Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Sabtu, 21 Mei 2011

Renungan : Kiamat Di Depan Mata


Bismillah...

Beberapa hari terakhir ini banyak berita duka dari orang yang saya cintai karena Allah SWT. Pada tanggal 18 Mei 2011 telah berpulang ke rahmatullah, saudariku karena Allah ukhti Nurul F. Huda. Seorang muslimah dan penulis yang merupakan kolumnis di Batam Pos.
Lalu 19 Mei 2011, ibunda dari saudariku karena Allah juga, RA. Ratna Puspitaningtyas berpulang ke hadiratNya. Dan hari ini, dikejutkan oleh berita berpulangnya Ibunda yang mulia, Yoyoh Yusroh pun dipanggilNya.

Sungguh duka yang tiada henti dalam beberapa terakhir ini. Semakin hari banyak muslimah terbaik yang dipanggil olehNya satu demi satu. Lalu diri merenungi dan mencoba mengerti apa maksud dari semua ini?

Apakah kiranya Allah sengaja mengambil hamba-hamba pilihanNya karena hari akhir yang dijanjikanNya kian dekat? Apakah karena terlalu cintaNya pada hambaNya hingga tidak ingin melihat hambaNya tersakiti atau merasa lelah lagi untuk segala hiruk pikuk dunia?

Hari akhir memang rahasiaNya dan keputusan mutlakNya. Tidak ada yang tahu pastinya kapan akan datang dan kehancuran itu kapan akan terjadi. Semua hanya Dia yang tahu. Tapi tidak ada salahnya jika kita merenungi sejenak akan segala hal yang terjadi akhir-akhir ini. Memang dunia sudah semakin tua, bumi pun sudah mulai rusak parah akibat tangan-tangan manusia. Maka tak aneh kiranya jika kemudian kita merasa bahwa hari yang dijanjikannya akan segera tiba.

Lalu jika memang demikian adanya, apa bekal kita? Sudahkah kita siap bertemu denganNya? Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segalanya? Siapkah mempertanggungjawabkan waktu yang kita lalui, rezeki yang diberiNya, cara kita mendapatkan rezeki itu? Bagaimana kita menggunakan rezeki itu? Bagaimana sikap kita dan seluruh anggota tubuh kita dalam menjalankan amanahNya? Siapkah kita?

Kembali mengingat sosok-sosok yang sudah terlebih dahulu dipanggilNya, terutama Ibunda Yoyoh Yusroh. Tentu kita semua tahu bagaimana kiprah beliau. Totalitas menyerahkan diri dan hidupnya di jalan Allah semata. Totalitasnya dalam berdakwah tapi tetap seimbang dengan tugas rumah tangga yang utama. Ibu dari 13 anak-anak yang mayoritas kini telah hafidz dan hafidzah, menjadi anggota legislatif, menunaikan tugas berdakwah, dan aktivitas yang lain. Bisa kita bayangkan betapa sibuk dan pusingnya jika kita di posisi beliau. Tapi lihatlah, beliau menikmati semuanya, menyadari bahwa semua adalah milikNya dan hanya titipanNya semata.

Saya, hingga kini masih tak henti mengagumi sosok beliau dan berdo'a semoga saya pun mampu meneladani segala kebaikan yang ada pada diri beliau. Meski kemudian saya sadari bahwa sangat jauhlah diri ini dari ketaatan beliau kepada Allah.

Mengingat semua hal tersebut, teramat jelas bahwa hari yang dijanjikanNya kian mendekat. Seakan kita sedang menatap Kiamat yang ada di hadapan kita. Hanya menunggu waktu saja maka kiamat itu akan terjadi. Dan diri ini menyadari bahwa bekal untuk kehidupan abadi di akhirat nanti masih sangatlah minim. Jangankan untuk dibilang separuh, sepersekiannya pun saya masih belum yakin. Apalah arti kebaikan kecil yang kita lakukan jika Allah tidak ridho. Demikian juga atas kebaikan luar biasa yang karena ketidak tulus dan ikhlas niat kita maka menjadi sia-sia belaka. Maka momen ini seakan menampar diri saya untuk lebih giat lagi menebar kebaikan dan memberi kemanfaatan kepada sesama untuk menggapai ridhoNya. Semoga saja, ada ridhoNya atas apa yang kita lakukan hingga itu bisa menyelamtkan kita dari panasnya api neraka kelak.

Ya Allah, ampunkan diri yang masih sering kali lupa bersyukur padaMu atas nikmatMu yang begitu berlimpah tak terhitung lagi...
Ampunkan diri yang terkadang masih sering lalai terhadap apa yang Engkau perintahkan dan apa yang Engkau larang...
Ampunkan diri yang masih sering sibuk dengan aktivitas dunia tanpa mengingat pentingnya bekal kehidupan akhirat yang abadi...
Ampunkan diri yang masih jarang menyebut namaMu daripada menyebut merk-merk barang dunia yang tidak akan terbawa mati...
Ampunkan diri yang masih sering lalai dari mengingatMu karena sibuk mengingat hal-hal duniawi yang sering mengaburkan ingatan tentang hari yang sejati dan lebih abadi...

Ampunkan diri atas segala salah dan khilaf yang tiada terhitung lagi...
Ampunkan diri atas segala dzalim yang mungkin sering tak tersadari...
Ampunkan diri atas dosa yang hamba sadari ataupun tidak diketahui...
Ampunkan diri dan masukkanlah diri ini ke dalam golongan orang-orang yang Engkau ridhoi ya Rabb...
Aamiin... Aamiin... Allahumma aamiin...


(Senja sudah menyapa, tapi diri masih sibuk berkutat dengan segudang buku untuk menjawab kisi-kisi...
Di kost seorang teman, Bintaro 21 Mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar