Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Minggu, 15 Mei 2011

Solo : Kota Kecil Penuh Warna


Bengawan Solo
Riwayatmu ini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani

Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh

Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut

Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu

(Bengawan Solo - Gesang)


Solo?! Tentu yang melekat dalam ingatan kita adalah lagu di atas yaitu "Bengawan Solo". Bengawan dalam Bahasa Jawa memiliki arti "sungai yang besar". Bengawan Solo dikenal sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa yang memiliki dua hulu sungai yaitu Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo yang selanjutnya bermuara di daerah Gresik. Kota Solo sendiri merupakan daerah tengah pada aliran Bengawan Solo. Bengawan Solo dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tidak sebatas untuk kebutuhan pengairan lahan pertanian, tetapi juga untuk kebutuhan air sehari-hari, peternakan dan industri. Sayangnya air Bengawan Solo kini sudah tak sejernih dan sebersih dulu. Kini, keruh airnya karena limbah industri serta adanya erosi dan sedimentasi yang kian tinggi.

Solo cukupkah dengan Bengawan Solo? Tunggu dulu, masih banyak tempat wisata yang tidak kalah terkenalnya dengan lagu "Bengawan Solo" tersebut. Beberapa yang sebaiknya dikunjungi ketika berkunjung ke kota Solo adalah beberapa tempat sebagai berikut:



1. Keraton Surakarta Hadiningrat
Awalnya pusat kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah adalah di Keraton Kartasura Hadiningrat, tetapi karena keraton tersebut hancur pada 17 Februari 1945 pusat kerajaan dipindahkan ke Keraton Surakarta di desa Solo, di daerah tepian Bengawan Solo. Nama "Surakarta Hadiningrat" memiliki makna yang dalam dan mulia yaitu “negara besar yang gagah berani dan makmur”.
Apabila pernah berkunjung ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat mungkin tidak akan terlalu terkejut mendapati beberapa kesamaan yang ada di Keraton Surakarta Hadiningrat ini, khususnya tata ruang dan arsitekturnya. Keduanya memiliki tembok tebal yang mengelilingi jalan kecil dan halaman di dalam keraton. Selain itu juga mempunyai dua buah lapangan besar, sebuah mesjid, dan komplek kediaman keraton sebagai pusatnya. Perbedaan yang paling mendasar dari keduanya adalah bahwa Surakarta tidak mempunyai jalan besar (utara dan selatan) yang biasa dilalui oleh arak-arakan sebagaimana di Yogyakarta.
Di tengah Alun-alun Keraton Surakarta Hadiningrat terdapat dua pohon beringin yang melambangkan perlindungan dan keadilan. Di sana juga terdapat Bangsal Sasono Semowo atau Pagelaran yang letaknya menghadap ke Alun-alun. Sebagaimana di Keraton Yogyakarta, di sana juga terdapat Siti Hinggi (tanah tinggi)tempat dimulainya upacara Garebeg.
Intinya adalah bahwa Keraton Surakarta Hadiningrat ini memiliki arti penting bagi masyarakat Solo sebagaimana Keraton Yogyakarta bagi masyarakat Yogyakarta.


2. Istana Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran berdiri sejak tahun 1757 dan pada waktu awal mula berdiri komplek istana belum dilengkapi dengan Pendapa. Bangunan Pendapa dengan atap Joglo baru dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara IV yakni tahun 1866. Dari visualisasi bangunan, Istana Mangkunegaran mengambil corak Eropa dalam Empire Style yang dipadukan dengan corak Jawa yang menghadirkan kemaharajaan dengan keagungan dan kewibawaannya. Perpaduan antara Arsitektur Jawa dan Arsitektur Eropa terserap di Mangkunegaran yang memang terbuka untuk inovasi dan ide-ide yang baru.
Sistem denah menghadirkan suatu pola tata ruang yang tertutup dan bersifat linear. Pada kondisi struktur bangunan tampak bahwa antara atap dan dinding merupakan satu kesatuan utuh struktur dengan kata lain sistem struktur bangunan Istana menggunakan sistem struktur dinding pemikul. Penggunaan kolom-kolom bulat yang terbuat dari besi tuang (cor) dengan konsol-konsol besi semakin menampakkan perpaduan Jawa dengan neoklasik Eropa dalam penampilannya.
Istana Mangkunegaran merupakan ciri utama peninggalan Eropa di Jawa khususnya dalam soal bangunan yaitu pada keluasan bidang bukan jendela dan pintu serta skala ruang yang luas dan tinggi. Aspek keluasan ini pada intinya adalah pengolahan aspek kenyamanan penghuni dalam aktivitasnya sehari-hari yang hadir di bumi beriklim tropis.




3. Museum Batik
Solo, terkenal dengan batiknya. Di kota ini berbagai jenis batik ada dan tidak hanya itu, Solo juga memiliki beberapa museum batik. Jika berkunjung ke Solo sepertinya sayang jika tidak mampir minimal ke salah satu diantara museum-museum batik yang ada, yaitu:

a. Museum Galeri Batik Kuno Danarhadi yang juga dikenal sebagai museum batik terlengkap di dunia. Sejauh ini sudah memamerkan kira-kira 600 koleksi batik kuno mulai dari motif batik Belanda, batik keraton, batik China dan sebagainya.
b. Kampung Wisata Batik Kauman Solo. Seni batik yang ada di Kampung Kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk batik, yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap, dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik Karaton Kasunanan merupakan produk unggulan Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik Kampung batik Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, dan katun jenis primisima.
c. Kampung Wisata Batik Laweyan. Meskipun memiliki banyak koleksi batik, tetapi motif Tirto Tejo dan Truntum adalah ciri khas dari Batik Laweyan.


4. Pasar Klewer
Nah, kalau sudah puas berkeliling kota Solo, kini waktunya mencari oleh-oleh. Kota Solo memiliki kekhasan sebagaimana dijelaskan sebelumnya yaitu batik. Tempat paling tepat untuk ini adalah di Pasar Klewer. Pasar ini merupakan pasar batik terbesar di Indonesia. Mau mencari batik seperti apapun ada di sini. Batik dengan kualitas bagus dan harga lebih miring daripada yang lain.



Nah, demikian tadi sedikit ulasan tentang Kota Solo dan beberapa tempat wisata yang sebaiknya dikunjungi jika kita jalan-jalan kesana. Masih belum puas? Tenang, masih ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi lagi di sekitar Solo. Ada Tawangmangu nan sejuk, ada Waduk Gajah Mungkur, Taman Sriwedari, Museum Purbakala Sangiran, Kompleks Makam Mangkunegaran, Luweng Ombo, dan Baturono. Selain itu, jika ke Solo silakan mencicipi Nasi Liwet dekat Lapangan Kota Barat, Tengkleng Pasar Klewer, Srabi Notokusuman dan Roti Kecik.





Solo, kota kecil penuh warna budaya, lekat dengan sejarah dan kaya akan berbagai jenis objek wisata. Kota Solo yang kecil ternyata menyimpan banyak sisi yang menarik, bukan? Jika masih penasaran juga, silakan dibuktikan dengan datang ke Solo. Temukan berbagai keindahan dan keragaman di sana. Solo, tidak sekedar Bengawan Solo.




(Sumber : wikipedia dan berbagai sumber lainnya)

1 komentar:

  1. Sip...
    numpang share blog ya: http://0sprey.wordpress.com

    Keep blogging.... :D

    BalasHapus