Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Sabtu, 26 Februari 2011

Forgive and Forget


Bismillah...

Sepertinya lagi mulai kambuh keinginan menulisnya... :)

Tiba-tiba teringat pada pertanyaan seorang teman, bagaimana caranya melupakan kenangan yang menyedihkan? Bagaimana caranya memafkan seseorang yang telah menyakiti kita?

Well, mungkin jika kita tidak berada di posisinya, kita bisa saja dengan mudahnya mengatakan, "Sudahlah ikhlaskan saja!"

Ya, tentu saja kenyataannya tidak semudah itu. Karena ketika kejadiaan itu sedang kita alami akan sulit sekali mengimplementasikan kalimat "ikhlas" itu sendiri. Sungguh, beneran ga gampang!!

Dulu, ketika aku masih di bangku SMA, pernah sekali merasa sakiiiittt banget (Ini bukan hiperbolis lho, tapi sungguh sakit beneran)karena dikhianati oleh sahabat sendiri. Seorang sahabat yang telah kita percayai untuk memegang apa-apa yang mungkin tak pernah kita ceritakan kepada orang lain, tiba-tiba saja menjadikan kita tampak bodoh dengan tindakannya. Ya, tentu sakit sekali ketika kita dibohongi mentah-mentah, banyak hal terkait sekolah atau pun di luar sekolah, dan tidak sekali dua kali ia berbohong, cukup membuatku merasa sangat tidak tahan. Mencoba memahami alasannya, namun pada akhirnya gagal.
Sakit hati karena dibohongi dan dikhianti seseorang yang kita percayai tentu akan berbekas lebih dalam dan butuh waktu lebih lama untuk sembuh. Terbukti, saya menyimpan kemarahan dan kebencian itu selama 3 tahun. Bisa dibayangkan dunk betapa kejamnya aku!
Lalu aku merenunginya, mencoba berfikir lebih logis dan lebih dewasa. Apa sich yang kudapatkan dengan membencinya? Tidak ada! Yang ada justru aku akan menangis dan jatuh sakit tiap kali mengingatnya. Akhirnya setelah 3 tahun aku menyimpan kebencian dan kemarahan itu, kucoba untuk berdamai dengan diri sendiri. I try to forgive and forget.

Dan, perlahan-lahan aku mulai bisa benar-benar memaafkan. Bahkan kalau sekarang teman-temanku yang lain membahas masalah itu, kami hanya tertawa-tertawa mengenangnya. Yang pasti aku merasa lebih bahagia ketika telah memaafkannya. :)

Itulah, memang tidak mudah untuk langsung berdamai saat itu. Tapi jika kita belajar untuk memaafkan, pasti bisa.

Pun, ketika beberapa waktu lalu, aku kembali mengalami hal yang sama. Mengalami sebuah pengkhianatan. Ya, sempat merasa bahwa aku tidak akan bisa memaafkannya seumur hidupku. Lelah menahan sakit akibat dikhianati oleh orang yang telah benar-benar kita percayai.
Tak bisa dipungkiri, hal itu pun sempat membuatku sakit beberapa hari. Lalu, aku banyak membaca buku tentang muhasabah, menghabiskan waktu lebih untuk membaca Al Qur'an, mendengarkan pengajian-pengajian dan menyibakkan diri dengan berbagai event-event kepenulisan. Dan, berhasil membuatku merasa lebih nyaman.
Kali ini tidak perlu menunggu 3 tahun lagi untuk memaafkannya. Bahkan ga sampai 2 atau 3 bulan, aku belajar memaafkannya. Meski sempat juga merasa ragu dan bimbang. Tapi dengan modal dasar BISMILLAH, alhamdulillah semua terasa mudah.

Mau tahu alasan dan prinsip yang mendasariku??
Well, mari disimak!
Pertama, No body is perfect. Tidak ada seseorang yang sempurna. Yup, tentu saja karena kesempurnaan hanya milikNya. Jadi wajar saja jika ada seseorang yang melakukan kekhilafan dan kesalahan. Tapi semoga setelahnya, dia menyadari dan tak akan lagi mengulangnya, dengan alasan apapun.

Kedua, Pengadilan Allah SWT adalah yang paling adil.
Ya, jangan pernah khwatir teman, semua akan dipertanggungjawabkan kok... :)
Bukankah tiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kita? Tentu tidak lupa dunk dengan hadist yang ini:
''Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.'' (H.R. Muslim).


Kelak, di akhirat kita akan dihadapkan dengan orang-orang yang terlibat dengan kita, apakah mereka yang pernah kita sakiti ataupun mereka yang pernah menyakiti kita. Dan di hadapanNya, sebagai yang tersakiti, akan ditanya keridhoannya.
"Apakah kamu ridho atas apa yang telah dia lakukan padamu?"
Sebagai yang tersakiti, apabila tidak ridho, maka pahala orang yang telah menyakiti akan diberikan kepada mereka yang tersakiti. Bagaimana jika pahala orang itu telah habis diberikan kepada orang-orang yang telah disakiti lebih dulu, sebelum kita? Rugi dunk kita?
Tenang, ingat ya, Pengadilan Allah SWT itu adalah pengadilan paling adil. Tidak akan ada yang bisa menyuap di sana, tidak seperti di dunia, dimana uang bisa berbicara.

Jadi, kalau kita ga kebagian pahala dari orang yang menyakiti kita, maka dosa kita yang akan diberikan padanya, tentu saja perhitungannya bagaimana hanya Allah SWT yang tahu.

Intinya, jangan pernah takut apalagi sedih ketika kita melihat bahwa orang-orang yang pernah menyakiti kita kenapa hidupnya baik-baik saja? Bahagia-bahagia saja? Eits, jangan lupa Allah SWT itu berkuasa, bisa mempercepat adzab ataupun menundanya. Kalau orang jahat telah mendapatkan hukuman di dunia artinya Allah sedang mempercepat adzabNya, kalau tidak, artinya Allah menunda adzabnya.
Pernah dengar cerita ini ga?
Dahulu kala hiduplah 2 raja di dua negara berbeda, yang satu merupakan raja yang adil dan bijaksana, yang satunya lagi adalah raja yang kejam dan dzalim. kedua raja itu sakit pada waktu bersamaan dan membutuhkan obat yang sama pula. Tapi Allah justru memberikan obat itu kepada raja yang dzalim. Lalu ada malaikat yang bertanya, "Ya Tuhanku, kenapa justru raja yang dzalim itu yang diberi kesembuhan? Kenapa bukan raja yang bijaksana itu?"
Maka Allah menjawab, "Sudah cukup perjuangan raja yang bijaksana itu biarlah digantikan yang lainnya. Dan lihatlah, betapa di hati rakyatnya, ia dikenal sebagai seseorang yang baik begitu pula Aku mengenalnya begitu. Sedangkan raja dzalim itu, aku memberinya kesempatan untuk berubah, jika tidak, sesungguhnya Aku sedang menunda adzabKu terhadapnya."

Nah, kan... jadi ga perlu khawatir, teman. Allah lebih tahu daripada kita. Dan DIA adalah Maha Adil. SO, tenang aja... :)

Eh, nambahin sedikit ya... :)
Kemarin denger tentang ini di sebuah kajian:
"Jika kita ditimpa musibah, jangan ke-GR-an duluan kalau itu ujian Allah SWT. Bisa jadi itu adalah adzab yang disegerakan. Perlu diketahui, bahwa ujian itu diberikan kepada mereka yang imannya sudah bagus, seperti generasi para nabi, sahabat dan kekalifahan, serta orang-orang yang memang pilihanNya. Nah, mari kita lihat diri kita? Sudahkah kita pantas menerima ujian atau masih saja menerima adzab yang disegerakan? Namun, jangan langsung bersedih karenanya. Justru ketika Allah SWT menyegerakan adzabNya pada kita, artinya Allah itu sayang sekali pada kita, tidak ingin kita berlama-lama dalam kemaksiatan dan penuh dosa maka dipercepatlah adzabNya untuk mensucikan kita, itupun kalau kita mau bersabar dan ga mengeluh terus ya."

Wah, benar juga ya, sejauh apa sich iman kita? Dan benarkah itu ujian bagia kita atau adzabNya?
Semoga kita bisa merenungi dan bermuhasabah dengannya. Sehingga menjadikan kita lebih baik ke depannya. amin...

Ketiga, Memendam marah dan benci akan membawa penyakit. Percaya kan, kalau penyakit itu kebanyakan karena pikiran dan perasaan? Dan itulah yang kadang secara langsung mempengaruhi kesehatan kita. Kalau aku sendiri sich percaya, karena kemarin-kemarin pun sempat mengalaminya. Meski kadang secara lisan mengatakan bahwa "Aku telah memaafkannya."
Tapi kadang kala secara bawah sadar masih saja menyimpan luka dan marah itu di sana. Alhasil, tak jarang ketika saya bangun pagi dalam keadaan demam tinggi.
Lalu solusinya apa? Mendekat padaNya lebih dekat dan belajar untuk benar-benar ikhlas. Alhasil, sekarang sudah lebih baik.
Yup, I try to forgive and forget.
Dan itu membuatku merasa lebih baik. Ga perlu ada kebencian diantara kita kan?? :)


Nah, pasti pernah denger lyric lagu yang ini?
"Khianati, sebisa hatimu mengkhianati"

Nah, itu juga perlu kita tanamkan dalam hati. Biar saja orang mau menjahati kita, mengkhianati kita, menyakiti kita ataupun melakukan hal-hal buruk pada kita. Toh, di akhirat kelak ada pengadilan Allah Yang Maha Adil. :)


So, yuk kita saling mengingatkan dan mendukung untuk belajar "Forgive and Forget". :)


Hidup cuma sekali, sayang. So, jangan sia-siakan untuk hal-hal yang ga penting. Mending kita pakai untuk semakin mendekat padaNya, kekasih sejati kita. Pemilik atas segala yang ada pada kita dan alam semesta, serta yang tidak kita ketahui juga. :)

La Tahzan... :)

Hmmm... satu lagi...
"Jangan marah maka bagimu surga."
Mau kan berlomba-lomba membangun istana di jannahNya? Serta bagi kita yang muslimah, yuk berlomba-lomba menyaingi para "huraiyatul jannah" yaitu para "bidadari surga". :)


Sekian dulu ya... :)
Semoga bermanfaat... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar