Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 20 Februari 2012

Earn Your Trust!!!


Gara-gara baca kultwitnya Pak @noveldy jadi tergelitik untuk nulis tentang ini. "Trust" seperti tak ada habisnya untuk dibahas. Yup, selama kehidupan ini masih ada maka permasalahan tentang "trust" ini masih akan terus bergulir.

Pak Noveldy membahas "trust" kaitannya dengan hubungan rumah tangga, antara suami dan istri. Tak dipungkiri memang, masih saja ada seseorang yang sering mempertanyakan kenapa pasangannya sering tiba-tiba menggeledah tasnya, buka handphonenya, ubek-ubek BB, pantau FB dan twitternya? Tapi, jarang ada yang bertanya pada diri sendiri ketika mendapati pasangannya berbuat demikian, "apakah aku sudah membuat pasanganku merasa curiga dan tak percaya padaku?" Kebanyakan reaksi yang diberikan adalah memberi pertanyaan kepada pasangan, "apa kamu tidak percaya padaku? Lalu kenapa mau menikah denganku?"

Selama ini masih banyak orang berfikiran bahwa kepercayaan itu adalah sebuah keharusan. Sebuah aturan baku jika setelah menjalin hubungan, menikah dan hidup bersama maka kepercayaan itu mutlak. Eits, tunggu dulu, seperti yang pernah kudengar dari sebuah perkataan orang bijak bahwa manusia itu tidak konstan, tapi dinamis. Selalu berubah. Yang saat ini benci saja besok-besok bisa jadi cinta. Yang saat ini cinta mati pun suatu ketika bisa jadi musuhan bahkan menyisakan dendam kesumat. Demikian juga dengan kepercayaan kepada seseorang, dapat berubah, naik turun tergantung dari apa yang dilakukan oleh masing-masing individu. Memang, tak diperbolehkan untuk berburuk sangka, namun jika pasangan yang dicintai ternyata menunjukkan suatu perubahan signifikan, tak salah jika kemudian di benak pasangan muncul kecurigaan. Dan apa yang saya contohkan di atas adalah sebuah konsekuensi dari perubahan yang menimbulkan kecurigaan, pasangan ingin membuktikan apakah yang dikatakan hatinya benar atau hanya sebuah kecemburuan tak beralasan?

Tapi tentu pasangan juga tak boleh memiliki kecemburuan yang berlebihan yang nantinya justru membuat pasangan merasa tak nyaman dan bisa jadi malah sungguh-sungguh melakukan apa yang dituduhkan. Itulah pentingnya keterbukaan dan komunikasi dalam rumah tangga sehingga hal-hal yang dapat memicu retaknya bahtera dapat diminimalisir.

Mari evaluasi diri, ketika kita mengharapkan orang lain percaya kepada kita, yakin dengan kesungguhan kita, sudahkah kita memberi bukti nyata kepadanya? Atau itu hanya pinta kita semata dan memaksa mereka memberikan kepercayaan itu kepada kita?

Kepercayaan itu bukan suatu paksaan, bukan suatu keharusan. Tapi suatu hal yang harus didapatkan dengan usaha. Jika kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan saja memerlukan hidayah yang harus diupayakan untuk didapat, kenapa kepercayaan kepada manusia berharap turun dari langit?

Jika ingin diberi kepercayaan oleh orang lain, tunjukkan dengan sikap dan tindakan bahwa kamu memang pantas untuk mendapatkannya. Tak cukup sampai di situ, coba pertahankan kepercayaan itu. Karena terkadang mempertahankan jauh lebih sulit daripada mendapatkan.

Salah seorang teman bahkan mengatakan bahwa kepercayaan itu seperti kesucian diri. Sekali kamu ternoda, kamu tidak akan mendapatkannya kembali. That's right!


So, earn your trust and hold it forever!

Menjadi pribadi yang amanah itu memang sulit, banyak godaan. Tapi tetap berusahalah dan jangan menyerah.
Menjadi pribadi yang benar itu berat, banyak hujatan. Tapi tetaplah menjadi benar.
Menjadi pribadi yang baik itu sulit, banyak uji dan caci maki. Tapi tetaplah berdiri tegak dalam kebaikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar