Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 28 Februari 2011

Lelaki (Resume kultwit Gurunda Salim A. Fillah)


Bismillah...



Berikut ini adalah resume dari kultwit Gurunda Salim A. Fillah tentang #Lelaki :
1. Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik perilakunya pada isteri. Akulah yang terbaik pekerti pada isteriku." (HR At Tirmidzi) #Lelaki
2. "Tidaklah memuliakan wanita, kecuali lelaki mulia. Dan yang menghinakan wanita, pastilah lelaki hina." (HR At Tirmidzi) #Lelaki
3. Allah merahmati suami yang bangunkan isterinya tuk shalat, jika sulit dipercikkannyalah air ke wajah. -dan sebaliknya- (HR Ahmad) #Lelaki
4. Nabi bolehkan dusta dalam 3 perkara: perang, mendamaikan 2 orang berselisih, & kalimat suami MENYENANGKAN isterinya. (HR Ahmad) #Lelaki
5. "Jadilah seperti kanak-kanak jika di hadapan isteri-isteri kalian." ('Umar ibn Al Khaththab) #Lelaki
6. Nikahkan anakmu dengan pria taqwa. Jika cinta, dia akan memuliakannya. Pun jika tidak, dia takkan menyakitinya. (Hasan ibn 'Ali) #Lelaki
7. Panggilan sayang Nabi untuk isteri: Khumaira (yang pipinya merona), 'Aisy (yang penuh daya hidup), Muwaffaqah (yang dapat taufiq) #Lelaki
8. Nabi, Saudah, 'Aisyah, & Hafshah bercanda dengan saling lempar serta saling mengoleskan kue-kue manis ke wajah. (HR Abu Ya'la) #Lelaki
9. Cinta selalu membutuhkan kata. Ia gelombang, menggores langit hati hingga memelangi. Ungkapkan: puisi, surat, lagu. (@anismatta) #Lelaki
10. Tulis di kertas hati merah jambu sejuta alasan mencintai isteri, tempel di kamar mandi, ranjang, dapur, rak, meja rias dll. #BMC #Lelaki
11. "Sepuluh perkara termasuk fitrah: menggunting kumis, merawat janggut, bersiwak, kumur-kumur, memotong kuku, beristinja'...cont #Lelaki
12. "..membasuh lipat jemari & cuping telinga, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, menghisap air ke hidung." (HR Muslim) #Lelaki
13. Sesungguhnya para isteri suka jika kalian berdandan untuk mereka, sebagaimana kalian suka mereka berrias untuk kalian. ('Umar) #Lelaki
14. 'Aisyah: "Nabi suka meletakkan kepala di pangkuanku lalu kukeramasi kepalanya dan kusisiri rambutnya." (HR 'Abdurrazaq) #Lelaki
15. Nabi harumkan tubuh mulai dari bagian 'aurat dengan serbuk pewangi, lalu isterinya meminyaki bagian tubuh lain. (HR Ibnu Majah) #Lelaki
16. Nabi mencium isterinya setelah berwudhu' lalu beliau shalat tanpa mengulang wudhu' (HR 'Abdurrazaq) -Juga saat puasa- (HR Ahmad) #Lelaki
17. Nabi punya selimut yang senantiasa dicelup dengan wars & za'faran wangi. Beliau gilirkan untuk isteri-isterinya. (HR Al Khathib) #Lelaki
18. 'Aisyah: "Nabi minum dari sudut gelas tempatku meletakkan bibir & menggigit bersama tuk daging, zaitun & anggur." (HR An Nasa'i) #Lelaki
19. 'Aisyah: "Aku mandi bersama Nabi sebejana.." (HR Muslim) Umm Salamah: "..Kami canda berebut air di bejana." (HR Ibn Abi Syaibah) #Lelaki
20. Nabi memencet hidung 'Aisyah jika dia marah, mencium keningnya, lalu menuntunnya berdoa dengan lembut. (HR Ibnu Sunni) #Lelaki
21. "Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai." (HR Abu Dawud) #Lelaki
22. Nabi diundang jamuan, maka bertanya, "Apakah 'Aisyah juga diundang?" Dijawab tidak, tak datang. Dijawab ya, datang. (HR Muslim) #Lelaki
23. 'Aisyah: "Nabi suka meletakkan kepala di pangkuanku walau aku haidh, lalu beliau membaca Al Quran." (HR 'Abdurrazaq) #Lelaki
24. Nabi suka saling bersandar punggung dengan 'Aisyah lalu memintanya melafalkan syair, kemudian dibahas bersama. (HR Al Baihaqi) #Lelaki
25. Nabi lomba lari dengan 'Aisyah. Setelah dulunya kalah, satu saat beliau ungguli 'Aisyah. Beliau godai sambil senyum. (HR Ahmad) #Lelaki
26. Saat orang Habsyi bertari tombak di Masjid, Nabi & 'Aisyah menonton dengan saling beradu bahu serta menempel pipi. (HR Ahmad) #Lelaki
27. Anas: "Kulihat Nabi menata mantel di pelana. Beliau duduk & Shafiyyah meletakkan lututnya di atas lutut beliau." (HR Al Bukhari) #Lelaki
28. "Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah, pilihlah kawan sebelum memilih jalan, siapkan bekal sebelum berangkat" (HR Al Khathib) #Lelaki
29. Sa'd ibn 'Ubadah masyhur sbg pencemburu. Nabi: "Aku lebih pencemburu dari Sa'd & Allah lebih pencemburu dariku." (HR Al Bukhari) #Lelaki
30. "..Cemburu yang disuka Allah adalah keraguan yang menguatkan ikatan. Cemburu yang dibenci ialah yang menghakimi." (HR An Nasa'i) #Lelaki
31. 'Aisyah: "Pekerjaan pertama yang dilakukan Nabi saat masuk rumah adalah bersiwak demi bersegar nafas tuk keluarga." (HR Muslim) #Lelaki
32. "Yang sangat aku cinta dari dunia ini adalah isteri & wewangian. Dan dijadikan shalat sebagai penyejuk mataku." (HR Al Baihaqi) #Lelaki
33. "Lima fitrah #Lelaki: istihdaad (cukur rambut kemaluan), khitan, memangkas kumis, mencabut bulu ketiak, memotong kuku." (HR Al Jama'ah)
34. #Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan, melainkan yang bisa membuat Sang Hawa merasa tercantik di dunia.
35. #Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yang paling kekar, melainkan yang mampu mendengarkan, memahami, & mengerti curahan hatinya.
36. #Lelaki teragung di jiwa wanita, bukan cuma yang rajin shalatnya, melainkan yang ketekunan ibadahnya membuahkan akhlaq mulia.
37. #Lelaki tershalih bagi wanita, bukan sekedar yang banyak ilmu agama & hafal Qurannya, melainkan yang kedua hal itu teterjemah di kepribadiannya.
38. #Lelaki hebat berjuang melampaui wataknya. Seperti Abu Bakr; lembut & santun tapi tak jadi lembek. Dia teguh & tegar.
39. #Lelaki kuat berjibaku menggenapkan sifatnya. Seperti 'Umar yang keras; dia tak beringas. Dia paling penyayang pada ummat yang dipimpin.
40. #Lelaki mengagumkan berkorban jiwa raga tuk sempurnakan karakternya. Seperti 'Utsman yang pemalu, egonya diruntuhkan kedermawanan.
41. #Lelaki dahsyat memahami konsekuensi penampilannya. Seperti 'Ali yang periang & easy going; dia singa saat perang, rahib di gelap malam.
42. #Lelaki terkaya di angan wanita bukanlah yang terbanyak hartanya, melainkan dia yang penuh syukur pada Tuhannya, berjuang bagi keluarga.
43. #Lelaki sejati memilih BANGUN dan bukan jatuh, untuk cintanya. Agar cintanya menjadi istana megah menjulang, tinggi menggapai surga.
44. #Lelaki hebat tak suka berjanji. Tapi begitu memutuskan mencinta, dia menyusun rencana tuk memberi & bekerja mewujudnya walau tersunyi.
45. #Lelaki bahagia adalah Salman; cinta tak bersambut bukan kepedihan. Dia sokong Abud Darda' sahabatnya, menikahi gadis yang dicintanya.
46. #Lelaki jantan itu 'Ali; tak memintamu menunggu di batas waktu. Dia ambil kesempatan (itu keberanian), atau menyilakan (itu pengorbanan)
47. #Lelaki jernih itu Zaid ibn Haritsah; dia yang anak angkat Nabi menikahi Ummu Aiman, ibu asuh Baginda; sebab gairahnya adalah surga.
48. #Lelaki sederhana itu 'Abdurrahman ibn 'Auf; si kaya nan penampilannya tak beda dengan budaknya, khawatir surga tak terbayar oleh harta.
49. #Lelaki bernyali itu Thalhah; yang saat 70 luka mengoyak badannya berdoa, "Rabbi, ambil darahku sekehendakMu, sampai Kau ridha padaku!"
50. #Lelaki adil itu Abu 'Ubaidah; musuh nan ditaklukkannyapun berkata, "Kami lebih suka kalian kalahkan daripada menang bersama Byzantium!"
51. #Lelaki teliti itu Khalid. "Tak kulewati lembah, bukit, sungai, & apapun tempat melainkan kufikirkan strategi yang kupakai di sana!"
52. #Lelaki jujur itu Mubarak; 3 bulan menjaga kebun anggur tak ditahunya beda matang, busuk, & ranum; sebab tak sekalipun dia mencicipi.
53. Mubarak, #lelaki lugu itu diambil menantu oleh tuannya sebab kebaikan agama, lalu lahirlah putranya sang 'Alim-Zahid-Mujahid: 'Abdullah.
54. #Lelaki hati-hati itu Idris, ayah Asy Syafi'i, nan tak sengaja makan delima terhanyut lalu rela menikahi 'buta-tuli-bisu' demi halalnya.



Semoga bermanfaat... :)

Dalam Kelabu Sang Mendung


Bismillah...

Hari ini kelabu, penuh mendung dan airmata langit... (aih, lebay dech... ^_^)
Maksudnya hujan tiada henti sejak semalam... :)

Semoga kelabunya tidak menular ke hatiku... :)

Yup, tapi chemistry nya tetap ngena... :)

Kenapa ya, tiap hujan atau hanya sekedar mendung selalu berubah jadi makhluk melankolis... atau memang dari sananya udah melankolis, makin menjadi-jadi tiap mendung dan hujan datang?
Ah, entahlah...

Hmmm... hari ini melow nya lebih ke arah romantis ah... (kambuh dah,,, ^_*)
Tapi masih romantis yang mengarah padaNya kok... Bukan romantis yang lebay seperti sinetron-sinetron... :)

Mau menyapa seseorang nun jauh di sana, di salah satu sudut dunia yang berbeda, yang sekarang entah sudah hijrah kemana...

Hai kamu, dimana sekarang?
Semoga tak pernah berhenti mengingat Tuhan... Tak pernah berhenti berdzikir padaNya... :)

Oh, iya... mengingat artikel pagi ini tentang "Dusta (Bohong)" dan "Jangan Ingkar Janji Ya... :)"
Boleh kan aku meminta... :)

Tolong, pegang teguh imanmu, jangan sampai ia menjauh pergi darimu... Karena jika nanti imanmu telah pergi, maka aku pun akan meninggalkanmu...
Aku hanya ingin menjadi makmum dari seseorang yang bisa menjadi imam terbaikku, yang bisa membimbingku untuk semakin mendekat dan mencintaiNya...

Aku cukup sadar diri bahwa aku belum cukup baik dan mampu untuk membimbing seseorang yang tak lagi memiliki iman di hatinya... Takut justru aku yang akan terwarnai dan memancingNya murka karena aku pun terbawa tuk melepas imanku...

Jadi, tolong perkokoh imanmu ya, agar aku bisa berpegang padamu ketika aku merasa bingung dan bimbang, hingga kamu mampu menunjukkan mana yang benar... :)

Aku juga ingin meminta, tolong jangan lah kamu berdusta (berbohong) dalam segala hal apapun, kamu harus baca dech artikel tentang "Dusta (Bohong)", aku tidak ingin kamu dimurkai Allah...
Aku tidak ingin kamu menjadi terbiasa berbohong, itu akan mampu menggerus imanmu perlahan hingga habis, dan ingat kan, kalau iman itu pergi, aku juga akan pergi...


Tolong, jangan juga kamu ingkari janji... Apakah itu janji padaku, pada sesama hamba terlebih jangan sekali-kali ingkari janjimu padaNya...
Kamu harus baca "Jangan Ingkari Janji ya... :)"
Kamu akan tahu bagaimana Allah melarang kita ingkar janji...

Lagi-lagi yang suka berdusta dan ingkar janji itu adalah ciri-ciri orang munafik... Dan orang munafik adalah mereka yang tidak memiliki iman...
Aku tidak ingin kamu begitu, atau aku akan meninggalkanmu...

Aku pun menyadari betapa tak sempurnanya diri ini, masih jauh dari kriteria menjadi sholihah... Tapi aku tak mau terhenti disini, masih akan terus belajar dan perbaiki diri... Hingga kelak aku bisa menjadi istri terbaik dan ibu terbaik untuk suami dan anak-anakku, pun ingin sekali menjadi anak yang baik untuk orang tuaku... :)

Tidak ada kata cukup untuk menuntut ilmu di dunia ini, terutama ilmu sebagai bekal kehidupan abadi kita di akhirat...
Tidak harus pergi ke sekolah atau banyak membaca buku untuk mempelajarinya...
Karena dengan membuka lebar panca indera dan mata hati secara bersamaan dan saling mendukung dan bersinergi, kita akan mendapatkan banyak sekali ilmu bertebaran di sekeliling kita... Melalui apa yang kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan disana banyak ilmu dan hikmah yang bisa kita petik dan pelajari...
Indah bukan?
Inilah yang namanya sekolah terbuka... :)
Alam ini adalah sekolah gratis yang disediakan oleh Allah untuk kita... :)

Mau jadi kaya? Banyak bersedekah, berusaha keras, pantang menyerah, optimis dan selalu ingat sama Allah... :)

Mau sehat? Banyak bersedekah juga, pilih makanan yang halal dengan cara yang halal juga... :)

Mau cantik atau tampan? Banyak-banyak berwudhu dan sholat, banyak berdzikir dan senyum ikhlas sebagai sedekah... :)

Mau apalagi? Semua ada ilmunya kok... asal hati selalu tertuju padaNya, semua akan menjadi mudah... :)


Yuk, belajar tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik... pribadi yang sholih dan sholihah... :)

Semoga dimudahkan dan diijabahkan olehNya... amin... :)



Jangan Ingkar Janji ya... :)

Bismillah...


Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya. Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal, Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan keras menciderai janji dengan orang-orang kafir.

Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.

Sungguh Al-Qur`an telah memerhatikan permasalahan janji ini dan memberi dorongan serta memerintahkan untuk menepatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلاَ تَنْقُضُوا اْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا …

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….” (An-Nahl: 91)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً

“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`: 34)

Demikianlah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Hal ini mencakup janji seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji hamba dengan hamba, dan janji atas dirinya sendiri seperti nadzar. Masuk pula dalam hal ini apa yang telah dijadikan sebagai persyaratan dalam akad pernikahan, akad jual beli, perdamaian, gencatan senjata, dan semisalnya.

Menepati janji adalah bagian dari iman. Barangsiapa yang tidak menjaga perjanjiannya maka tidak ada agama baginya. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan dan bukti atas adanya makar yang jelek serta rusaknya hati.

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

“Tanda-tanda munafik ada tiga; apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Muslim, Kitabul Iman, Bab Khishalul Munafiq no. 107 dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Seorang mukmin tampil beda dengan munafik. Apabila dia berbicara, jujur ucapannya. Bila telah berjanji ia menepatinya, dan jika dipercaya untuk menjaga ucapan, harta, dan hak, maka ia menjaganya. Sesungguhnya menepati janji adalah barometer yang dengannya diketahui orang yang baik dari yang jelek, dan orang yang mulia dari yang rendahan. (Lihat Khuthab Mukhtarah, hal. 382-383)

Orang yang membaca sirah (sejarah) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi Salafush Shalih akan mendapati bahwa menepati janji dan ikatan perjanjian tidak terbatas hanya sesama kaum muslimin. Bahkan terhadap lawan pun demikian. Sekian banyak perjanjian yang telah diikat antara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang kafir dari Ahlul Kitab dan musyrikin, tetap beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam jaga, sampai mereka sendiri yang memutus tali perjanjian itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِلاَّ الَّذِيْنَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ

“Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah: 4)

Dahulu antara Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma ada ikatan perjanjian (gencatan senjata) dengan bangsa Romawi. Suatu waktu Mu’awiyah bermaksud menyerang mereka di mana dia tergesa-gesa satu bulan (sebelum habis masa perjanjiannya). Tiba-tiba datang seorang lelaki mengendarai kudanya dari negeri Romawi seraya mengatakan: “Tepatilah janji dan jangan berkhianat!” Ternyata dia adalah seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama ‘Amr bin ‘Absah. Mu’awiyah lalu memanggilnya. Maka ‘Amr berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa antara ia dengan suatu kaum ada perjanjian maka tidak halal baginya untuk melepas ikatannya sampai berlalu masanya atau mengembalikan perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur.” Akhirnya Mu’awiyah menarik diri beserta pasukannya. (Lihat Syu’abul Iman no. 4049-4050 dan Ash-Shahihah 5/472 hadits no. 2357)

Kalau hal itu bisa dilakukan terhadap kaum musyrikin, tentu lebih-lebih lagi terhadap kaum muslimin, kecuali perjanjian yang maksiat, maka tidak boleh dilaksanakan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلىَ شُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا

“Dan kaum muslimin (harus menjaga) atas persyaratan/perjanjian mereka, kecuali persyaratan yang mengharamkan yang dihalalkan atau menghalalkan yang haram.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1352, lihat Irwa`ul Ghalil no. 1303)


Siapapun orangnya yang masih sehat fitrahnya tidak akan suka kepada orang yang ingkar janji. Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada nilainya di mata mereka.

Namun anehnya ternyata masih banyak orang yang jika berjanji hanya sekedar igauan belaka. Dia tidak peduli dengan kehinaan yang disandangnya, karena orang yang punya mental suka dengan kerendahan tidak akan risih dengan kotoran yang menyelimuti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لاَ يَتَّقُوْنَ

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 55-56)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ عِنْدَ إِسْتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Bagi setiap pengkhianat (akan ditancapkan) bendera pada pantatnya di hari kiamat.” (HR. Muslim bab Tahrimul Ghadr no. 1738 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)


Astaghfirullah...
Sahabat, mari kita belajar untuk tidak meremehkan apa yang kita ucapkan...
Semuanya tercatat rapi dalam buku amal kita yang kelak akan kita terima di akhirat...
Berdasarkan keridhoan Allah SWT dan catatan amal itulah yang akan menentukan dimana tempat tinggal abadi kita, apakah surgaNya atau nerakaNya??
Tentu setiap kita selalu berharap surgaNya...
Jadi, mari kita menimbang terlebih dahulu sebelum berucap, dan jangan mengingkarinya...
Ini juga masih erat kaitannya dengan materi "Dusta (Bohong)" yang sebelumnya telah di post...
Semua terkait dengan akhlaq... dan erat hubungannya dengan iman...
Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang munafik... amin...

Saling mengingatkan dan saling mendo'akan dalam kebaikan dan kebenaran ya... :)
Saling berbagi ilmu dari berbagai sumber asalkan tidak bertentangan dengan Allah SWT... :)

Semoga bermanfaat... :)

Sumber :
www.qurandansunnah.wordpress.com

Dusta (Bohong)

Bismillah...

Dalam Alquran kalau kita perhatikan kalimat al-kadzibu, maka kita temukan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan wazannya, seperti Kaadzibu, Kadzaab, Al-Mukadzibuun, Al-Mukadzibiin, Kadzaaba, Kadzaabat, Makdzuub, Takdziib, Kdazzabuu. Ini semua sesuai dengan ayat dan bentuknya.

Kebohongan atau sifat dusta adalah suatu sifat yang timbul dari sebab beberapa faktor yang ada, antara lain:

· Lemah jiwa dan mentalnya.

· Kegoncangan jiwa.

· Senang dengan perhatian manusia atau pandangan manusia.

· Suka bergurau atau bercanda yang berlebihan.

· Rasa dengki dan iri yang ada.

· Lingkungan yang buruk dan berpengaruh padanya.

Pada dasarnya setiap hukum kebohongan mempunyai dosa dan resiko sesuai dengan tingkat kebohonganya itu. Seperti dusta atas nama Allah dan Nabi-Nya, dusta dalam kehidupan dan lain-lain.

Dan seseorang apabila dia berdusta atau berbohong, maka pada dasarnya dia harus siap berbuat kebohongan yang lainnya untuk menutupi kebohongan yang pertama. Dan biasanya kebohongan memang harus bersambung atau sampai seorang itu mau menyelesaikan kebohongannya dengan mangaku dan menutup dengan taubat atau minta maaf kalau hal itu bersangutan dengan manusia. Dan banyak di antara kita yang hampir tidak memperhatikan hal ini, bahkan ada yang beranggapan kalau bohong sedikit tidak apa-apa atau tidak dosa. Artinya bohong yang diluar syar’i. Dan Nabi saw. mengancam keras bagi orang yang bohong atau dusta apa lagi mengatasnamakan beliau. Dalam riwayat Muslim dari Samura r.a., sesungguhnya Nabi saw. berkata, “Barangsiapa yang berbicara tentang aku, dengan suatu hadis yang hal itu sebenarnya dusta, maka orang itu dikatakan pendusta.”

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu menghantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)

Kata orang, lisan adalah daging tak bertulang, apabila manusia tidak menjaga lisannya, maka kebinasaanlah yang ia dapat. Ingatlah selalu, tidak ada satu ucapan pun yang keluar dari mulut kita, kecuali ada malaikat yang mencatat. Allah berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18)

Berbohong adalah kebiasaan orang munafik. Orang munafik akan selalu menampakkan sesuatu yang menyelisihi apa yang ada dalam benaknya, di antaranya adalah dengan berbohong. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Tanda orang munafik ada tiga: Apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya dia khianat.” (HR. Bukhari no. 6095, Muslim no. 59).

Berbohong tidaklah dibenarkan, baik sungguh-sungguh ataupun sekedar main-main saja. Sering kita lihat, orang kalau sudah kumpul dengan temannya akan berupaya membuat senang dan tertawa teman-temannya walaupun harus berbohong! Tentunya hal ini tidaklah dibenarkan juga, mengingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:

“Celakalah orang yang berbohong agar orang lain tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud no. 4990, Tirmidzi no. 2315, Darimi no. 2705, Ahmad 5/7. Dihasankan oleh al-Albani dalam al-Misykah no. 4834).

Sahabat mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bohong tidaklah dibenarkan, baik sungguh-sungguh maupun sekedar main-main.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/363).

Inipun termasuk celaan dan ancaman bagi orang yang berbohong, renungilah kisah dalam hadits berikut ini, bahwa berbohong bukan sekedar dosa yang ringan!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang laki-laki, kemudian keduanya membawaku ke sebuah tempat yang suci. Di tempat itu aku melihat dua orang yang sedang duduk dan ada dua orang yang sedang berdiri, di tangan mereka ada sebatang besi. Besi itu ditusukkan ke tulang rahangnya sampai tembus tengkuknya. Kemudian ditusukkan besi itu pada tulang rahangnya yang lain semisal itu juga, hingga penuh dengan besi…

Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Kalian telah mengajakku berkeliling, sekarang kabarkan kepadaku peristiwa demi peristiwa yang telah aku lihat.” Keduanya berkata: “Adapun orang yang engkau lihat menusuk rahangnya dengan besi, dia adalah seorang pendusta, berkata bohong hingga dosanya itu memenuhi penjuru langit. Apa yang engkau lihat terhadapnya akan terus diperbuat hingga hari kiamat.”
(HR. Bukhari no. 1386, Ahmad 5/14).


Berdusta terhadap sumpah atas nama Allah SWT juga merupakan hal yang secara tegas dilarang:
"Dan pada hari kiamat itu kamu akan melihat orang yang berdusta atas NamaKu, muka-muka mereka itu menjadi hitam..." (QS. Az Zumar : 60)

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berdusta atas Namaku maka baginya akan dibangunkan sebuah rumah di dalam neraka Jahannam." (Hadist)

Rasulllah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berdusta atas Namaku dengan sengaja, maka bersiap-siaplah untuk tinggal di neraka." (HR. Bukhari & Muslim)



Astaghfirullah...
Sahabat, demikianlah larangan tegas serta ancaman-ancaman tentang berbohong (dusta)...
Saling mengingatkan ya, semoga kita tidak termasuk dalam golongan pendusta... amin...


Semoga artikel ini bermanfaat... :)

Sumber :
www.dakwatuna.com
http://abuzuhriy.com

Minggu, 27 Februari 2011

Do'a Pagi (tweet Gurunda Salim A. Fillah)


Bismillah...


Berikut ini adalah resume kultwit Gurunda Salim A. Fillah tentang #Do'aPagi :
1. Allah, susurkan & susulkan aku di jalan mereka yang Kau limpahi cinta; dalam sempit maupun lapangnya, senyum dan juga lukanya. #DoaPagi
2. Allah, walau tak Kau kayakan aku seberlimpah Sulaiman; karuniai aku syukur & tawadhu'-nya nan hormati semut & burung Hudhud. #DoaPagi
3. Allah, walau tak Kau beri aku daya raga & keajaiban seperkasa Musa, curahi aku keberanian & keteguhannya memimpin bangsa. #DoaPagi
4. Allah, walau usia tak sepanjang Nuh mulia, tegarkan aku dengan kegigihan da'wah & tekad bajanya berbagi kebenaran bermacam cara. #DoaPagi
5. Allah, walau paras tak setampan Yusuf rupawan, kuatkan diri ini menahan segala goda & derita, tajamkan nurani baikkan negeri. #DoaPagi
6. Allah, walau keajaiban tak sertai perjalanan, penuhilah hati ini dengan kasih mesra seperti 'Isa, tunduklah musuh dalam cinta. #DoaPagi
7. Allah, walau tak perlu ditelan ikan di gelap lautan, hiaskan jiwa ini dengan kepasrahan Yunus nan rintih doanya Kau dengarkan. #DoaPagi
8. Allah, walau tak usah kehilangan, dicekik sakit, miskin, & musibah; sejukkan hati ini dengan kesabaran & dzikir Ayyub nan tabah. #DoaPagi
9. Allah walau ujian cinta tak seberat Ibrahim, Hajar, & Sarah; kurniai kami sakinah-mawaddah-rahmah, & keturunan shalih-shalihah. #DoaPagi
10. Allah, walau ibadah tak seterpelihara Zakaria & kesucian tak seterjaga Maryam; nikmatkan kami bakti anak seperti Yahya & 'Isa. #DoaPagi
11. Allah, walau belum pernah cicipi surga bak Adam-Hawa, jadikan rumah kami surga sebelum surga, terimalah taubat atas dosa-dosa. #DoaPagi
12. Allah, walau jangan sampai Kau beri kami pasangan mirip Fir'aun; teguhkan kami bagai Asiyah, anugerahkan rumah surga di sisiMu. #DoaPagi
13. Allah, walau kerajaan tak seluas Dzul Qarnain, curahi kami akhlaq pemimpin; menyeru iman, membebas ummat, menebar manfaat. #DoaPagi
14. Allah, walau hidup tak sewarna-warni Ya'qub, jadikan kami mengadu padaMu saja, tampilkan kesabaran cantik yang mencahaya. #DoaPagi
15. Allah, walau ilmu & kebijaksanaan tak seutuh Luqman Al Hakim; tajamkan fikir & rasa kami tuk mengambil 'ibrah di tiap kejadian. #DoaPagi
16. Allah, walau soalan hidup tak sepelik Ibunda Musa, bisikkan selalu kejernihanMu di firasat kami saat hadapi musykilnya hari. #DoaPagi
17. Allah, walau tak harus lari-sembunyi seperti Ashabul Kahfi, beri kami keberanian & lindungan saat katakan Al Haq di depan tiran #DoaPagi

Merenung Sejenak, Yuk!! :)


Bismillah...

Selamat pagi Allah SWT, Pemilik segalaku dan cinta sejatiku... :)
Selamat pagi para malaikat yang telah sibuk dengan tugas masing-masing, terutama Malaikat Mika'il yang pagi-pagi buta telah munurunkan hujan sesuai titahNya... :)
Selamat pagi bapak dan adikku nun jauh di sana...
Selamat pagi untuk almh. ibuku tercinta, kami merindumu... :*

Dan selamat pagi untukmu, lelaki yang kurindu wajah basahmu oleh air wudhu... :)


Pagi ini diawali oleh berita duka, tetanggaku di Jogja ada yang meninggal dunia...
Sebuah peringatan bagi kita, bahwa kelak kita pun demikian juga... Semoga kita telah sibuk dengan bekal ke sana (akhirat) tak hanya sibuk dengan pundi-pundi untuk dunia...

Umur memang tidak ada yang tahu, maut juga ga pakai permisi sebelum datang, semua akan berjalan sesuai skenarioNya... Namun, yang pasti kita dapat berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik, hingga apabila maut datang menjemput, kita dalam keadaan terbaik, sehingga tidak malu untuk bertemu denganNya, sang pemiliki atas segala kita...

Sebuah dalil aqli yang tak terpungkiri... Saat kita melihat segala ciptaanNya, sudahkah kita syukuri? Saat Allah SWT menunjukkan kuasaNya, sudahkah kita bertasbih padaNya?? Semoga saja perjalanan hidup kita tidak sia-sia... Tak hanya menjadi seseorang yang berhasil secara pribadi, tetapi lebih dari itu, kita bisa memberi manfaat bagi orang lain, minimal orang-orang terdekat kita... :)


So, apa rencanamu hari ini? Yuk, kita melakukan hal-hal yang terbaik yang bisa kita lakukan... Minimal memberi salam dan senyum kepada saudara-saudari kita, kepada tetangga-tetangga kita...
Yuk, kita berbagi kepada mereka yang membutuhkan, yang sengaja didatangkan Allah SWT kepada kita... itu artinya Allah SWT menyodorkan ladang amal lho... Subhanallah... :)



Oh, iya, special untuk lelaki di salah satu sudut dunia sana, semoga kamu tak henti berdzikir padaNya... Semoga kamu senantiasa mengingatNya... Semoga hari-harimu penuh dengan kecintaan padaNya dan mencintai yang juga mencintaiNya...
Semoga hatimu lurus padaNya, tak menoleh kepada selainNya... pun hatimu karenaNya tertuju padaku saja, tak perlu melirik atau memandang selainku... :)





Sabtu, 26 Februari 2011

Sapaan untukmu :)


Bismillah...

Padahal baru dapat 2 bab belajar SIM, tapi kenapa jd ga konsen ya??hihihi
Gara-gara ga sengaja denger pasangan sebelah kamar...eh...lebih tepatnya kamar dibawahku dink... suaminya dateng tiap akhir pekan, dan baru saja terdengar mereka ngaji bareng.. Subhanallah... setelah itu sang suami menunaikan kewajibannya untuk mengajarkan kepada istrinya tentang ilmu... Lembut namun mengena, itulah cara sang suami mengajari istrinya tercinta... :)

Subhanallah, jadi iri... :)
Ya Allah, semoga suamiku kelak juga demikian ya... Semoga dia berkenan mengajariku banyak ilmu yang selama ini belum kupunyai... Yang senantiasa sabar mengajariku yang lemah dan memiliki kecerdasan yang tergolong biasa-biasa saja ini... Semoga saja suamiku kelak mampu bersabar menghadapi segala sikap burukku.. dan tak hanya itu, tapi juga mampu menjadikanku pribadi yang lebih baik... amin...


Hai kamu, lelaki di salah satu sudut dunia sana, yang hatimu terpaut dengan hatiku, yang telah Allah tautkan, apa kabarmu hari ini? Masihkah ingat selalu kepada Tuhanmu? Masihkah menyebutku dalam tiap sujud malammu? Masihkah ingat tuk slalu berdzikir padaNya agar terbebas dari segala godaan syaitan? Masihkah kamu mampu menjaga kehormatanmu untukku, calon istrimu kelak? Masihkah mengukir namaku di hatimu yang tak kan hilang dan tak kan pernah tergantikan siapapun?

Aku ingin meminta, selayaknya permintaan seorang istri kepada suaminya, tolong kelak luangkan waktumu untuk mengajarkan ilmu kepadaku. Tidak sekedar ilmu dunia yang bisa kita baca di buku-buku, koran, majalah dan internet. Tapi lebih dari itu, ajari aku untuk lebih mencintai Tuhanku, yang juga adalah Tuhanmu, Tuhan kita.
Ajarilah aku untuk menjadi istri yang berbakti kepada Tuhannya, suaminya dan orang tuanya. Ajarilah aku untuk menjadi ibu terbaik bagi anak-anakmu kelak, anak-anak kita, agar mereka tak sekedar cerdas ilmu dunia, tapi juga siap dengan bekal akhiratnya, syukur jika mereka kelak bisa menjadi teladan dan panutan bagi orang lain... amin...

Hai, lelaki yang sedang kutunggu... :)
Apa yang sedang kamu persiapkan untukku? Apa yang sedang kamu rangkai untuk menjadikanku istrimu? Bukan! Aku tidak bertanya tentang materi dunia, bahkan aku tak memikirkannya, aku bertanya tentang persiapanmu untuk menjadi suamiku. Sudahkah kamu siap menerima seorang wanita yang lemah sepertiku? Ketahuilah bahwa aku berasal dari tulang rusuk yang bengkok, kelak luruskanlah aku dengan kasih sayangmu, jangan paksa aku, karena itu akan mematahkanku dan meninggalkan sakit tak terkira di dadamu. Kamu pasti juga tahu itu, kan?? :)

Sejatinya aku adalah tulang rusukmu yang dititahkan Tuhan untuk menjaga hatimu. Iya, itu yang berdenyut dibalik dadamu. Aku diminta Tuhan untuk memberi ketenangan bagimu, semoga saja aku bisa melakukannya dan bukan justru membuatmu tak nyaman dan merana.

Oh iya, kelak ajari aku untuk memegang teguh inti iman ya, sabar dan syukur, agar bukan keluh kesah yang keluar dari lisanku melainkan pujian, syukur atau kesabaranku kepada apa-apa yang telah dituliskanNya untukku.

Hmmm... satu lagi, tolong jangan pernah melupakan Tuhanmu ya, atau berhenti mengingatNya meski hanya sedetik... Karena aku takut ketika kamu lupa padaNya sedetik saja, itu sama artinya dengan kamu melupakanku seumur hidupmu. Aku ingin memilikimu sebagai suamiku, wahai lelaki yang memiliki rasa takut kepada Tuhannya... :)

Yang selalu merasa diawasi oleh Tuhannya hingga tak sempat kamu memikirkan selainNya apalagi selainku... :)



Dari sudut kamar di titik yang berbeda
Aku akan menunggumu dengan do'aku
Semoga Tuhan menyegerakan langkahmu kepadaku... :)

Duh, Mulai Dech ya...


Bismillah...

Yup, hari ini full ngerjain tugas (dengan banyak selingan dan gangguan...hehe)
Akhirnya selesai juga tugas SPK nya... entah dech jadinya kayak mana. Bismillah aja, semoga bapaknya baik... amin... (nasib mahasiswi diujung hari menjelang ujian)

Nah lho, sekarang waktunya mau belajar buat persiapan ujian... Ya, biar ga sks banget lah... :)

Tapi kenapa ini perasaan jadi ga enak, pikiran jadi melayang-layang nun jauh di sana?
Duh, mulai lagi dech...

Hai, hai... Mana janjimu? Katanya mau percaya sepenuhnya pada Allah SWT? SO, kenapa masih bingung, ragu dan takut?? Santai, dear... Everything will be ok..
Allah SWT yang akan menjalankan kuasaNya... seperti apa hasilnya? Tunggu aja, dear... Semua akan indah pada waktunya. :)

So, ngapain masih ngijinin pikiran muter2 di langit sana? Cepat tarik kembali ia ke sarangnya, biarkan ia memikirkan Tuhannya di setiap kalimat materi ujian yang dibacanya... :)

Hosh, ayo semangat , dear... :)
Ganbatte kudasai... :)



DIA ada di sana selalu, menunggu dan menjagamu...
DIA tidak pernah meninggalkanmu walau sepersekian detik pun...
DIA tak pernah mengabaikanmu meski telah berulang kali kamu mengabaikanNya...
Dan DIA akan selalu menerimamu dengan segala keluh kesahmu tanpa mengeluhkan sikap dan sifatmu... Karena DIA lah kekasih sejatimu... Cintamu tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan padaNya... Dan denganNya, dijamin tidak akan ada sakit hati, kecewa, atau pun sedih dan terluka... karena bersamaNya akan selalu bahagia, indah dan mempesona... itulah cinta yang hakiki, cinta padaNya... SAJA...


So, berikan hatimu seutuhnya padaNya... agar IA pun tak segan tuk memberikan apapun yang kamu butuhkan tanpa kauminta... Dan sekarang DIA sedang melihatmu, tersenyum ketika kamu berhasil menghapus su'udzonmu... Percayalah padaNya serta percayakan segalanya padaNya... sungguh tidak akan pernah kamu mereguk kecewa... :)

Forgive and Forget


Bismillah...

Sepertinya lagi mulai kambuh keinginan menulisnya... :)

Tiba-tiba teringat pada pertanyaan seorang teman, bagaimana caranya melupakan kenangan yang menyedihkan? Bagaimana caranya memafkan seseorang yang telah menyakiti kita?

Well, mungkin jika kita tidak berada di posisinya, kita bisa saja dengan mudahnya mengatakan, "Sudahlah ikhlaskan saja!"

Ya, tentu saja kenyataannya tidak semudah itu. Karena ketika kejadiaan itu sedang kita alami akan sulit sekali mengimplementasikan kalimat "ikhlas" itu sendiri. Sungguh, beneran ga gampang!!

Dulu, ketika aku masih di bangku SMA, pernah sekali merasa sakiiiittt banget (Ini bukan hiperbolis lho, tapi sungguh sakit beneran)karena dikhianati oleh sahabat sendiri. Seorang sahabat yang telah kita percayai untuk memegang apa-apa yang mungkin tak pernah kita ceritakan kepada orang lain, tiba-tiba saja menjadikan kita tampak bodoh dengan tindakannya. Ya, tentu sakit sekali ketika kita dibohongi mentah-mentah, banyak hal terkait sekolah atau pun di luar sekolah, dan tidak sekali dua kali ia berbohong, cukup membuatku merasa sangat tidak tahan. Mencoba memahami alasannya, namun pada akhirnya gagal.
Sakit hati karena dibohongi dan dikhianti seseorang yang kita percayai tentu akan berbekas lebih dalam dan butuh waktu lebih lama untuk sembuh. Terbukti, saya menyimpan kemarahan dan kebencian itu selama 3 tahun. Bisa dibayangkan dunk betapa kejamnya aku!
Lalu aku merenunginya, mencoba berfikir lebih logis dan lebih dewasa. Apa sich yang kudapatkan dengan membencinya? Tidak ada! Yang ada justru aku akan menangis dan jatuh sakit tiap kali mengingatnya. Akhirnya setelah 3 tahun aku menyimpan kebencian dan kemarahan itu, kucoba untuk berdamai dengan diri sendiri. I try to forgive and forget.

Dan, perlahan-lahan aku mulai bisa benar-benar memaafkan. Bahkan kalau sekarang teman-temanku yang lain membahas masalah itu, kami hanya tertawa-tertawa mengenangnya. Yang pasti aku merasa lebih bahagia ketika telah memaafkannya. :)

Itulah, memang tidak mudah untuk langsung berdamai saat itu. Tapi jika kita belajar untuk memaafkan, pasti bisa.

Pun, ketika beberapa waktu lalu, aku kembali mengalami hal yang sama. Mengalami sebuah pengkhianatan. Ya, sempat merasa bahwa aku tidak akan bisa memaafkannya seumur hidupku. Lelah menahan sakit akibat dikhianati oleh orang yang telah benar-benar kita percayai.
Tak bisa dipungkiri, hal itu pun sempat membuatku sakit beberapa hari. Lalu, aku banyak membaca buku tentang muhasabah, menghabiskan waktu lebih untuk membaca Al Qur'an, mendengarkan pengajian-pengajian dan menyibakkan diri dengan berbagai event-event kepenulisan. Dan, berhasil membuatku merasa lebih nyaman.
Kali ini tidak perlu menunggu 3 tahun lagi untuk memaafkannya. Bahkan ga sampai 2 atau 3 bulan, aku belajar memaafkannya. Meski sempat juga merasa ragu dan bimbang. Tapi dengan modal dasar BISMILLAH, alhamdulillah semua terasa mudah.

Mau tahu alasan dan prinsip yang mendasariku??
Well, mari disimak!
Pertama, No body is perfect. Tidak ada seseorang yang sempurna. Yup, tentu saja karena kesempurnaan hanya milikNya. Jadi wajar saja jika ada seseorang yang melakukan kekhilafan dan kesalahan. Tapi semoga setelahnya, dia menyadari dan tak akan lagi mengulangnya, dengan alasan apapun.

Kedua, Pengadilan Allah SWT adalah yang paling adil.
Ya, jangan pernah khwatir teman, semua akan dipertanggungjawabkan kok... :)
Bukankah tiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kita? Tentu tidak lupa dunk dengan hadist yang ini:
''Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.'' (H.R. Muslim).


Kelak, di akhirat kita akan dihadapkan dengan orang-orang yang terlibat dengan kita, apakah mereka yang pernah kita sakiti ataupun mereka yang pernah menyakiti kita. Dan di hadapanNya, sebagai yang tersakiti, akan ditanya keridhoannya.
"Apakah kamu ridho atas apa yang telah dia lakukan padamu?"
Sebagai yang tersakiti, apabila tidak ridho, maka pahala orang yang telah menyakiti akan diberikan kepada mereka yang tersakiti. Bagaimana jika pahala orang itu telah habis diberikan kepada orang-orang yang telah disakiti lebih dulu, sebelum kita? Rugi dunk kita?
Tenang, ingat ya, Pengadilan Allah SWT itu adalah pengadilan paling adil. Tidak akan ada yang bisa menyuap di sana, tidak seperti di dunia, dimana uang bisa berbicara.

Jadi, kalau kita ga kebagian pahala dari orang yang menyakiti kita, maka dosa kita yang akan diberikan padanya, tentu saja perhitungannya bagaimana hanya Allah SWT yang tahu.

Intinya, jangan pernah takut apalagi sedih ketika kita melihat bahwa orang-orang yang pernah menyakiti kita kenapa hidupnya baik-baik saja? Bahagia-bahagia saja? Eits, jangan lupa Allah SWT itu berkuasa, bisa mempercepat adzab ataupun menundanya. Kalau orang jahat telah mendapatkan hukuman di dunia artinya Allah sedang mempercepat adzabNya, kalau tidak, artinya Allah menunda adzabnya.
Pernah dengar cerita ini ga?
Dahulu kala hiduplah 2 raja di dua negara berbeda, yang satu merupakan raja yang adil dan bijaksana, yang satunya lagi adalah raja yang kejam dan dzalim. kedua raja itu sakit pada waktu bersamaan dan membutuhkan obat yang sama pula. Tapi Allah justru memberikan obat itu kepada raja yang dzalim. Lalu ada malaikat yang bertanya, "Ya Tuhanku, kenapa justru raja yang dzalim itu yang diberi kesembuhan? Kenapa bukan raja yang bijaksana itu?"
Maka Allah menjawab, "Sudah cukup perjuangan raja yang bijaksana itu biarlah digantikan yang lainnya. Dan lihatlah, betapa di hati rakyatnya, ia dikenal sebagai seseorang yang baik begitu pula Aku mengenalnya begitu. Sedangkan raja dzalim itu, aku memberinya kesempatan untuk berubah, jika tidak, sesungguhnya Aku sedang menunda adzabKu terhadapnya."

Nah, kan... jadi ga perlu khawatir, teman. Allah lebih tahu daripada kita. Dan DIA adalah Maha Adil. SO, tenang aja... :)

Eh, nambahin sedikit ya... :)
Kemarin denger tentang ini di sebuah kajian:
"Jika kita ditimpa musibah, jangan ke-GR-an duluan kalau itu ujian Allah SWT. Bisa jadi itu adalah adzab yang disegerakan. Perlu diketahui, bahwa ujian itu diberikan kepada mereka yang imannya sudah bagus, seperti generasi para nabi, sahabat dan kekalifahan, serta orang-orang yang memang pilihanNya. Nah, mari kita lihat diri kita? Sudahkah kita pantas menerima ujian atau masih saja menerima adzab yang disegerakan? Namun, jangan langsung bersedih karenanya. Justru ketika Allah SWT menyegerakan adzabNya pada kita, artinya Allah itu sayang sekali pada kita, tidak ingin kita berlama-lama dalam kemaksiatan dan penuh dosa maka dipercepatlah adzabNya untuk mensucikan kita, itupun kalau kita mau bersabar dan ga mengeluh terus ya."

Wah, benar juga ya, sejauh apa sich iman kita? Dan benarkah itu ujian bagia kita atau adzabNya?
Semoga kita bisa merenungi dan bermuhasabah dengannya. Sehingga menjadikan kita lebih baik ke depannya. amin...

Ketiga, Memendam marah dan benci akan membawa penyakit. Percaya kan, kalau penyakit itu kebanyakan karena pikiran dan perasaan? Dan itulah yang kadang secara langsung mempengaruhi kesehatan kita. Kalau aku sendiri sich percaya, karena kemarin-kemarin pun sempat mengalaminya. Meski kadang secara lisan mengatakan bahwa "Aku telah memaafkannya."
Tapi kadang kala secara bawah sadar masih saja menyimpan luka dan marah itu di sana. Alhasil, tak jarang ketika saya bangun pagi dalam keadaan demam tinggi.
Lalu solusinya apa? Mendekat padaNya lebih dekat dan belajar untuk benar-benar ikhlas. Alhasil, sekarang sudah lebih baik.
Yup, I try to forgive and forget.
Dan itu membuatku merasa lebih baik. Ga perlu ada kebencian diantara kita kan?? :)


Nah, pasti pernah denger lyric lagu yang ini?
"Khianati, sebisa hatimu mengkhianati"

Nah, itu juga perlu kita tanamkan dalam hati. Biar saja orang mau menjahati kita, mengkhianati kita, menyakiti kita ataupun melakukan hal-hal buruk pada kita. Toh, di akhirat kelak ada pengadilan Allah Yang Maha Adil. :)


So, yuk kita saling mengingatkan dan mendukung untuk belajar "Forgive and Forget". :)


Hidup cuma sekali, sayang. So, jangan sia-siakan untuk hal-hal yang ga penting. Mending kita pakai untuk semakin mendekat padaNya, kekasih sejati kita. Pemilik atas segala yang ada pada kita dan alam semesta, serta yang tidak kita ketahui juga. :)

La Tahzan... :)

Hmmm... satu lagi...
"Jangan marah maka bagimu surga."
Mau kan berlomba-lomba membangun istana di jannahNya? Serta bagi kita yang muslimah, yuk berlomba-lomba menyaingi para "huraiyatul jannah" yaitu para "bidadari surga". :)


Sekian dulu ya... :)
Semoga bermanfaat... :)

Renungan dan Muhasabah


Bismillah...
Selamat pagi Allah SWT, pemilik segalaku...
Selamat pagi bapak dan adikku nu jauh di sana (tapi selalu di hati...^_^)
Selamat pagi ibu sayang yang telah beristirahat di sisiNya... Kami semua merindukanmu...

Dan selamat pagi wahai engkau, lelaki pemilik hatiku... Apa kabarmu hari ini? Semoga hatimu tetap tertuju kepada Tuhanmu dan dipenuhi kerinduan untuk selalu berlaku sesuai kehendak Tuhanmu, juga tak pernah henti merindu Tuhanmu hingga lisanmu tak henti berdzikir memujaNya... :)


Hmmm, pagi ini entah kenapa tiba-tiba membaca kembali beberapa twit terakhir. Seperti efek dari membaca note FB tentang "Facebook, Kita dan Aurat Kita". Sedikit mengulang kembali pada apa yang selama ini tertulis baik di FB ataupun di twitter. Jangan-jangan iya, selama ini tidak memberi tweet yang bermanfaat, malah meracau ga jelas. Teringat waktu-waktu sedang dilanda kegalauan dulu, apakah aku sampai terlalu mengumbar kesedihanku? YA Allah, ampuni daku.

Sekilas tadi teringat pada tweet mb @lalapurwono, seorang penulis kenalanku yang telah menerbitkan beberapa buku melalui @nulisbuku.
Aku sempat me-RT yang ini:
"A trust needs no language. Karena kepercayaan itu bukan untuk diminta atau dipenuhi dengan kata-kata, tetapi untuk ditunjukkan dengan perbuatan."

Ya, kepercayaan itu tak sekedar janji manis di mulut saja, tapi lebih pada implementasinya.
Tentu, kita masih ingat ciri-ciri mukmin kan? Apa hayo??hehe...
Nah, singkatnya ciri-ciri mukmin itu seperti di bawah ini :
*Takut kepada Allah serta memohon perlindungan dari 'azabNya dan menunaikan Tahajjud dan mendekatkan diri kepada Allah pada waktu malam

*Sederhana dalam berinfaq

*mengesakan Allah dan menjauhi yang diharamkanNya

*Tidak melakukan sumpah palsu dan berkata berlebih-lebihan

*Mendengar Firman Allah SWT dan melaksanakannya.

*Bergantung kepada Allah SWT dalam meminta keperluan dan harta dunia dengan berdoa.

*Memenuhi dan tidak memungkiri perjanjian

*Semua ada dalam firman Allah SWT dalam surah al-Furqan, ayat 63-75:

"Dan hamba-hamba (Allah) Ar-Rahman (yang diredhaiNya), ialah mereka yang berjalan di bumi dengan sopan santun dan apabila orang-orang yang berkelakuan kurang adab, hadapkan kata-kata kepada mereka, mereka menjawab dengan perkataan yang selamat dari perkara yang tidak diingini;Dan mereka (yang diredai Allah itu ialah) yang tekun mengerjakan ibadat kepada Tuhan mereka pada malam hari dengan sujud dan berdiri, Dan juga mereka yang berdoa dengan berkata: Wahai Tuhan kami, sisihkanlah azab Neraka Jahanam dari kami, sesungguhnya azab seksanya itu adalah mengerikan.

"Sesungguhnya Neraka Jahanam itu tempat penetapan dan tempat tinggal yang amat buruk;Dan juga mereka (yang diredai Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil kedekut dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua-dua cara (boros dan bakhil) itu.Dan juga mereka yang tidak menyembah sesuatu yang lain bersama-sama Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh syarak) dan tidak pula berzina dan sesiapa melakukan yang demikian, akan mendapat balasan dosanya;Akan digandakan baginya azab seksa pada hari kiamat dan dia pula akan kekal di dalam azab itu dengan menerima kehinaan;Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu, Allah akan menggantikan (pada tempat) kejahatan mereka dengan kebaikan dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."


"Dan sesiapa yang bertaubat serta beramal soleh, maka sesungguhnya (dengan itu) dia bertaubat kepada Tuhannya dengan sebenar-benar taubat;Dan mereka (yang diredai Allah itu ialah orang-orang) yang tidak menghadiri tempat-tempat melakukan perkara-perkara yang dilarang dan apabila mereka bertembung dengan sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan cara membersihkan diri daripadanya.Dan juga mereka (yang diredai Allah itu ialah orang-orang) yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat keterangan Tuhan mereka, tidaklah mereka tunduk mendengarnya secara orang-orang yang pekak dan buta.Dan juga mereka (yang diredai Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa dengan berkata: Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: Perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertakwa.Mereka itu semuanya akan dibalas dengan mendapat tempat yang tinggi di Syurga disebabkan kesabaran mereka dan mereka pula akan menerima penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,"


Sebenarnya di AL Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tentang mukmin sejati dan ciri-cirinya, tapi tidak memungkinkan untuk di share semua di sini. Silakan teman-teman lengkapi sendiri ya... :)
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang mukmin. Tentunya tidak dengan berdiam diri dunk, melainkan upaya kita untuk semakin mendekatkan diri padaNya dan meningkatkan kualitas diri di hadapanNya. :)

Nah, masih terkait dengan kepercayaan tadi, ada juga yang tidak bisa menjaga amanah. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai ciri-ciri orang munafik. Pada orang munafik minimal ada satu ciri, sedangkan munafik tulen memiliki ketiga-tiganya. Ketiga ciri tersebut adalah
1. Bila berbicara selalu bohong.
Orang seperti ini tidak bisa dipercayai dalam setiap perkataan yang diucapkannya. Bisa jadi apa yang dibicarakan tidak sesuai dengan hatinya.

2. Bila berjanji, tidak ditepati
Orang munafik sulit untuk dipercayai perkataan dan perbuatannya

3. Bila diberi kepercayaan selalu berkhianat.
Orang munafik sulit diberikan kepercayaan. Setiap kali kepercayaan yang diberikan tidak dapat dia jaga dengan baik.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari sifat-sifat munafik dan kejahatan orang-orang munafik. Amin.

Nah, tentu saja sifat dan sikap kita terhadap amanah/kepercayaan ini tak terlepas dari akhlaq sebagaimana telah ter-resume dari kultwitnya Salim A. Fillah sebelumnya.

Nah, teman-teman, yuk saling mengingatkan dalam kebaikan, saling mendo'akan dalam kebaikan dan kebenaran, serta berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebenaran itu sendiri. Sebagai upaya kita untuk meningkatkan kualitas diri di hadapanNya. Sehingga kelak, ketika Allah SWT meridhoi dan mengijinkan kita untuk menatap wajahNya, kita tidak akan terlalu malu da merasa terlalu hina karena segala kelalaian kita selama di dunia.

Semoga bermanfaat... :)

Jumat, 25 Februari 2011

Letakkan Cinta Pada Nikmat Yang Benar


Nafsu



_baik_

jika itu diletakkan

pada waktu dan tempat yg tepat.



_buruk_

jika itu diperturutkan

dengan tampa mempertimbangkan dampaknya.

nafsu dapat membangun kebaikan.

namun tak kalah seringnya nafsu itu membinasakan.

letakan-lah nafsu_mu,

'waktu' kau jatuh tak berdaya.

'tempat'kan ia di titik rasa jemu_mu.

maka nafsu itu akan menjadi pembangkit dan pendorong semangat_mu.

"tak semua nafsu itu buruk."



Ketika DUNIA memberi 1000 alasan untuk

membuat kita menangis, mengeluh dan menyerah.

Tunjukkan-lah bahwa kita punya

1001 alasan untuk dapat tersenyum, bersyukur dan sukses.

Buktikan, bahwa dunia ini ...

Terlalu hina untuk membuat kita menangis.

Terlalu murah untuk membuat kita bersedih.

Terlalu lemah untuk membuat kita putus asa.

Tersenyum-lah ...

krn kita mendapat kesempatan untuk belajar.



"Bahwa Cinta itu Fitrah"

karena ia fitrah,

maka kebeningannya harus selalu kita jaga.

fitrah'nya cinta

akan begitu mudah mengantarkan seseorang

memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah,

bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian bagi yg di kasihi'nya.

lantas apa yg perlu kau cemaskan ??

: takut kehilangan cinta. jika tak meng-kotor-Nya?

_cinta itu suci, maka jagalah_



tak perlu layaknya dongeng.

pangeran menjemput sang putri dengan kereta kencanaNya.

tak perlu lah seperti kisah romeo dan juliet.

yang berani mati hanya dengan mengatas namakan cinta semu makhluk-Nya.

cukuplah ia..

seekor lebah,

yg sentiasa memuji keagungan-Nya.

memasuki taman larangan dengan sopan santun_nya.

dan bertemu dengan mawar liar berduri yg terjaga oleh tuannya.



catatan sahabat: Eka Dewi



..:: <3 ::..


sumber : http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/letakkan-cinta-pada-nikmat-yang-benar/10150144823591042

Rumah Tanpa Jendela (Belajar dari Filmnya)


Bismillah... :)

Yuk, sharing lagi... :)
Hari ini sebenarnya banyak hal yang terjadi, termasuk pertemuan dengan seorang sahabat yang lama tak bersua... Dia telah menikah, kebetulan suaminya adalah teman di D IV STAN...

Tadi pagi, sang suami menelponku... Memintaku untuk menemani istrinya selama ia kuliah sampai sore... Senangnya, bisa ketemu sahabatku tersebut...
Maka, mereka menjemputku ke kost, mengajakku melihat kontrakan mereka, bahkan menjamuku. Agak malu sebenarnya, karena aku bahkan belum sempat membeli kado untuk mereka.

Akhirnya setelah sang suami bersiap sholat jum'at dan lanjut kuliah, aku dan sahabatku memutuskan untuk berbelanja beberapa kebutuhan rumahnya, sekalian nonton film baru yang diangkat dari Novel Rumah Tanpa Jendela karya mb Asma Nadia.

Nah, ini nich inti ceritanya, langsung saja ya... :)
Rumah Tanpa Jendela, merupakan sebuah gambaran sederhana tentang kehidupan. Dalam film itu digambarkan tentang sabar, syukur, persahabatan, kasih sayang dan berbagi.
Film inti menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Rara. Dia tinggal di pemukiman kumuh. Dia punya sebuah keinginan yang sederhana, memiliki satu saja jendela di rumahnya. Tentu saja, rumah mereka yang berada di tengah pemukiman kumuh tidak memungkinkan untuk memiliki jendela. Jangankan untuk memiliki jendela yang tidak akan terlalu bermanfaat bagi mereka, karena toh, tempat tinggal mereka pun dapat digusur oleh satpol PP kapan saja.

Tapi, tetap saja Rara tidak pernah menyerah. Tidak ada salahnya untuk bermimpi, jika bermimpi saja masih dibatasi, alangkah malangnya hidup ini, sedangkan setiap hari saja mereka telah hidup penuh kesusahan dan kesengsaraan. Maka Rara tak pernah berhenti bermimpi bahwa suatu saat nanti, dia akan memiliki rumah yang luas, dengan taman bunga indah dan beberapa jendela yang semakin mempercantik rumah itu.

Rara memiliki sahabat bernama Aldo. Dia adalah seorang anak dengan keterbatasan dan sedikit gangguan pada mentalnya. Aldo berasal dari keluarga kaya raya, sayangnya keluarganya tidak semua memahami keadaannya dan mendukungnya. Kakak perempuannya malah terang-terangan mengakui merasa malu memiliki adik yang cacat dan aneh seperti Aldo.
Dan kalimat itu membuat Aldo merasa sedih dan merasa tidak diharapkan di rumah itu, ditambah lagi dengan komentar ibunya yang mengatakan Aldo tidak bisa memilih teman, karena harus berteman dengan anak-anak jalanan. Aldo akhirnya kabur dari rumah, menemui Rara dan pergi bersama Rara karena takut ditemukan kakak laki-lakinya, Adam.
Seluruh isi rumah kebingungan mencari Aldo. Dan kakak perempuannya, Andini, merasa paling bersalah atas menghilangnya Aldo dari rumah.
Aldo, belajar banyak dari persahabatannya dengan Rara. Dia merasa sangat bangga ketika bisa membeli makanan dari hasil kerja kerasnya sendiri, membantu Rara menjadi pengojek payung.
Ketika keluarganya menemukan Aldo, dia sedang menggambar sebuah keluarga. Namun di sana hanya ada Rara, Aldo, Nenek Aldo, serta dua pembantunya, Bi Siti dan Mas Tarjo.
Ketika ditanya oleh guru melukisnya, Aldo menjawab,"Ya keluarga saya hanya ini, yang lain pada sibuk sendiri-sendiri."
Seketika itu ibu dan kakak perempuannya memeluknya, meminta maaf karena selama ini tidak menghiraukannya.
Rara sendiri akhirnya bisa menikmati rumah penuh jendela. Keluarga Aldo meminta Rara dan neneknya menempati villa mereka sekaligus merawat villa itu.


Itulah sekelumit tentang film Rumah Tanpa Jendela, mengajari kita banyak hal tentang ilmu kehidupan. Mengajari kita untuk tetap bersyukur, seperti Rara meskipun tidak memiliki rumah semewah Aldo, setidaknya ia memiliki keluarga yang sangat menyayangi dan mencintainya.
Juga mengajari kita untuk bersabar, seperti ketika Rara harus kehilangan rumah dan ayahnya dalam suatu musibah kebakaran.
Mengajari kita tentang kasih sayang, seperti Andini yang menyadari bahwa Aldo sangat menyayanginya setelah Aldo meninggalkannya.
Ternyata benar, terkadang kita akan menyadari sesuatu itu berharga bagi kita saat kita telah kehilangannya.
Atau seperti sosok Adam, kakak lelaki Aldo yang terkesan slengekan, tapi justru menunjukkan kasih sayang dan dukungannya pada adiknya. Mengharukan pokoknya!
Juga mengajari kita untuk berbagi, seperti yang dilakukan Aldo saat ia berniat untuk membagi buku-bukunya dengan Rara dan teman-temannya. Ketika merasa bahwa koleksi bukunya masih kurang banyak, maka ia tak segan dan berat hati untuk mencairkan tabungannya.

Nah, sekian ya sharingnya tentang Rumah Tanpa Jendela...
Tapi bener dech, film ini recomended banget dech. Ayo teman-teman, nonton ya trus ntar sharing juga biar kita tambah ilmu. Jadi kalau nonton ga sekedar tahu alur ceritanya tapi juga dapat mengambil ibrohnya. :)

Semoga makin banyak karya-karya putra bangsa yang berbobot dan mendidik generasi penerus. Ga sekedar menjual cerita ga bermutu dan ga mendidik.


Kamis, 24 Februari 2011

Merangkai Kata Cinta Atas Nama-Nya



Ketika hamba hamba Allah yang beriman, mendeklarasikan Akad di hadapan Allah, dihadapan manusia, juga penghuni langit yang menjadi saksi akad itu, maka di saat itu Allah menurunkan ketentraman di hati mereka, bentuk kententraman itu adalah timbulnya rasa kasih dan rasa sayang diantara mereka.

Inilah yang disebut CINTA. Pada jejak ini Cinta itu telah halal, telah Allah ridhoi,tumbuh, mekar dan bersemi indah di jiwa-jiwa mereka.

Tapi perjalanan menikmati cinta ini, adalah kehidupan, adalah nafas panjang, maka harus ada bekal, karena dengan bekal itu, kita berharap,sampai dengan selamat kedermaga Cinta kita, yaitu Surga Allah, berkumpul kembali dengan istri kita, dengan anak cucu kita.

Dijejak kehidupan inilah, kita mencoba mempersiapkan bekal, terus belajar, merangkai Kata Cinta di hati dan jiwa istri kita, juga suami kita…..
Tentu dengan cara yang sesuai syariat…




Inilah sebagian Rangkaian Kata Cinta seorang Suami terhadap Istrinya

1. Istri membutuhkan Perhatian dan Romantisme

Percayalah, perhatian dan romantisme adalah sesuatu yang melegakan seorang istri. Antum tak perlu menjadi seorang pujangga untuk menaklukan istri antum.

Tetapi berilah sedikit perhatian dalam aktivitasnya, seperti

“ duh..Mujahidahku seharian ikut liqo..capek ya…..sini abi pijitin ya…”!

Atau….

“Ummi sayang, abi belikan es lilin ya..”!

Kalimat seperti ini akan menjadi “Ajaib” di telinga istri antum. Kenapa ? Karena kalimat seperti itu menyentuh sisi emosional dan perasaannya, serta merawat kasih sayangnya.

Ingatlah kuantitas menjadi penting bagi seorang istri, karena istri membutuhkan perhatian kecil dengan kuantitas yang sering.

Jadi jangan segan untuk menatapnya ketika engkau akan berangkat kerja, dengan sinar matamu yang penuh kekaguman padanya, misalnya, atau membelikannya es krim atau juga menyeduhkan secangkir jahe hangat ketika tamu bulanannya datang .

Semua itu satu tujuan, agar cinta dihati istri kita terus bersemi indah di langit jiwanya.

2. Biarkan Istri kita mengeluarkan “sampah” emosinya.

Setiap istri membutuhkan bicara, karena bicara adalah bagian dari kehidupannya, berbicara membuat istri tenang, dan terawatt sisi kewanitaannya, dan secara ajaib menyelesaikan masalah-masalahnya.

Dengan bicara maka sesungguhnya istri kita sedang mengeluarkan “sampah” emosinya, disinilah peranan suami, untuk menjadi “TELINGA” untuk mendengar dan memahaminya.

Salah satu bentuk perhatian suami kepada istrinya adalah, ketika istrinya bicara maka pertahankanlah kontak mata dengan istrinya, ini akan membuat istri merasa nyaman dan diperhatikan.

3. Saling mengisi kekurangan dengan saling menyesuaikan harapan.

Ketidak sempurnaan adalah suatu yang wajar dalam sebuah pernikahan sebab demikianlah sifat dunia dan isinya. Oleh sebab itu obat untuk menyelesaikan ketidak sempurnaan itu adalah dengan saling menyesuaikan harapan.

Sebagai contoh Pernikahan saya yang telah memasuki usia delapan tahun masih saja penuh dengan usaha-usaha menyesuaikan harapan, mulai dari bagaimana mencari tipe rumah kontarakan, mengatur dekorasi rumah, anggaran belanja dan pendidikan anak.

Nah disisi ini istri pasti memiliki nilai “ideal” versinya, maka kita mencoba menjembatani dengan berusaha minimal dekat dari nilai “ideal” yang ada dalam versi istri kita. Maka jembatan itu bernama komunikasi dari hati kehati, hingga istri kita paham, dan memahami jika ikhtiar yang kita lakukan belum mendekati apa yang menjadi impiannya itu, tapi komunikasi yang dilakukan oleh kita diawal, membuat tak ada kecewa di hati istri kita.

Inilah yang saya maksud dari kalimat Saling mengisi kekurangan dengan saling menyesuaikan harapan.




Inilah sebagian Rangkaian Kata Cinta seorang Istri terhadap Suaminya

1. Suami Membutuhkan “penghargaan”

Suami memiliki ciri khas,nah jika cirri khas ini berhasil kita “kuasai” maka akan mengalir terus empati dan rasa sayang suami kepada istrinya.

Ciri khas itu adalah bahwa suami membutuhkan” penghargaan”.

Penghargaan ini kadang sering dilupakan oleh kebanyakan para istri, padahal penghargaan itu bisa dalam hal yang sederhana, tapi memberikan efek yang luar biasa.

Misalkan ketika seorang suami menelepon istrinya, maka ucapan “terima kasih” atas kesediaannya menelepon itu, akan menimbulkan inovasi-inovasi baru di jiwa suami untuk selalu berdekatan dengan istrinya.

Inovasi-inovasi inilah hasil positif dari penghargaan itu.

2.Melihat dan memahami kapan suami siap menjadi “pendengar” kita

Ini adalah tahapan yang sulit mungkin bagi seorang istri, ketika “sampah” emosinya ingin segera dikeluarkan, tapi kondisi saat itu tidak memungkinkan sang suami untuk mendengarkannya, jika kita tidak memahami hal ini, maka yang ada adalah kesalahpahaman dan pertengkaran.

Disini dibutuhkan pemahaman, bahwa suami mungkin sedang letih karena aktivitas kantor telah menguras fisik dan emosinya, maka mungkin ketika ia baru selesai mandi atau makan malam misalnya, mungkin saja ia masih letih sehingga ia tak siap menjadi pendengar yang baik, lagi-lagi disinilah dibutuhkan penglihatan seorang istri. Raut wajah dan tatapan mata suami kita, adalah bahasa yang bisa kita mengerti, apakah dia letih, atau ceria.

Maka biarkanlah suami kita sejenak, mengembus nafas, setelah itu sapalah dia dengan cinta, misalkan dengan seperti ini.

“ abi, ummi mau curhat ya, semoga tidak mengurangi kebahagiaan abi hari ini..”

Percayalah disaat itu, seorang suami akan bertenaga menjadi pendengar yang baik

Juga menjadi factor untuk menyelesaikan problema kita.

Merangkai Kata Cinta dalam NamaNya…

“Delapan tahun engkau menemani hari-hariku

Dalam gelap malam, juga cerahnya pagi

Maka jika engkau menemukan ku tak sesuai mimpimu selama ini

Percayalah sesungguhnya aku sedang belajar merajut mimpi itu….

Maka temani aku dalam ketaatan padaNya

Selalu bersama tak jemu berdoa kepadaNya

Agar hari ini aku bisa menjadi suamimu yang lebih baik dari hari kemarin

Dan agar esok hari engkau menemukanku sebagai suamimu yang lebih baik dari hari ini……….!

Semoga goresan kata ini adalah doa

Menjadi penyubur cinta kita sayang…..

Selamanya aku mencintaimu.


Sumber : Renungan Kisah Inspiratif
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150137235156042&id=301729376267

Gaun Putih, Cahayaku



“Bagaimana? Bagus ga?” tanyaku.
“Hmmm… Bagus. Cantik kok,” Dia tersenyum menatapku.
Aku kembali memasuki bilik itu. Lalu keluar lagi.
“Kalau yang ini? Bagus?”
“Iya, bagus!” lagi-lagi dia tersenyum.
Begitu seterusnya, dan jawabannya selalu sama.
“Sebenarnya kakak lebih suka yang mana? Ade bingung. Kalau dipikir-pikir dari kelima baju yang tadi ade coba, kakak selalu bilang bagus. Jadi beli yang mana nich?” tanyaku lagi.
“Ade itu selalu cantik, kok! Apapun itu kalau ade yang pakai pasti bagus, bahkan pakaian yang mungkin orang lain nggak cocok. Tapi kalau ade yang pakai selalu cantik. Sepertinya yang bikin cantik bukan pakaiannya, tapi ade. Karena ade sendiri sudah cantik, sehingga semua yang menempel di tubuh ade akan menambah kecantikan ade. Tidak ada yang akan mengurangi kecantikan ade, selama itu masih ade,” Duh, kerlingan matanya membuatku hampir pingsan.
Sekali lagi, aku mematut di kaca. Dengan gaun putih bermotif sederhana di tiap sudut dan tepiannya.

“Nah, yang ini paling bagus. Kakak suka ade pakai warna putih. Itu membuat ade semakin bersinar. Membuat ade semakin bercahaya. Ade selalu tampak kemilau dengan gaun putih. Semua warna putih seakan mempertegas kecantikan ade,” kali ini jawabannya lebih tegas dari biasanya. Dan aku yakin, inilah yang paling dia suka.
Gaun putih dengan motif sederhana. Cantik dan elegan, itu komentar yang berulang-ulang dia ucapkan. Sambil sesekali mendaratkan kecupan manis di kepalaku.
Yah, gaun putih! Dan mungkin semua warna putih itu akan membuatnya lebih menyukaiku, membuatnya semakin betah untuk terus di sampingku. Tidak akan pernah berpaling dariku, tidak akan membuatnya meninggalkanku, meski kelak aku semakin bertambah tua dan keriput. Tapi aku akan tetap menjadi bidadarinya seperti ketika pertama kali dia menyukaiku dan melamarku. Selamanya aku akan menjadi bidadarinya.
Gaun putih ini akan membuatku semakin mempesona, bagai bidadari yang menari di surga, itulah aku di matanya.
“Ade juga suka warna putih. Tidak sekedar karena terkesan bersih dan melambangkan kesucian. Tapi karena kelak, ketika kehidupan dunia telah berakhir, ade akan pulang ke akhirat dengan kain putih juga, yang membungkus seluruh tubuh ade. Putih, warna sejati, warna dasar dan warna yang memiliki berjuta makna,” kataku suatu ketika.
Tiba-tiba dia memelukku erat, “Dan selamanya, ade akan tetap menjadi bidadari kakak. Kakak akan meminta kepada Allah SWT, di akhirat kelak, kakak tidak butuh banyak bidadari. Kakak hanya membutuhkan satu bidadari, yaitu ade, istri kakak di dunia dan akhirat.”



(Naskah ini pernah diikutkan di Writing Session... 2 jam disuruh nulis dengan tema FASHION... ngacau dech..hehe..
Alhasil ga terpilih sebagai The Best of The Night...
Tapi ga apa-apa, ayo tetap semangaaattt menulis... :) )

Hadiah Cinta


Ruang kerja ini semakin sepi, beberapa rekan kerjaku telah lebih dulu pulang ditengah rintik hujan sore itu. Aku masih berkutat dengan pekerjaanku.
“Sebaiknya segera kuselesaikan semua pekerjaan ini agar aku bisa lebih fokus mempersiapkan pernikahanku bulan depan,” pikirku.
Tiba-tiba Mia, rekan kerjaku yang kebetulan sama-sama belum beranjak meninggalkan kantor, menepuk bahuku.
“Zahra, kamu masih ingat Fahmi, teman kuliah kita dulu? Aku tadi lihat di facebooknya lho, teman-teman lagi heboh membicarakan gosip kedekatannya dengan Viona, anak kedokteran itu yang ayahnya punya perusahaan mebel terkenal,” Mia menjelaskan sembari duduk di sebelahku.
Deg…! Fahmi? Teman kuliahku? Bukankah itu adalah Fahmi calon suamiku, yang 2 minggu lalu datang meminangku? Ah… Tidak Zahra, jangan terlalu mempercayai apa yang kamu dengar sebelum kamu bertabayun, meminta penjelasan dari Fahmi sendiri, batinku berontak.
“Hmmm…. Iya, aku ingat. Lalu kenapa tiba-tiba kamu membicarakannya? Menurutku, tidak baik kalau kita ikut campur urusan pribadi orang lain. Apalagi jika itu menyangkut berita yang belum jelas kebenarannya,” jelasku pada Mia. Semoga, Mia tidak melanjutkan pembicaraan ini, batinku.
“Iya, sich, kamu benar. Masalahnya aku baru saja mendengar kabar kalau Fahmi itu akan segera menikah, dan katanya calon istrinya itu bukan Viona. Makanya teman-teman jadi heboh. Yah, kamu kan tahu, Fahmi itu dari dulu banyak yang naksir dan sering gonta-ganti pacar. Bisa jadi dia memang punya hubungan khusus dengan Viona secara diam-diam, meskipun di lain sisi dia telah mempersiapkan pernikahannya dengan orang lain. Duh, kasihan sekali ya calon istrinya itu. Kalau aku jadi calon istrinya, sudah kubatalin dech rencana pernikahan itu. Males banget kan punya suami yang suka tebar pesona? Makan hati dech,” Mia masih serius membahasnya.
Aku sudah tidak tahan lagi mendengar kata-kata Mia. Aku bisa memaklumi Mia, karena dia belum tahu bahwa calon istri Fahmi adalah aku. Entah berita di Facebook itu benar atau tidak, yang pasti hatiku sudah mulai terbakar. Apakah ini? Cemburukah? Ayolah Zahra, dia bahkan belum menjadi suamimu, kenapa harus cemburu? Zahra, yakinlah akan janjiNya, jika memang Fahmi adalah yang terbaik untukmu, Allah SWT pasti akan menunjukkannya kepadamu, begitu juga sebaliknya, hibur hatiku.
“Mia, tidak seharusnya kita membicarakan orang lain seperti ini. Pekerjaanku sudah selesai dan aku akan segera pulang sebelum malam semakin larut. Lagipula aku merasa lelah dan harus segera istirahat. Bagaimana dengan pekerjaanmu? Bisakah kita pulang bersama?” tanyaku mengalihkan perhatiannya.
“Hmm… Aku juga sudah selesai. Baiklah, mari kita pulang,” ujar Mia seraya mengambil tas kerjanya dan beranjak menghampiriku.
Malam itu kami pulang dalam lelah. Syukurlah sepanjang perjalanan Mia tidak lagi membahas masalah tadi.
---------------------------------------0---------------------------------------------

“Assalamu’alaykum….,”
“Alaykumsalam… Nduk*, kamu sudah pulang?” Ibu membukakan pintu dan menyambutku dengan senyuman hangatnya.
“Alhamdulillah, Bu. Akhirnya Zahra sampai di rumah juga. Tadi Zahra masih menyelesaikan sedikit pekerjaan, Bu. Zahra tidak mau menunda pekerjaan agar nanti saat Zahra harus cuti, tidak lagi terbebani hutang pekerjaan,” paparku menjawab kecemasan di wajah ibu.
“Syukurlah kalau begitu. Oh iya, tadi Fahmi datang kesini, menyampaikan ini,” Ibu mengulurkan contoh undangan pernikahanku. Aku menerima dan melihatnya sekilas. Sedikit malas berkomentar.
“Lho, kok diam saja tho, Nduk? Tadi nak Fahmi bilangnya minta pendapatmu. Jadi gimana?” Ibu menahanku sejenak dan menatap wajahku.
“Kenapa, Nduk? Kok jadi murung begini? Ada masalah di kantor?”
Ah, selalu saja begini. Lagi-lagi aku membuat ibu cemas.
“Tidak apa-apa, Bu. Zahra hanya merasa capek saja. Nanti biar Zahra sampaikan langsung kepada Fahmi tentang contoh undangan ini, Bu. Jangan khawatirkan Zahra,” aku tersenyum menatap ibu.
“Eh, kamu itu kok kebiasaan tho. Meski nak Fahmi itu teman kuliahmu, mulailah belajar memanggil nak Fahmi dengan ‘Mas’. Dia kan nanti jadi suamimu. Ndak sopan kalau kamu langsung sebut nama. Nanti dikira ibumu ini ndak pernah ngajarin sopan-santun sama kamu,” Ibu kembali protes dengan kebiasanku memanggil Fahmi dengan namanya. Jujur, masih belum terbiasa untuk meletakkan embel-embel “Mas” di depan namanya.
“Nggih*, Bu. Maaf tadi Zahra lupa,” aku tersenyum, meraih tangan ibu dan menciumnya. Aku pun bergegas masuk kamar dan bersiap untu mandi dan sholat isya.
----------------------------------------0--------------------------------------------
Pagi itu, kantor masih sepi. Hanya beberapa pegawai yang sudah datang dan mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku menyalakan komputer kerjaku, dan entah kenapa tiba-tiba aku merasa penasaran dengan apa yang dikatakan Mia tadi malam. Aku membuka akun facebook ku dan menjelajah di sana. Entah apa yang sedang aku pikirkan, aku masuk ke wall Fahmi dan melihatnya di sana.
Astaghfirullah…. Status itu… “Fahmi Erlangga in a relationship with Viona Nalita”
Sudah Zahra, tinggalkan wall itu, batinku teriak. Tapi entah kenapa, mataku semakin lincah membaca satu demi satu komentar di bawahnya. Ya Allah, apa maksud semua ini? Benarkah aku harus membatalkan pernikahan itu? Lalu bagaimana dengan orangtua kami?
Aku membayangkan reaksi ibu jika aku membatalkan pernikahan itu. Aku pasti akan sangat menyakiti beliau, membuat malu keluarga. Ya Allah, kuatkan aku dan berikan petunjukMu.
Kriiiinnngggg……..
Telepon di mejaku berdering. Aku segera menguasai semua emosi yang tadi mulai meninggi. Kututup wall itu dan segera aku meninggalkan koneksi internet itu, sebelum syaitan lebih kejam lagi meracuni pikiranku.
“Halo?” sapaku.
“Zahra, tolong ke ruangan saya. Ada proyek yang harus dipertimbangkan, tolong dianalisis dulu ya,” ujar suara dari seberang yang tak lain adalah Pak Bagus, manajerku.
“Baik, pak,” segera kututup sambungan telepon itu dan beranjak menuju ruang manajer.
------------------------------------------0------------------------------------------
“Assalamu’alaykum.. Dik Zahra, kemarin saya sudah menitipkan contoh undangan pernikahan kita kepada ibu. Apakah Dik Zahra sudah menerimanya? Ada masukan untuk desainnya ga?
Wassalamu’alaykum…
Fahmi”
Sudah entah ke berapa kali aku membaca sms dari Fahmi tersebut, tapi masih belum juga aku menuliskan balasannya.
Lama aku menatap pesan di layar handphone Nokia E 71 di tanganku itu, akhirnya aku memutuskan untuk menulis balasan atas sms tersebut.
“Alaykumsalam… Alhamdulillah sudah saya terima tadi malam. Menurut saya tidak ada lagi yang perlu ditambahkan atau dikurangi. Itu sudah cukup bagus.
Afwan, bolehkah saya tahu apa hubungan Mas Fahmi dengan Viona? ….”
Aku terhenti ketika mengetik kalimat terakhir. Ah, jangan kekanakan Zahra, batinku.
Tapi sisi lain hatiku berontak. Tidak apa-apa Zahra, kamu perlu tahu yang sebenarnya. Bukankah dia kelak akan menjadi suamimu, imammu? Lalu apa jadinya jika kamu sudah tidak mempercayainya lagi? Lebih baik kamu tahu yang sebenarnya sekarang, sebelum terlambat.
Aku bingung…
Kupejamkan mataku dan entah bagaimana akhirnya pesan itu pun terkirim.
Harap-harap cemas aku menunggu balasan dari Fahmi. Tiba-tiba nada sms masuk, tak sabar aku membuka dan membaca pesannya.
“Apakah itu terkait dengan status di Facebook, Dik Zahra? Itu adalah keisengan teman-teman saya. Nanti akan segera saya jelaskan bahwa itu tidak benar. Mohon maaf jika itu sudah mengganggu Dik Zahra.”
Deg….!!
Astaghfirullah… Kenapa tadi aku harus bertanya? Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku meragukan orang yang telah bertaubat dan berusaha untuk memperbaiki diri? Kenapa aku meragukan calon suamiku sendiri? Bodohnya aku.
-------------------------------------------0-----------------------------------------
Hari ini adalah hari yang telah lama dinantikan. Ya, hari ini adalah hari pernikahanku. Degup jantungku semakin tidak beraturan. Rasanya jantungku akan keluar saking kerasnya degupan itu.
“Tenangkan dirimu, Nduk. Bismillah saja.. Semoga Allah memudahkan ya, Nduk. Dulu ibu juga deg-degan sama seperti kamu,” hibur ibu sambil memelukku dan membelai lembut punggungku.
Ya, dan aku merasa lebih baik. Mungkinkah ini energi dari seorang ibu yang mengalir ke dalam tubuhku dan memberiku rasa tenang? Semoga, batinku lirih didalam senyumku.

Alhamdulillah acara pernikahan itu pun berjalan lancar. Dan tiba saatnya dimana kami, mempelai, menyambut ucapan dan do’a dari para tamu, termasuk Viona, seseorang yang dulu sempat aku cemburui.
“Zahra, selamat ya. Kamu benar-benar mengejutkan. Rupanya kamu lah yang dipilih Fahmi untuk mendampinginya. Aku benar-benar kagum padamu. Kupikir kamu tidak akan menerima Fahmi meskipun dia selalu bilang kalau sekarang dia telah berubah. Selamat ya, semoga kalian bahagia,” ujar Viona ketika kami bersalaman.
“Allah Maha Tahu, Viona. Taubat itu adalah perkara antara Allah dan hambaNya. Sebagai seorang manusia tentunya kita tidak boleh menghalangi seseorang untuk bertaubat dan berupaya memperbaiki diri. Aku berserah kepadaNya, Viona. Terimakasih,” aku tersenyum menjawab pernyataannya.
“Baguslah kalau kamu berpikiran demikian. Tapi kamu harus tahu, Zahra. Aku dan Fahmi pernah punya masa lalu yang indah. Dan aku rasa Fahmi tidak akan begitu mudahnya melupakan kenangan kami. Semoga itu tidak mengganggumu, Zahra,” Viona melenggang meninggalkanku di pelaminan.
“Viona itu maunya apa sich? Kenapa dia berbicara begitu kepadamu, Zahra? Dasar nenek sihir,” tiba-tiba Mia telah berada di sampingku.
Aku tersenyum, “Biarkan saja Mia. Apapun yang dikatakannya adalah bagian dari masa lalu suamiku. Itu tidak akan menggangguku. Karena yang akan aku hadapi adalah hari ini dan hari esok, bukan masa lalu.”
“Wah, kamu hebat Zahra. Aku bangga padamu. Benar juga sich, perkataan nenek sihir tidak perlu ditanggapin. Ga usah diladenin dech. Oh iya, kok kita jadi ngomongin si nenek sihir sich. Selamat ya Zahra yang cantik, semoga bahagia selalu dan menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah… Amin…” Mia memelukku erat.
“Amin.. Terimakasih Mia yang cantik.”
-----------------------------------------0-------------------------------------------
Enam bulan sudah perjalanan pernikahan kami. Alhamdulillah tidak ada permasalahan yang berarti. Kerikil-kerikil tentu ada, tapi kata orang itu adalah bumbu dalam kehidupan rumah tangga dan menjadi jalan pendewasaan kami.
Hari ini aku dan suamiku, Mas Fahmi akan menghadiri acara reuni akbar di kampus kami. Semua yang pernah menimba ilmu di kampus kami akan datang, tidak memandang fakultas dan tahun kuliah. Ga kebayang seberapa ramainya.
“Dik Zahra ga pakai jilbab yang ini saja?” Tanya Mas Fahmi sembari mengulurkan jilbab warna biru muda itu kepadaku.
Aku terdiam sejenak. Apakah paket itu sudah diterima Viona ya? Semoga saja bermanfaat, batinku. Mengingat bahwa aku pernah mengirim paket jilbab untuk Viona.
“Lho?? Kok malah bengong? Iya dech, Mas Fahmi mu ini memang perhatian kok, memilihkan jilbab untuk istrinya. Tahu ga, kenapa Mas pilihkan jilbab ini?” gurau Mas Fahmi membuatku tersipu.
“Memangnya kenapa, mas?” tanyaku
“Kenapa ya? Ah, sudahlah, Mas lupa tadi mau bilang apa,”
“Ah, Mas Fahmi suka gitu. Bikin Zahra penasaran aja. Alasannya apa, Mas? Ayo, atau Zahra gelitikin nich,” ancamku manja.
“Eh, eh…. Sudah, sudah.. Geli, bidadariku. Iya dech, Mas ngaku. Karena saat pertama kali Mas jatuh cinta dengan bidadariku ini adalah saat bidadariku mengenakan jilbab birunya yang menambah kecantikannya ini,” akhirnya Mas Fahmi menyerah juga.
“Jadi bagaimana? Mau memilih sendiri atau mengikuti pilihan suami?” lagi-lagi Mas Fahmi menggoda.
Aku tersipu, meraih jilbab biru itu dan bergegas bersiap.
----------------------------------------0--------------------------------------------
Kampus sudah ramai oleh hiruk pikuk peserta reuni akbar. Aku jadi pusing melihat lautan manusia ini. Tiba-tiba aku merasa terkejut saat ada yang meraih tanganku.
“Zahra, apa kabar?” Sapanya.
“MasyaAllah, Viona?! Subhanallah, kamu cantik sekali dengan jilbab ini,” pekikku kaget. Viona kini telah berhijab. Segala puji bagiMu, ya Rabb.
“Hmm… Zahra, terimakasih atas hadiahnya ya. Aku malu sama kamu. Dulu, aku sering mengganggumu bahkan di hari bahagiamu, hari pernikahanmu. Aku malu mengingat apa yang pernah aku katakana kepadamu. Dan lebih malu lagi saat aku menerima paket hadiah darimu. Terimakasih ya, Zahra dan tolong maafkan aku,” Viona sudah berkaca-kaca ketika berkata demikian.
Aku memeluknya erat, menghilangkan segala rasa sakit dan luka masa lalu karena Viona. Memaafkan semua kesalahan Viona dan terlebih menghapus semua benci dan kesal di hatiku.
“Sama-sama, Viona. Aku juga bukan manusia tanpa salah. Aku juga sempat merasa tidak menyukaimu atas apa yang telah kamu lakukan padaku. Tapi sudahlah, itu masa lalu. Kita tidak akan pernah maju jika kita terpaku pada masa lalu.”
Saat itu, Viona terlihat semakin cantik dan anggun dengan busana muslim dan jilbab yang dikenakannya.
Duh, kenapa aku tiba-tiba jadi cemburu dengan kecantikannya?? Astaghfirullah… Untunglah Mas Fahmi segera menyadarinya dan menarikku pergi menghampiri teman yang lain.
“Hmm… Memangnya Viona pernah bilang apa padamu, Dik? Terus, kapan Dik Zahra mengirim hadiah kepada Viona? Kok Mas ga tahu?” Tanya Mas Fahmi.
“Maaf, Mas. Bukannya Zahra mau merahasiakan sesuatu. Tapi apapun yang dikatakan Viona dulu, itu adalah bagian masa lalu. Yang jelas, saat ini Zahra masih disamping Mas Fahmi dan selalu mencintai Mas Fahmi karena Allah SWT. Dan tentang hadiah itu, ternyata benar apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Saling memberi hadiahlah maka akan tumbuh cinta di antara kalian. Saat Zahra mendengar kabar kalau Viona telah berhijab, maka Zahra membeli beberapa jilbab dan mengirimkannya kepada Viona sebagai hadiah dan mewakili ucapan selamat. Ternyata itu juga membuat Zahra lebih bahagia, Zahra bisa berdamai dengan masa lalu dan menghapus semua rasa sakit serta benci di hati. Hmmm… Mas Fahmi, terimakasih telah memilihku menjadi pendampingmu. Do’akan semoga Zahra bisa menjadi istri yang sholehah ya, Mas,” jelasku.
“Amin.. InsyaAllah, Dik Zahra, bidadariku,” Mas Fahmi meraih tanganku dan menggenggam lembut jemariku.
Ya Allah, terimakasih. Inilah jawaban atas do’aku. Aku ingin selalu sabar menghadapi cobaan dunia karenaMu. Aku yakin Engkau akan selalu membimbingku.


*Nduk : sebutan untuk anak perempuan di Jawa.
*Nggih : Iya


(Naskah ini pernah di bawa ke pelatihan menulis bareng mb Asma Nadia, dikritik habis-habisan karena idenya yang sudah terlalu biasa. Hiks...
Tapi ga apa-apa, lain kali harus lebih kreatif lagi... :) )

Alhamdulillah :)

Alhamdulillah.... Hari ini banyak sekali mendapatkan nikmatNya...
Saking banyaknya jadi bingung nyebutin satu-satu... Tapi mungkin akan diambil beberapa saja dech...hehe

Pagi ini memang dimulai dengan perasaan tidak baik, perasaan ga enak akibat mimpi buruk sepanjang malam... Mimpi buruk tentang seseorang yang entah sadar atau tidak bahwa dia sedang dipikirkan...
Tapi... Ah, sudahlah... Jangan sampai hal itu mengurangi rasa syukurku padaNya...
Allah SWT pasti memberikan itu tidak "cuma-cuma" melainkan ada hikmah di dalamnya...
Mungkin saja inilah cara Allah SWT untuk mengajariku sabar dan ikhlas (ilmu yang paliiiiiinnngggg sulit sekali untuk diimplementasikan dalam kehidupan, meski mudah sekali untuk diucapkan dan disampaikan kepada yang lain)

Selanjutnya, hari ini adalah jatah "manggung" kami di kelas... Presentasi Mata Kuliah Teori Akuntansi tentang materi Akuntansi Internasional dan Perkembangan SAK di Indonesia...
Alhamdulillah meski dengan data dan informasi seadanya kami lancar melewati masa-masa sulit itu (berlebihan banget dech yang ini...hehe)
Sedikit mengevaluasi diri, kata teman satu kelompok, pada beberapa materi jatah presentasiku, kecepatan bicaraku terlalu cepat dan terkesan berteriak supaya terdengar seluruh isi kelas.
Yup, that's right!
Sengaja sedikit berteriak karena menyadari bahwa suara saya memang pelan, lembut dan merdu, takut teman-teman sekelas akan tertidur saking terbuainya, makanya menaikkan beberapa oktaf supaya semua bisa mendengarkannya. :)

Alhamdulillah juga untuk diskusi kami "cukup" memuaskan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan teman-teman, meski sesekali (atau mungkin banyak kali) pak dosen yang imut dan baik hati itu pun berbaik hati membantu kami. (senangnya, jadi ga terlalu grogi dan tegang selama duduk di depan, di kursi panas presentasi...hehe)

Nah, lega sekali rasanya saat semua telah selesai dan kami mendapat hadiah tepuk tangan meriah dari bapak dosen dan teman-teman sekelas. Senang... hore.. hore...

Nah, satu lagi...
Yang ini benar-benar bikin senyum-senyum sendiri... (pas nulis ini pun masih senyum-senyum...hehe)
Finally, tunjangan pendidikan nya sudah masuk, jatah Januari-Februari 2011. ALHAMDULILLAH... (giliran masalah uang, syukurnya berlebihan..)
Allah SWT benar-benar Maha Menepati Janji... Sesuai janjiNya akan didatangkan rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka...
Kemarin-kemarin menduga bahwa tunjangan tersebut baru akan masuk sekitar awal maret, ternyata Allah SWT sangaaaaaaaaaaaattt mencintaiku... hingga ketika kemarin uang habis untuk bayar buku pesanan, Allah SWT mempercepat pencairan tunjangan itu...
ALHAMDULILLAH...
Terima kasih Ya Rabb...
Segala puji bagimu, Rabb semesta alam...

Nah, kan... hari ini indah sekali, banyak sekali nikmat yang diberikanNya untukku...
Hayoo...lihat keluar, di luar panas terik lho...
Jadi, beruntunglah bagi mereka yang hari ini mencuci, insyaAllah cepat kering...
Tuch kan, Allah SWT sungguh-sungguh menyayangi dan mencintai kita, dengan memberikan apa yang kita butuhkan di saat yang tepat... tak harus selalu yang kita inginkan, bukan? Karena yang Allah SWT berikan adalah yang terbaik untuk kita... :)