Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Jumat, 25 Februari 2011

Rumah Tanpa Jendela (Belajar dari Filmnya)


Bismillah... :)

Yuk, sharing lagi... :)
Hari ini sebenarnya banyak hal yang terjadi, termasuk pertemuan dengan seorang sahabat yang lama tak bersua... Dia telah menikah, kebetulan suaminya adalah teman di D IV STAN...

Tadi pagi, sang suami menelponku... Memintaku untuk menemani istrinya selama ia kuliah sampai sore... Senangnya, bisa ketemu sahabatku tersebut...
Maka, mereka menjemputku ke kost, mengajakku melihat kontrakan mereka, bahkan menjamuku. Agak malu sebenarnya, karena aku bahkan belum sempat membeli kado untuk mereka.

Akhirnya setelah sang suami bersiap sholat jum'at dan lanjut kuliah, aku dan sahabatku memutuskan untuk berbelanja beberapa kebutuhan rumahnya, sekalian nonton film baru yang diangkat dari Novel Rumah Tanpa Jendela karya mb Asma Nadia.

Nah, ini nich inti ceritanya, langsung saja ya... :)
Rumah Tanpa Jendela, merupakan sebuah gambaran sederhana tentang kehidupan. Dalam film itu digambarkan tentang sabar, syukur, persahabatan, kasih sayang dan berbagi.
Film inti menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Rara. Dia tinggal di pemukiman kumuh. Dia punya sebuah keinginan yang sederhana, memiliki satu saja jendela di rumahnya. Tentu saja, rumah mereka yang berada di tengah pemukiman kumuh tidak memungkinkan untuk memiliki jendela. Jangankan untuk memiliki jendela yang tidak akan terlalu bermanfaat bagi mereka, karena toh, tempat tinggal mereka pun dapat digusur oleh satpol PP kapan saja.

Tapi, tetap saja Rara tidak pernah menyerah. Tidak ada salahnya untuk bermimpi, jika bermimpi saja masih dibatasi, alangkah malangnya hidup ini, sedangkan setiap hari saja mereka telah hidup penuh kesusahan dan kesengsaraan. Maka Rara tak pernah berhenti bermimpi bahwa suatu saat nanti, dia akan memiliki rumah yang luas, dengan taman bunga indah dan beberapa jendela yang semakin mempercantik rumah itu.

Rara memiliki sahabat bernama Aldo. Dia adalah seorang anak dengan keterbatasan dan sedikit gangguan pada mentalnya. Aldo berasal dari keluarga kaya raya, sayangnya keluarganya tidak semua memahami keadaannya dan mendukungnya. Kakak perempuannya malah terang-terangan mengakui merasa malu memiliki adik yang cacat dan aneh seperti Aldo.
Dan kalimat itu membuat Aldo merasa sedih dan merasa tidak diharapkan di rumah itu, ditambah lagi dengan komentar ibunya yang mengatakan Aldo tidak bisa memilih teman, karena harus berteman dengan anak-anak jalanan. Aldo akhirnya kabur dari rumah, menemui Rara dan pergi bersama Rara karena takut ditemukan kakak laki-lakinya, Adam.
Seluruh isi rumah kebingungan mencari Aldo. Dan kakak perempuannya, Andini, merasa paling bersalah atas menghilangnya Aldo dari rumah.
Aldo, belajar banyak dari persahabatannya dengan Rara. Dia merasa sangat bangga ketika bisa membeli makanan dari hasil kerja kerasnya sendiri, membantu Rara menjadi pengojek payung.
Ketika keluarganya menemukan Aldo, dia sedang menggambar sebuah keluarga. Namun di sana hanya ada Rara, Aldo, Nenek Aldo, serta dua pembantunya, Bi Siti dan Mas Tarjo.
Ketika ditanya oleh guru melukisnya, Aldo menjawab,"Ya keluarga saya hanya ini, yang lain pada sibuk sendiri-sendiri."
Seketika itu ibu dan kakak perempuannya memeluknya, meminta maaf karena selama ini tidak menghiraukannya.
Rara sendiri akhirnya bisa menikmati rumah penuh jendela. Keluarga Aldo meminta Rara dan neneknya menempati villa mereka sekaligus merawat villa itu.


Itulah sekelumit tentang film Rumah Tanpa Jendela, mengajari kita banyak hal tentang ilmu kehidupan. Mengajari kita untuk tetap bersyukur, seperti Rara meskipun tidak memiliki rumah semewah Aldo, setidaknya ia memiliki keluarga yang sangat menyayangi dan mencintainya.
Juga mengajari kita untuk bersabar, seperti ketika Rara harus kehilangan rumah dan ayahnya dalam suatu musibah kebakaran.
Mengajari kita tentang kasih sayang, seperti Andini yang menyadari bahwa Aldo sangat menyayanginya setelah Aldo meninggalkannya.
Ternyata benar, terkadang kita akan menyadari sesuatu itu berharga bagi kita saat kita telah kehilangannya.
Atau seperti sosok Adam, kakak lelaki Aldo yang terkesan slengekan, tapi justru menunjukkan kasih sayang dan dukungannya pada adiknya. Mengharukan pokoknya!
Juga mengajari kita untuk berbagi, seperti yang dilakukan Aldo saat ia berniat untuk membagi buku-bukunya dengan Rara dan teman-temannya. Ketika merasa bahwa koleksi bukunya masih kurang banyak, maka ia tak segan dan berat hati untuk mencairkan tabungannya.

Nah, sekian ya sharingnya tentang Rumah Tanpa Jendela...
Tapi bener dech, film ini recomended banget dech. Ayo teman-teman, nonton ya trus ntar sharing juga biar kita tambah ilmu. Jadi kalau nonton ga sekedar tahu alur ceritanya tapi juga dapat mengambil ibrohnya. :)

Semoga makin banyak karya-karya putra bangsa yang berbobot dan mendidik generasi penerus. Ga sekedar menjual cerita ga bermutu dan ga mendidik.


2 komentar:

  1. keren.................................!!!!

    masyarakat indonesia butuh film2 seperti ini,film yg Insyaallah membantu mengangkat Moral masyarakat bangsa ini..karena sekarang kondisi bangsa sedang tidak baik salah satunya tentang moral tersebut,.


    by Soetri jaya

    BalasHapus
  2. Benar sekali... Indonesia butuh banyak film seperti ini... :)
    salam kenal.. :)

    BalasHapus