Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Jumat, 10 Februari 2012

Uangmu Uangku, Uangku Uangku?

Ngomongin soal kewajiban suami-isteri seperti tak ada habisnya. Terlebih jika dikaitkan dengan keuangan keluarga. Apakah benar bahwa pernyataan, "uangmu uangku, uangku uangku" tepat?

Nah, bagi yang masih bingung sepertinya perlu banget menyimak kultwit Pakar Financial Planer kita, Bapak Ahmad Gozali. Dan yang kebetulan ga sempat mengikuti kultwit tersebut di lini masa beliau, maka berikut kultwit yang diberi tagar #double oleh beliau. Selamat menyimak...
Selamat menimba ilmu dan menyelami tiap katanya :)

Pasti pernah dengar "uangmu uangku juga, uangku ya uangku". Ini bener gak sih? #Double

Sebelum menjawab itu, pastikan dulu bahwa suami-istri punya visi yg sama thd masalah keuangan & karir masing2. #Double

"Apa sih tujuannya bekerja dan berpenghasilan...?" coba deh dibahas dulu alasannya agar bisa jawab pertanyaan tadi. #Double

Suami mungkin jawab: tanggungjawabku utk menafkahi keluargaku. Istri mungkin beda2: tambahan tuk keluarga, aktulisasi diri, pengabdian, dll.

Eh, masalah #Double income ini gak cuma tuk mrk yg sama2 kerja lho. Tapi yg sama2 berpenghasilan, dari manapun sumbernya.

Dengan faham tujuan masing2 berpenghasilan, dari situ komunikasi dibangun untuk membagi beban finansial. #Double

Kenapa saya gunakan kata "beban finansial" bukan "tanggungjawab finansial"? Krn saya yakin tanggungjawab hanya ada di pundak suami. #Double

Tanggungjawab keluarga (trmsk finansial) ada di pundak suami sepenuhnya. Namun bebannya bisa ditanggung bersama, atas nama cinta :) #Double

Secara syariah, suami tanggungjawab SEMUA kebutuhan finansial keluarga. Tapi bukan berarti uang suami otomatis jadi uang istri. #Double

Secara syariah, harta istri adalah haknya pribadi. Penghasilannya pun haknya pribadi, tanpa perlu berbagi dgn suami. Tapi....... #Double

Tapi istri yg bekerja atas izin suami juga, maka ada peluang utk komunikasi di sini, tdk hanya bicara hak & kewajiban. #Double

Prinsip bagi suami: Gak boleh minta uang sama istri! Tapi kalau dikasi, jangan ditolak :) #Double

Suami menafkahi keluarga, adlh kewajiban. Istri membantu nafkah keluarga, bernilai sedekah. #Double

Fahami & sepakati prinsip2 dasar tadi, maka bagaimanapun pengaturan teknisnya nanti, sama2 enak bagi kedua pihak. #Double

Sekarang kita bicara teknisnya.... ada 3 strategi untuk mengatur #Double income ini. Tapi ingat, hrs disepakati bersama.

Cara pertama: Suami tanggung semua. Penghasilan istri bebas mau diapain aja. #Double

Cara ke-2: Sistem 1 keranjang. Penghasilan suami + (sebagian) istri disetor ke rekening bersama. Dari situ bayar kebutuhan. #Double

Cara ke-3: Sistem 2 keranjang. Membagi beban, suami bayar ini. Istri bayar itu. Disepakati, tdk ada rumusnya. Ingat prinsip di awal. #Double

Cara apapun yg dipakai, SEPAKATI. Jika tdk ada kesepakatan, maka kembali ke prinsip dasar: SEMUA ditanggung suami. #Double

Tapi apa enaknya sih menikah kalau tdk ada kata SEPAKAT? Yg terjadi adlh tuntutan hak-kewajiban, bkn krn cinta & kasih sayang. #Double

So, PR nih buat yg #Double income tapi msh setengah hati ngatur duitnya. Duduk bareng dong & bahas masalahnya biar enak. Setuju?

Bagaimana dgn dominasi...? Ada suami yg merasa klo istrinya berpenghasilan cenderung lbh dominan. Bener gak sih? #Double

Coba deh ngaca... bisa jadi istri pun merasa kalo suaminya jadi lebih dominan ketika berpenghasilan sendiri. #Double

Jangan jadikan uang sebagai kambing hitam dari masalah dlm keluarga. Dominasi itu karakter, uang menjadi alat penguatnya saja. #Double

Maka mengatasi masalah DOMINASI suami/istri, bkn dgn cara "mengebiri" keuangannya. Tapi dari akar masalahnya. Dimanakah cinta? #Double


Bagaimana? Sudah punya gambaran bukan? So, what should we do? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar