Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Minggu, 20 November 2011

The Best Event : WORDISME



WORDISME adalah acara terbaik dalam bidang kepenulisan yang pernah kuikuti. Acara gratis tidak dapat serta merta diartikan sebagai sebuah acara rendah kualitas. Terbukti dalam WORDISME ini, meskipun acara yang dilaksanakan gratis alias tidak dipungut biaya sama sekali tapi kualitas acara dan pelayanannya SUPEEEERRRRR!!! ^-^

Mulai dari panitia yang ramah, konsumsi yang luar biasa nyummy dan bertabur doorprize. Sayangnya aku ga dapet doorprize. Hehehe... Tapi ga apa-apa sih, karena aku tetap mendapatkan banyak sekali ilmu dari acara tersebut. Nah, sebentar lagi aku sedikit berbagi cerita tentang acara kemarin. ^-^


Acara WORDISME dimulai sejak pukul 08.00 s.d 17.00 di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah. Pembagian sesi dalam acara tersebut pun sangat tepat. Dimulai dengan pembahasan jurnalis pop oleh Petty Fatimah (Pimred Majalah Femina) dan Reda Gaudiamo (Pemimpin Group Majalah Wanita Gramedia). Selanjutnya adalah penulis biografi yang disampaikan oleh Alberthiene Endah, kiat meraih sukses dari blog oleh Olli Salsabeela dan Raditya Dika. Setelah jeda makan siang acara dilanjutkan dengan pelatihan menulis fiksi novel/cerpen yang disampaikan oleh Djenar Maesa Ayu, Clara Ng, Hetih Rusli dan Windy Ariestanty. Dan pada sesi terakhir adalah penulisan skenario yang disampaikan oleh Salman Aristo, Alexander Thian dan Aditya Gumay.

Penasarankah dengan materi WORDISME? Yuk, kita intip dibawah ini. ^-*

SESI I : PELATIHAN JURNALISME POP





Dalam dunia kepenulisan atau pun jurnalisme dikenal dua istilah penulis, yaitu penulis media dan penulis lepas. Penulis media adalah mereka yang memang bekerja sebagai penulis di sebuah media. Sedangkan penulis lepas adalah mereka yang tidak terikat langsung dengan media manapun, sehingga punya kesempatan untuk menembus media manapun. Saat ini peluang penulis lepas untuk masuk ke media sangat besar. Pertumbuhan majalah, tabloid, dan koran baik dalam bentuk hardcopy atau pun yang terbit secara online sangat cepat. Sehingga kesempatan untuk menembus media semakin banyak.

Namun, disayangkan oleh Petty Fatimah dan juga Reda Gaudiamo adalah bahwa beberapa penulis lepas kurang mengenali media sehingga seringkali mengirimkan naskah yang tidak sesuai untuk media tersebut. Untuk itu, keduanya membagi tips untuk bisa menembus media, yaitu kenali media lebih dalam dengan cara membaca rubrik apa saja di media tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan media tersebut sampai kita yakin dan paham betul apa kebutuhan mereka. Beberapa editor media tidak mempermasalahkan gaya penulisan dari penulis, tapi lebih pada angle dan sasaran pasar. Sebenarnya beberapa media mungkin memiliki kebutuhan yang sama tapi mereka melihat dari angle yang berbeda. Cara lain untuk bisa sukses menembus media adalah dengan be spesialist ga harus generalise. Pilih saja satu media yang paling disukai, pelajari hingga mendalam dan benar-benar paham. So, fokus pada minat, tulis tentang apapun yang kamu suka dan pilih media mana yang kira-kira bisa menerima hasil karya kita.

Satu pesan penting dari kedua pemateri tersebut : Pilih kalimat utama yang menarik. Buatlah redaksi jatuh hati kalimat pertama!

SESI II : PENULISAN BIOGRAFI




Alberthiene Endah sudah malang melintang di penulisan biografi. Beberapa karyanya sangat mudah kita temui. Biografi yang ditulisnya terakhir menjelang acara WORDISME ini adalah Mimpi Sejuta Dolar-nya Merry Riana. Kali ini Mb AE, sapaan akrabnya, berbagi cerita tentang bagaimana sih menulis biografi itu.

Mb AE menyampaikan bahwa selama ini orang yang ingin menulis biografi selalu dihantui dengan banyaknya catatan kaki. Biografi akan menjadi bacaan berat dan melelahkan seperti membaca buku-buku sejarah di sekolah. Padahal kenyataannya, menulis biografi dan membacanya pun adalah hal yang menyenangkan.

Secara sederhana Mb AE menjelaskan bahwa biografi itu adalah sebuah kisah tentang perjalanan hidup seseorang tokoh. Bagi Mb AE menulis biografi itu adalah pekerjaan menggali hati. Mb AE lebih suka menuliskan kisah seseorang yang menginspirasi, from nothing to be something, bukan seseorang yang sukses karena memang sejak awal telah sukses. Mb AE juga ingin menjadikan biografi lebih menarik sehingga menurut beliau biografi tak harus selalu ada embel-embel catatan kaki. Tujuan utama menulis biografi bagi Mb AE adalah untuk memberi inspirasi bagi pembaca.



Mb AE menjelaskan bahwa seorang penulis biografi harus memiliki mental yang kuat. Wawancara untuk menulis biografi tidak cukup hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, bisa jadi puluhan atau ratusan kali. Sebagai penulis harus menyesuaikan dengan tokoh dan tidak boleh mudah tersinggung dengan reaksi tokoh atas pertanyaan-pertanyaan kita. Menulis biografi itu adalah menuliskan bagaimana konfigurasi perasaan/emosi seorang tokoh. Sehingga sebagai penulis, perlu juga mengasah kepekaan perasaan dan berlatih empati. Secara teknis, interview untuk menulis biografi sama seperti teknis wartawan dalam interview yaitu 5 W 1 H.

Dalam menulis biografi biasanya akan terjadi pertempuran antara agenda tokoh dan agenda penulis. Usahakan jika berhadapan dengan kondisi ini lakukan negosiasi agar antara agenda tokoh dan agenda penulis sebisa mungkin bisa 50 : 50.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis biografi adalah sebagai berikut:
1. Jangan pernah mendatangi narasumber/tokoh tanpa tahu apa-apa. Penulis biografi adalah director. So, sebelum mendatangi narasumber usahakan untuk mengumpulkan data/informasi sebanyak-banyaknya. Dengan bekal data tersebut, penulis akan lebih mudah mengarahkan kemana akan menggiring narasumber dalam bercerita.

2. Jangan pernah melakukan wawancara lebih dari 1,5 jam dalam satu pertemuan. Dan sebaiknya lakukan wawancara setidaknya dua kali dalam seminggu.

3. Jadilah orang yang mampu meyakinkan bahwa kita cukup berempati dengan narasumber/tokoh.

4. Penulis perlu memiliki kesetiaan dalam mengikuti ritme emosi tokoh/narasumber.

Seorang penulis biografi sebaiknya telah memiliki ID card. Hal ini mungkin mudah bagi wartawan. Lalu bagaimana dengan penulis lepas? Mudah. Saat ini banyak digemari kisah based on true story. Cobalah menuliskan kisah itu hingga terbit dalam buku. Setelah buku itu terbit, maka itulah ID card kita.

Terkait dengan kejujuran narasumber, Mb AE menyampaikan bahwa tidak akan mudah untuk memaksa narasumber agar tidak berbohong. Tapi usahakan untuk membuat narasumber jujur atau menghadirkan titik maksimal kejujuran di depan kita.

SESI III : MERAIH SUKSES DARI BLOG





Raditya Dika dan Olli Salsabeel adalah dua contoh penulis sukses yang mengawali kariernya dari blog. Mereka berdua mengakui bahwa awalnya mereka pun menulis semau mereka dan sesuka hati. Mereka menempatkan blog seperti buku harian. Hingga seiring berjalannya waktu, mereka terus berkembang. Sampailah pada titik dimana mereka menjadi sukses seperti sekarang.

Olli dan Radit membagi beberapa tips agar blog kita dilirik oleh orang lain, terlebih bisa digaet untuk diterbitkan atau didaulat untuk menulis sesuai pesana. Mau tahu apa tipsnya? Ini dia:
1. Tuliskan saja apa yang kita sukai. Inilah cara paling mudah menulis dan menghapus alasan, tidak bisa menulis, dari kamus hidup.

2. Tuliskanlah sepenuh hati sehingga orang yang membacanya pun ikut tergerak karenanya.

3. Be better and better. Memperbaiki kualitas dari waktu ke waktu. Jika kemarin telah menulis baik, maka usahakan hari ini menulis lebih baik lagi. (yang ini kayaknya aku masih sangat jauh deh...hiks..)

4. Be different if you can't to be the best.

5. Ketahui cara menulis yang efektif. So, buang tuh kata-kata mubadzir.

6. Bikin judul yang menarik. (Ini PR buatku karena masih sering stress milih judul)

Menurut Raditya Dika, writing is re-writing. Karena menulis, rata-rata, adalah suatu pekerjaan yang menuliskan kembali apa yang kita baca, kita lihat dan kita rasakan.



Kalau mood lagi jelek kira-kira bagaimana sih mereka menyikapinya? Bagaimana juga menghadapi writers block?

Terkait hal ini jawaban keduanya berbeda.

Raditya Dika cenderung memaksa diri untuk tetap menulis. Baginya satu naskah jelek lebih baik daripada nol naskah. Karena dari satu naskah tersebut bisa diperbaiki untuk menjadi sebuah naskah bagus.
Dan terkait writers block, dia akan berusaha meluruskan plot sehingga akan kembali lancar dalam menuliskan ide-ide.

Sedangkan Olli, jika mood jelek atau menghadapi writers block akan cenderung break dulu dan melakukan traveling. Kebetulan Olli ini punya hobby unik, yaitu naik angkot. Baginya dengan naik angkot itu kita bisa lebih banyak mengamati tingkah laku orang lain. Dan kebiasaan untuk mengamati orang itu ternyata penting baginya karena bisa mendatangkan inspirasi untuk menulis.

Keduanya sepakat bahwa blog adalah pintu gerbang menuju kesuksesan.

Beberapa pesan dari keduanya juga adalah sebagai berikut:

1. Promosikan blog kalian lewat twitter dan FB.

2. Pilih diksi yang sederhana saja tapi sampaikan dengan semenarik mungkin.

3. Usahakan gunakan aku atau saya karena blog itu menjembatani antara kita dengan pembaca.

Menarik bukan pembahasan tadi?
Oh iya, dan pastinya selama obrolan ini peserta WORDISME ga berhenti untuk tertawa geli dengan polah tingkah dan kelucuan keduanya. ^-^


Ok... Selanjutnya kita akan ke sesi yang menarik sekali minat teman-teman juga. Tak kalah menariknya dari ketiga ulasan sebelumnya. ^-^

SESI IV : PELATIHAN MENULIS FIKSI NOVEL/CERPEN




Mb Djenar mengawali pembahasan tentang cerpen dengan menggaris bawahi bahwa cerpen bukanlah novel yang dipendekkan. Novel adalah novel. Cerpen adalah cerpen. Keduanya adalah karya yang berbeda. Prosesnya pun berbeda.

Sedangkan Mb Clara Ng mengatakan bahwa dia menulis karena takdir. Ketika sakit dan akhirnya menenggelamkan sepenuhnya pada dunia kepenulisan.
Menurut Mb Clara Ng, dalam novel itu yang utama adalah tiga hal, yaitu apa benang merah antar bagiannya, ceritanya mau dibawa kemana dan conclusionnya apa.

Elemen dasar dari penulisan fiksi baik novel ataupun cerpen adalah karakter, plot dan seting.Dalam plot akan mudah terlihat cara bercerita dan timeline ceritanya.

Sedangkan menurut para editor, yaitu Mb Windy dan Mb Hetih, cerita itu menarik ketika bisa membuat pembaca penasaran sejak kalimat pertama. Semua fiksi itu perlu teknik bercerita. Tapi yang lebih utama adalah kenali pembaca atau berdasarkan karya kita arahkan kepada siapa kita akan menjualnya.

Ada yang menarik dari obrolan bersama Mb Clara dan Mb Djenar. Menurut Mb Clara, menulis fiksi itu terlebih dahulu pikirkan plotnya, tentukan siapa saja tokohnya dan konflik apa yang dihadapi sampai ke titik endingnya seperti apa.
Sedangkan menurut Mb Djenar, pengelolaan karakter itu lebih utama, karena mereka lah yang nanti akan menggerakkan cerita. Beri karakter tersebut permasalahan dan tentukan endingnya seperti apa.

Ga mungkin seorang penulis ga bisa bikin ending. Yang ada adalah penulis terlalu bingung bagaimana cara mengakhirinya, biasanya ini karena sejak awal ga ada plot atau ga punya outline ceritanya seperti apa. Karena selalu ada opsi untuk membuat
ending.

Menurut para narasumber, tema itu ga penting yang utama adalah bagaimana cara bercerita si penulis. Kenapa? Sekarang apa sih tema yang belum pernah diangkat? 99,99% sudah pernah diangkat dengan pendekatan dan cara bercerita yang berbeda.

Menulis adalah kemampuan berbahasa yang paling tinggi. Dan tidak ada cara lain untuk bisa menulis kecuali LATIHAN. MENULIS, MENULIS dan MENULIS!


Mb Clara Ng juga sedikit membahas tentang menulis cerita anak. Terkait dengan tulisan untuk anak-anak, yang perlu diperhatikan adalah bahsa, tentukan batasan usia untuk mempertimbangkan ilustrasi dan ambil tema yang tepat sesuai usia.

Terkait dengan trend karya sastra, apa yang seharusnya dilakukan seorang penulis? Ikuti trend atau profesional?

Mereka serempak mengatakan jangan acuhkan trend. Cuek aja. Tulislah apa yang kalian mau dan yang kalian suka. Pada dasarny trend bisa diciptakan atau trend akan berjalan beriringan dengan naskah yang dihasilkan.


"Berusahalah menulis dgn baik dan menangkan hati editor." @windyariestanty

"Penulis novel harus ikhlas bertoleransi dengan revisi editor. Editor memenangkan penulis dan pembaca." @hetih

"Penulis dan editor itu seperti orang pacaran. Ada kalanya berantem tapi terus mencari jalan untuk mengatasi perbedaan." @windyariestanty

AND THIS ONE IS THE LAST : PENULISAN SKENARIO





Salman Aristo mengatakan bahwa skenario sangat berbeda dengan cerpen/novel. Baik cerpen ataupun novel akan selesai ketika telah selesai diketik dan terbit jadi buku. Tapi skenario baru akan selesai setelah menjadi film.

Menurut Mas Salman, teknik menulis skenario itu sangat mudah. Saking mudahnya sampai tinggal sekali klik dan ketemu. Silakan klik di www.google.com ^-^

Alexander Thian mengatakan bahwa skenario itu harus diawali oleh sebuah premis yang kemudian didukung oleh sinopsi. Baru setelah itu dikembangkan menjadi dialog antar tokoh dan juga penggambaran settingnya.

Sedangkan menurut Mas Aditya Gumay, penulis Indonesia kebanyakan membatasi diri karena mempertimbangkan siapa yang akan menjadi sasarannya. Sedangkan menurut Mas Aditya sendiri bahwa yang cenderung akan dipilih produser untuk kemudian diangkat menjadi film adalah cerita yang realistis, dekat dengan kehidupan sehari-hari dan sederhana tapi inspiratif. Seperti Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela.

"Penulis skenario sinetron harus siap menyediakan pikirannya 24 jam sehari utk 'ancaman' revisi." @aMrazing

"Skenario film yg baik hrs bisa menjadi multilevel-kebaikan. Berkat film itu org ingin menjadi baik." @aditya_gumay

Skenario itu adalah sebuah cerita yang dikisahkan kembali dengan gambar bergerak. Karena skenario itu mengadopsi dari cerpen atau novel tentu saja tidak sama persis seperti naskah awalnya. Akan ada beberapa penyesuaian dengan visualisasi.

Enaknya jadi penulis skenario menurut Mas Aditya Gumay adalah karya kita menjadi pegangan banyak pihak. Produser untuk promosi. Sutradara untuk mengatur adegan. Bagian keuangan untuk memperhitungkan segala hal terkait dana. Aktor akan menggunakannya sebagai dasar berakting.

Menurut Mas Salman Aristo, hanya film yang bisa menangkap sepenuhnya dunia.

Tidak jauh beda dengan elemen dasar dalam menulis cerpen atau novel, skenario pun butuh karakter, plot dan setting hanya beda bahasa saja. Karena dalam skenario itu adalah teks visualiasi sehingga yang ada adalah peluk, cium, making love, gorok, penggal, tusuk dan lainnya.

Bagi Mas Salman, memperbaiki karakter itu lebih utama karena mereka lah penggerak utama cerita.

Tips menulis skenario baik oleh Alexander Thian, Mas Salman, dan Mas Aditya sama, yaitu:
"Bayangkan di depanmu ada layar besar yang di dalamnya ada gerakan antar tokoh dan tulislah apa yang kamu lihat dengan lugas."


Tips menjadi penulis skenario adalah stamnina yang kuat dan siap berkali-kali revisi.

Mas Aditya Gumay mengingatkan kepada kita agar dalam menulis skenario jangan terpaku trend sinetron yang berguna. Coba hadirkan perubahan dengan skenario kita. Karena selalu ada celah untuk memulai perbaikan.


Wah... Panjang ya... :)

Skian dulu share tentang WORDISME ya... Semoga jika ada agenda WORDISME lagi nanti bisa share lagi. :)

Semoga bermanfaat... :)


ANOTHER

Aku kalah centil yah sama Mb AE ^-^




Ini nih orang-orang di balik kesuksesan WORDISME ^-^



(Bintaro, di bawah langit mendung
Minggu, 20 November 2011)

3 komentar:

  1. waw waw mbak beruntung banget yaa bisa ikutan...setelah baca jadi pengeeeen ikutan acara kaya gini ><
    makasi ya Mbak udah mau share ilmunya..sering2 aja mbak,ajakin aq juga kalo ad event ginian lagi *kalo aq d jakarta :(

    BalasHapus
  2. Of course... I will...
    Mulai sekarang mulai hunting workshop menulis lagi. Berada dalam lingkungan atmosfer pecinta menulis itu akan membawa efek positif untuk terus berkarya... :)

    BalasHapus
  3. Wah rugi ya gak ikut acara ini. Ketinggalan info nih. Kalo mo update info2 workshop menulis sejenis ini di mana ya mbak? Sy melewatkan event2 menulis akhir2 ini karena ketinggalan berita

    BalasHapus