, sudah banyak mahasiswa yang nenteng laptop ke kampus ga cuma anak D4 yang notabene sudah jadi PNS dan punya penghasilan. Tapi juga mahasiswa D3 yang mungkin penghidupan kostnya sudah lebih baik.hehehe...

Nah, jika kali ini tempat fotokopi sudah sepi lantas kemana mereka pergi? Banyak yang fokus duduk manis di rumah menghadap layar komputer atau laptop masing-masing dan tentu tidak lupa ada jaringan internet di sana. Semua sibuk online dan belajar dengan cara baru, web based sistem online tentunya. Diskusi online dan belajar online di sana. Seru, rame dan mungkin jadi lebih autis karena kita mojok sendirian di kamar.hehehe

Tapi itulah serunya euforia ujian kali ini. Satu yang tidak hilang, rasa memiliki terhadap STAn dan rasa kekeluargaan yang kuat masih sama. Kita semua masuk ke kampus kembali bersama maka ketika kita lulus pun harus bersama.

Semoga UAS kita lancar, kawan. Ujiannya dimudahkan dan lulus dengan hasil terbaik. Lulus semua insyaAllah... Aamiin...

Ayo semangat UAS semuanya... Kita berjuang bersama untuk mencapai finish bersama... :)

Sabtu, 21 Mei 2011

Renungan : Kiamat Di Depan Mata


Bismillah...

Beberapa hari terakhir ini banyak berita duka dari orang yang saya cintai karena Allah SWT. Pada tanggal 18 Mei 2011 telah berpulang ke rahmatullah, saudariku karena Allah ukhti Nurul F. Huda. Seorang muslimah dan penulis yang merupakan kolumnis di Batam Pos.
Lalu 19 Mei 2011, ibunda dari saudariku karena Allah juga, RA. Ratna Puspitaningtyas berpulang ke hadiratNya. Dan hari ini, dikejutkan oleh berita berpulangnya Ibunda yang mulia, Yoyoh Yusroh pun dipanggilNya.

Sungguh duka yang tiada henti dalam beberapa terakhir ini. Semakin hari banyak muslimah terbaik yang dipanggil olehNya satu demi satu. Lalu diri merenungi dan mencoba mengerti apa maksud dari semua ini?

Apakah kiranya Allah sengaja mengambil hamba-hamba pilihanNya karena hari akhir yang dijanjikanNya kian dekat? Apakah karena terlalu cintaNya pada hambaNya hingga tidak ingin melihat hambaNya tersakiti atau merasa lelah lagi untuk segala hiruk pikuk dunia?

Hari akhir memang rahasiaNya dan keputusan mutlakNya. Tidak ada yang tahu pastinya kapan akan datang dan kehancuran itu kapan akan terjadi. Semua hanya Dia yang tahu. Tapi tidak ada salahnya jika kita merenungi sejenak akan segala hal yang terjadi akhir-akhir ini. Memang dunia sudah semakin tua, bumi pun sudah mulai rusak parah akibat tangan-tangan manusia. Maka tak aneh kiranya jika kemudian kita merasa bahwa hari yang dijanjikannya akan segera tiba.

Lalu jika memang demikian adanya, apa bekal kita? Sudahkah kita siap bertemu denganNya? Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segalanya? Siapkah mempertanggungjawabkan waktu yang kita lalui, rezeki yang diberiNya, cara kita mendapatkan rezeki itu? Bagaimana kita menggunakan rezeki itu? Bagaimana sikap kita dan seluruh anggota tubuh kita dalam menjalankan amanahNya? Siapkah kita?

Kembali mengingat sosok-sosok yang sudah terlebih dahulu dipanggilNya, terutama Ibunda Yoyoh Yusroh. Tentu kita semua tahu bagaimana kiprah beliau. Totalitas menyerahkan diri dan hidupnya di jalan Allah semata. Totalitasnya dalam berdakwah tapi tetap seimbang dengan tugas rumah tangga yang utama. Ibu dari 13 anak-anak yang mayoritas kini telah hafidz dan hafidzah, menjadi anggota legislatif, menunaikan tugas berdakwah, dan aktivitas yang lain. Bisa kita bayangkan betapa sibuk dan pusingnya jika kita di posisi beliau. Tapi lihatlah, beliau menikmati semuanya, menyadari bahwa semua adalah milikNya dan hanya titipanNya semata.

Saya, hingga kini masih tak henti mengagumi sosok beliau dan berdo'a semoga saya pun mampu meneladani segala kebaikan yang ada pada diri beliau. Meski kemudian saya sadari bahwa sangat jauhlah diri ini dari ketaatan beliau kepada Allah.

Mengingat semua hal tersebut, teramat jelas bahwa hari yang dijanjikanNya kian mendekat. Seakan kita sedang menatap Kiamat yang ada di hadapan kita. Hanya menunggu waktu saja maka kiamat itu akan terjadi. Dan diri ini menyadari bahwa bekal untuk kehidupan abadi di akhirat nanti masih sangatlah minim. Jangankan untuk dibilang separuh, sepersekiannya pun saya masih belum yakin. Apalah arti kebaikan kecil yang kita lakukan jika Allah tidak ridho. Demikian juga atas kebaikan luar biasa yang karena ketidak tulus dan ikhlas niat kita maka menjadi sia-sia belaka. Maka momen ini seakan menampar diri saya untuk lebih giat lagi menebar kebaikan dan memberi kemanfaatan kepada sesama untuk menggapai ridhoNya. Semoga saja, ada ridhoNya atas apa yang kita lakukan hingga itu bisa menyelamtkan kita dari panasnya api neraka kelak.

Ya Allah, ampunkan diri yang masih sering kali lupa bersyukur padaMu atas nikmatMu yang begitu berlimpah tak terhitung lagi...
Ampunkan diri yang terkadang masih sering lalai terhadap apa yang Engkau perintahkan dan apa yang Engkau larang...
Ampunkan diri yang masih sering sibuk dengan aktivitas dunia tanpa mengingat pentingnya bekal kehidupan akhirat yang abadi...
Ampunkan diri yang masih jarang menyebut namaMu daripada menyebut merk-merk barang dunia yang tidak akan terbawa mati...
Ampunkan diri yang masih sering lalai dari mengingatMu karena sibuk mengingat hal-hal duniawi yang sering mengaburkan ingatan tentang hari yang sejati dan lebih abadi...

Ampunkan diri atas segala salah dan khilaf yang tiada terhitung lagi...
Ampunkan diri atas segala dzalim yang mungkin sering tak tersadari...
Ampunkan diri atas dosa yang hamba sadari ataupun tidak diketahui...
Ampunkan diri dan masukkanlah diri ini ke dalam golongan orang-orang yang Engkau ridhoi ya Rabb...
Aamiin... Aamiin... Allahumma aamiin...


(Senja sudah menyapa, tapi diri masih sibuk berkutat dengan segudang buku untuk menjawab kisi-kisi...
Di kost seorang teman, Bintaro 21 Mei 2011)

Minggu, 15 Mei 2011

Solo : Kota Kecil Penuh Warna


Bengawan Solo
Riwayatmu ini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani

Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh

Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut

Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu

(Bengawan Solo - Gesang)


Solo?! Tentu yang melekat dalam ingatan kita adalah lagu di atas yaitu "Bengawan Solo". Bengawan dalam Bahasa Jawa memiliki arti "sungai yang besar". Bengawan Solo dikenal sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa yang memiliki dua hulu sungai yaitu Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo yang selanjutnya bermuara di daerah Gresik. Kota Solo sendiri merupakan daerah tengah pada aliran Bengawan Solo. Bengawan Solo dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tidak sebatas untuk kebutuhan pengairan lahan pertanian, tetapi juga untuk kebutuhan air sehari-hari, peternakan dan industri. Sayangnya air Bengawan Solo kini sudah tak sejernih dan sebersih dulu. Kini, keruh airnya karena limbah industri serta adanya erosi dan sedimentasi yang kian tinggi.

Solo cukupkah dengan Bengawan Solo? Tunggu dulu, masih banyak tempat wisata yang tidak kalah terkenalnya dengan lagu "Bengawan Solo" tersebut. Beberapa yang sebaiknya dikunjungi ketika berkunjung ke kota Solo adalah beberapa tempat sebagai berikut:



1. Keraton Surakarta Hadiningrat
Awalnya pusat kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah adalah di Keraton Kartasura Hadiningrat, tetapi karena keraton tersebut hancur pada 17 Februari 1945 pusat kerajaan dipindahkan ke Keraton Surakarta di desa Solo, di daerah tepian Bengawan Solo. Nama "Surakarta Hadiningrat" memiliki makna yang dalam dan mulia yaitu “negara besar yang gagah berani dan makmur”.
Apabila pernah berkunjung ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat mungkin tidak akan terlalu terkejut mendapati beberapa kesamaan yang ada di Keraton Surakarta Hadiningrat ini, khususnya tata ruang dan arsitekturnya. Keduanya memiliki tembok tebal yang mengelilingi jalan kecil dan halaman di dalam keraton. Selain itu juga mempunyai dua buah lapangan besar, sebuah mesjid, dan komplek kediaman keraton sebagai pusatnya. Perbedaan yang paling mendasar dari keduanya adalah bahwa Surakarta tidak mempunyai jalan besar (utara dan selatan) yang biasa dilalui oleh arak-arakan sebagaimana di Yogyakarta.
Di tengah Alun-alun Keraton Surakarta Hadiningrat terdapat dua pohon beringin yang melambangkan perlindungan dan keadilan. Di sana juga terdapat Bangsal Sasono Semowo atau Pagelaran yang letaknya menghadap ke Alun-alun. Sebagaimana di Keraton Yogyakarta, di sana juga terdapat Siti Hinggi (tanah tinggi)tempat dimulainya upacara Garebeg.
Intinya adalah bahwa Keraton Surakarta Hadiningrat ini memiliki arti penting bagi masyarakat Solo sebagaimana Keraton Yogyakarta bagi masyarakat Yogyakarta.


2. Istana Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran berdiri sejak tahun 1757 dan pada waktu awal mula berdiri komplek istana belum dilengkapi dengan Pendapa. Bangunan Pendapa dengan atap Joglo baru dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara IV yakni tahun 1866. Dari visualisasi bangunan, Istana Mangkunegaran mengambil corak Eropa dalam Empire Style yang dipadukan dengan corak Jawa yang menghadirkan kemaharajaan dengan keagungan dan kewibawaannya. Perpaduan antara Arsitektur Jawa dan Arsitektur Eropa terserap di Mangkunegaran yang memang terbuka untuk inovasi dan ide-ide yang baru.
Sistem denah menghadirkan suatu pola tata ruang yang tertutup dan bersifat linear. Pada kondisi struktur bangunan tampak bahwa antara atap dan dinding merupakan satu kesatuan utuh struktur dengan kata lain sistem struktur bangunan Istana menggunakan sistem struktur dinding pemikul. Penggunaan kolom-kolom bulat yang terbuat dari besi tuang (cor) dengan konsol-konsol besi semakin menampakkan perpaduan Jawa dengan neoklasik Eropa dalam penampilannya.
Istana Mangkunegaran merupakan ciri utama peninggalan Eropa di Jawa khususnya dalam soal bangunan yaitu pada keluasan bidang bukan jendela dan pintu serta skala ruang yang luas dan tinggi. Aspek keluasan ini pada intinya adalah pengolahan aspek kenyamanan penghuni dalam aktivitasnya sehari-hari yang hadir di bumi beriklim tropis.




3. Museum Batik
Solo, terkenal dengan batiknya. Di kota ini berbagai jenis batik ada dan tidak hanya itu, Solo juga memiliki beberapa museum batik. Jika berkunjung ke Solo sepertinya sayang jika tidak mampir minimal ke salah satu diantara museum-museum batik yang ada, yaitu:

a. Museum Galeri Batik Kuno Danarhadi yang juga dikenal sebagai museum batik terlengkap di dunia. Sejauh ini sudah memamerkan kira-kira 600 koleksi batik kuno mulai dari motif batik Belanda, batik keraton, batik China dan sebagainya.
b. Kampung Wisata Batik Kauman Solo. Seni batik yang ada di Kampung Kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk batik, yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap, dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik Karaton Kasunanan merupakan produk unggulan Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik Kampung batik Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, dan katun jenis primisima.
c. Kampung Wisata Batik Laweyan. Meskipun memiliki banyak koleksi batik, tetapi motif Tirto Tejo dan Truntum adalah ciri khas dari Batik Laweyan.


4. Pasar Klewer
Nah, kalau sudah puas berkeliling kota Solo, kini waktunya mencari oleh-oleh. Kota Solo memiliki kekhasan sebagaimana dijelaskan sebelumnya yaitu batik. Tempat paling tepat untuk ini adalah di Pasar Klewer. Pasar ini merupakan pasar batik terbesar di Indonesia. Mau mencari batik seperti apapun ada di sini. Batik dengan kualitas bagus dan harga lebih miring daripada yang lain.



Nah, demikian tadi sedikit ulasan tentang Kota Solo dan beberapa tempat wisata yang sebaiknya dikunjungi jika kita jalan-jalan kesana. Masih belum puas? Tenang, masih ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi lagi di sekitar Solo. Ada Tawangmangu nan sejuk, ada Waduk Gajah Mungkur, Taman Sriwedari, Museum Purbakala Sangiran, Kompleks Makam Mangkunegaran, Luweng Ombo, dan Baturono. Selain itu, jika ke Solo silakan mencicipi Nasi Liwet dekat Lapangan Kota Barat, Tengkleng Pasar Klewer, Srabi Notokusuman dan Roti Kecik.





Solo, kota kecil penuh warna budaya, lekat dengan sejarah dan kaya akan berbagai jenis objek wisata. Kota Solo yang kecil ternyata menyimpan banyak sisi yang menarik, bukan? Jika masih penasaran juga, silakan dibuktikan dengan datang ke Solo. Temukan berbagai keindahan dan keragaman di sana. Solo, tidak sekedar Bengawan Solo.




(Sumber : wikipedia dan berbagai sumber lainnya)

Selasa, 10 Mei 2011

Antologi "Titik Nol" (My #8 book)


Bismillah...

Wah... beberapa hari ini sibuk nulis cerpen sampai lupa nulis di blog... :)

Sahabat semua... Saya mau mempromosikan buku Antologi "Titik Nol" nih... di dalamnya ada naskah saya juga... InsyaAllah akan beredar di pasaran sekitar pertengahan Juni. Saat ini sudah mulai naik cetak. Do'akan ya semoga lancar.

Sahabat, anotologi ini sedikit unik karena tema tidak ditentukan jadi beraneka ragam ceritanya. Tapi insyaAllah seru kok... Karya dari para penulis muda Indonesia yang berdomisili dimana-mana. Ada yang di Hongkong dan bergabung bersama FLP Hongkong juga. Ada yang di Jawa Timur. Ada yang di Sulteng dan Sulut. Juga ada yang di Jakarta seperti saya. :)

Nantikan kehadirannya di gramedia ya. Dan Jangan lupa beli. :)


“Membaca "Titik Nol" memaksa Anda untuk terkejut-kejut sepanjang cerita. Para penyusun "Titik Nol" tidak benar-benar baru dalam dunia penulisan, mereka hanya menunggu saat paling tepat untuk membagi kisah mereka. Antologi "Titik Nol" adalah sebuah pembuktian ketangguhan karya mereka.” (Tasaro GK, Penulis Novel, “NIBIRU, Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan, Muhammad Para Pengeja Hujan, dsb”)

“......Titik Nol, Anda akan menemukan upaya perjamuan ide-ide yang menarik, bahkan sesekali mencubit.........” (Editor: Muhammad Afiq Zahara, Penulis Novel, “Cinta Yang Ber-Tuhan”)

“Buku ini membuktikan bahwa kita memiliki banyak energi budaya, tersebar di tangan-tangan kreatif yang gelisah melihat keadaaan. Karenanya, buku sederhana ini tidak saja membangkitkan harapan akan masa depan sastra Indonesia, melainkan juga harapan akan masa depan Indonesia itu sendiri.” (Jamal D. Rahman, Penyair, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Horison dan Jurnal Sajak)

“Sejumlah cerita pendek yang terhimpun dalam antologi cerita pendek “Titik Nol” cukup menarik untuk diapresiasi. Masing-masing pengarang telah menunjukkan kemampuannya, baik dalam mengolah tema maupun bahasa. Berkait dengan itu, kumpulan cerita pendek ini asyik dibaca bukan hanya terletak pada keragaman tema yang diolah oleh para pengarangnya, melainkan juga terletak pada cara para pengarang dalam memainkan tokoh-tokoh cerita yang dihidupkannya secara sungguh-sungguh. Semoga ke depan lahir para penulis cerita pendek yang tangguh, yang sanggup memperkaya sastra Indonesia kontemporer dengan gaya ucap yang khas dalam penemuannya yang baru.” (Soni Farid Maulana, Penyair, dan Penulis Buku, “Secangkir Teh, Pemetik Bintang `Sajak 1976-1986`”, dsb)

“….Tema yang kompleks.“Titik Nol” Merupakan karya sastra yang enak di baca dan bermanfaat, sarat dengan imajinasi dan ide-ide menarik. Antologi “Titik Nol” patut untuk dijadikan sebagai ilustrasi dari setiap kesegaran pemikiran penulis-penulisnya....” (Ibnu Muallif, Penggiat Teater, dan Penikmat Sastra)

“….Menarik, serasa bercermin dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Layak dibaca oleh semua kalangan….” (Nurul Wardani, Mahasiswi Universitas Nasional, dan Penikmat Sastra)

Rabu, 04 Mei 2011

Kumpulan Puisi "Untukmu Pena Inspirasi" (My #7 Book)


Alhamdulillah...

Kemarin coba-coba menjajaki dunia baru, yaitu menulis puisi dengan Tema Untukmu Pena Inspirasi. Lagi-lagi, tokoh yang saya tulis untuk inspirasi kali ini adalah Mb Asma Nadia.

Ya, tentu Mb Asma Nadia adalah salah satu Inspiring Women. Semangatnya untuk berbagi, semangat untuk memberi manfaat melalui karya-karyanya dan juga bagaimana menyeimbangkan antara hoby menulisnya dengan tugas dan tanggung jawab utama sebagai seorang istri dan ibu dari 2 buah hatinya patut untuk diacungi jempol. Saya menyadari bahwa kelak saya juga akan berada di posisi seperti beliau, menjadi istri dan ibu. Lalu apakah saya harus berhenti berkarya hanya karena kesibukan di kantor dan tugas utama sebagai istri dan ibu? Hmm... Tentu tidak demikian, Mb Asma Nadia sudah mencontohkan. Terbukti telah banyak karya-karya luar biasa yang berhasil diciptakannya tanpa melupakan tanggung jawab utamanya.

Nah, ini yang saya coba ungkapkan dalam puisi saya di sini. Bertajuk "Wanita Pencerita" tak sekedar menuliskan dan menceritakan suatu peristiwa atau kejadian, melainkan menyimpan selaksa hikmah di baliknya. Tapi harap maklum jika masih banyak cela dan kekurangan di sana. Maklum masih pemula dalam dunia merangkai kata. :)

Oh iya, sekalian promosi nih ya... :)
Teman-teman yang membeli buku ini tak hanya sekedar dapat bacaan lho, tapi juga sekaligus beramal. Karena royalty dari penjualan buku-buku Untukmu Pena Inspirasi akan disumbangkan untuk anak-anak jalanan di Makassar yang dikelola oleh sahabat-sahabat Kelompok Pecinta Anak Jalan (KPAJ) Makassar. Dan tentu saja, uang yang kalian keluarkan untuk membeli buku ini akan sangat bermanfaat untuk membantu para Pasukan Bintang (anak-anak jalanan di Makassar).

Yuk, order buku ini di www.nulisbuku.com ^_^
Harganya ga mahal kok, hanya Rp40.000,00 saja dan sudah bisa membantu para anak jalanan di Makassar.

Oh iya, sekedar infonya. Ada beberapa dari adik-adik Pasukan Bintang yang akan ikut ujian paket A, lho. Ayo dukung mereka dan do'akan mereka agar ujiannya lancar dan lulus dengan hasil terbaik.

Untuk info lebih lanjut tentang adik-adik Pasukan Bintang, bisa follow di twitter @kpajmks...

Yuk, membantu adik-adik anak jalanan. Bukankah mereka kelak akan menjadi bagian generasi penerus? Jadi kita harus membantu mempersiapkan generasi penerus yang cerdas dan siap bersaing. Oh iya, satu lagi yang tidak boleh terlupakan, tentunya dasar aqidah sangat penting juga agar mereka tak hanya pintar tapi juga memiliki akhlak mulia. Ada jadwal mengajar mengaji juga lho buat Pasukan Bintang.
Buat teman-teman di Makassar dan sekitarnya bisa hubungi sahabat @kpajmks untuk info lebih lengkapnya... :)

Mari berbagi... ^_^



Selasa, 03 Mei 2011

Launching New CHSI Bersama Mb Asma Nadia


Bismillah...

Sahabat, maaf lama tidak menulis di sini. Sibuk menulis untuk yang lain, termasuk tugas-tugas kuliah. :)

Hari ini saya mau cerita tentang pengalaman saya ikut launching buku New Catatan Hati Seorang Istri bersama Mb Asma Nadia pada tanggal 30 April 2011 lalu.
Sebuah pengalaman baru dan mendebarkan. Pertama, sangat senang karena diundang oleh kru dari Asma Nadia Publishing House untuk gabung bersama mb Asma Nadia di acara launching tersebut. Kedua, deg-degan super duper deh pas tahu ternyata sampai sana "dipajang" di hadapan tamu acara launching. Duh, secara saya orangnya amat sangat pemalu (ini merendah, narsis atau sombong ya?hehehe). Dan lagi saya ini demam kamera, jadi ga pernah bisa bergaya kalau tahu mau difoto. Lihat kamera seakan lihat pedang terhunus, takutnya setengah hidup deh. Ketiga, ternyata diminta mb Asma Nadia untuk ikut bagi-bagi tips menulis di hadapan para peserta atau tamu launching. Nah lho, langsung spechless. Ga bisa ngomong beneran. Jadi grogi, makanya yang keluar dari lisan ya sekenanya aja.

Baru ketika duduk di samping mb Asma Nadia merasa amat sangat minder dan ga bakat jadi orang terkenal. Eits, nanti dulu. Bukan berarti langsung ga mau nulis lagi ya. Justru itu jadi motivasi dan dendam positif. Pertama, ada naskah yang masuk kategori dan dibukukan bersama mb Asma Nadia. Kedua, menjadi penulis itu kalau sukses akan sering bicara di depan publik jadi harus banyak belajar komunikasi lagi.

Selain itu, saya juga bertemu dengan penulis hebat lainnya. Bersama saya, ada Mb Galuh Crisanty dan Mb Reiny Dwinanda yang juga diundang oleh Kru Asma Nadia Publishing House. Nah, dari beliau-beliau ini juga saya banyak belajar dan sekaligus merasa kerdil dan minder. Mb Galuh misalnya, naskah di New CHSI ini adalah naskah kedua yang dimuat bersama karya-karya mb Asma Nadia. Sebelumnya naskah mb Galuh juga ada di buku Sakinah Bersamamu. Dan tentang mb Reiny Dwinanda, lebih hebat lagi. Beliau ini adalah jurnalistik Republika. Wow.... lalu saya seorang PNS tugas belajar, bidangnya Akuntansi pula. Pekerjaannya auditor juga. Ga punya background tentang menulis dan ilmu sastra ataupun kepenulisan. Intinya diantara beliau-beliau ini, saya adalah yang paling bodoh dan ga ada apa-apanya. Tapi saya catat ini dan saya jadikan dendam positif. Saya harus lebih banyak belajar dan terus belajar agar bisa menghasilkan karya-karya luar biasa seperti Mb Asma Nadia. Allumma amin.

Berawal dari launching New CHSI tersebut, saya juga punya banyak teman dan sudara baru lho. Subhanallah. Terlebih dari teman-teman kru Asma Nadia Publishing House.
Semoga ukhuwah yang terjalin ini tidak putus sampai di sini tapi terus berlanjut hingga nanti. Dan semoga juga ke depan kami bisa menelurkan karya-karya yang luar biasa, tentunya bermanfaat bagi sesama. Allahumma amin...