Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 13 Mei 2013

Trust Vs Privacy



Ketika membangun suatu hubungan yang kemudian diperkuat dengan sebuah komitmen, kita pasti tak pernah lepas dengan dua hal : kepercayaan dan privacy. Baru saja mampir ke blog http://edratna.wordpress.com dan membaca postingan tentang Perlukah Privacy Masing-Masing Pasangan?
Jadi tergelitik untuk ikut mengulas bahasan tersebut. hehehehe

Kalau menurut saya sih, suatu hubungan itu harus ada landasan kepercayaan. Akan sangat tidak sehat sekali jika suatu hubungan tidak dilandasi dengan kepercayaan (ini kalimatnya berlebihan...hehehe). Yang ada capek karena masing-masing jadi curigaan. Lalu, privacy perlukah? Menurut saya perlu, untuk beberapa hal, misalnya pekerjaan. Sebagai contoh, suami adalah seorang pebisnis dan istri adalah seorang guru seni. Jika dengan perbedaan background dan mereka memaksakan diri untuk mencampuri urusan masing-masing pasangan bukankah malah berujung runyam? Tapi untuk hal-hal yang umum sih, ga perlu sampai privacy yang berlebihan.

Bagaimana dengan handphone, hutang dan rekening pasangan? Kalau menurut saya sih, ga masalah untuk buka-bukaan. Tapi juga ga ada larangan untuk menjaganya sebagai privacy, tergantung pribadi masing-masing sih. Selama ini sering muncul tuntutan untuk buka-bukaan karena tidak sedikit yang menyalahgunakan privacy yang diberikan oleh pasangan. Kasus perselingkuhan tak jarang berawal dari pesan singkat (SMS), Blackberry Messanger (BBM), e-mail, dan jejaring sosial yang akhir-akhir ini sedang marak. Mungkin kita masih belum lupa dengan kasus perselingkuhan pentolan CIA belum lama ini yang terungkap melalui e-mail.

Jadi, kalau saya dimnta untuk menilai perlu dan tidaknya privacy dalam suatu hubungan, maka akan saya kembalikan lagi jawabannya sesuai dengan pribadi masing-masing. Kalau memang seseorang itu tidak memiliki background macam-macam (seperti selingkuh, khianat, dll) ya ga masalah untuk memberikan 100% kepercayaan. Begitu juga sebaliknya, jika memang kita punya background kelam di masa lalu, ya jangan marah kalau dicurigai mulu, mending buka-bukaan, tunjukkan kalau memang kita sudah berubah. Toh, menurut saya, ga ada yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan dari aksi buka-bukaan baik akun, e-mail, hp dll selama nothing wrong. Ya, kalau ga salah mengapa harus takut, gitu lho. :)

Intinya, adanya privacy atau mau buka-bukaan sama pasangan, yang penting jangan terlalu mengintervensi pasangan untuk hal-hal yang bukan bidang kita, terutama kerjaan yang kita tidak tahu cara kerjanya. Kalau misalnya menemukan sesuatu yang mengarah ke hal yang tidak pada tempatnya, ya bicarakan dengan pasangan, ingatkan dia tentang komitmen dan bangun ulang kepercayaannya.

Gitu aja sih. Kayaknya emang ga bakat jadi psikolog ya, jadi ga pinter mengutarakan saran atau solusi dalam bahasa yang lebih enak lagi untuk dinkmati....hehehehe.... Maafkan segala kekurangan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar