Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 13 Mei 2013

Untuk Siapa Cintamu?



Bicara tentang cinta seakan tak kan habis kata. Selalu muncul bahasan cinta dari berbagai persepsi. Jika pertanyaan di atas ditujukan kepada kita, kira-kira apakah yang akan menjadi jawabannya? Akankah cinta untuk ibu? Ayah? Orang tua? Suami/istri? Anak?
Tidak salah kok jawaban-jawaban tersebut. Tapi akan lebih tepat jika kita tujukan cinta kita kepada Allah Swt. Sehingga tak hanya indah dalam kata melainkan juga lebih bermakna. Kita mencintai ibu kita karena Allah Swt. Kita mencintai ayah kita karena Allah Swt. Kita mencintai pasangan kita (suami/istri) karena Allah Swt. Kita mencintai anak-anak kita pun juga karena Allah Swt. Indah bukan? :)

Terkadang ketika cinta kita terfokus pada makhluk ciptaan-Nya, akan sangat mudah sekali kita merasa kecewa karena satu atau lain hal. Misalnya, kita mencintai orang tua kita tapi suatu ketika orang tua kita menentang satu atau lain hal dari keinginan kita, hati dan perasaan kita timbul kecewa. Ketika kita sayang dan mencintai pasangan kita, lalu ia melakukan kesalahan yang tidak terduga, kita pun kecewa. Demikian juga ketika anak-anak yang kita cintai tiba-tiba berbuat suatu kesalahan, tak jarang kekecawaan itu pun tergurat tegas di wajah kita. Kenapa? Karena kita terlalu berharap kepada sesama makhluk ciptaan-Nya, yang mana sama-sama tak sempurna dan syarat dengan khilaf dan cela.

Namun, hal tersebut mungkin akan berbeda ketika kita sandarkan pengharapan kita hanya pada Allah Swt semata. Dimana cinta kita untuk siapa saja makhluk-Nya tetap kita sandarkan dasar cintanya karena Allah Swt. Sehingga ketika kenyataan tak sesuai pengharapan kita, hati kita tak akan terlalu kecewa dan terluka. Kita akan kembalikan itu kepada Allah Swt dan menyadari bahwa orang yang kita hadapi pun sama seperti halnya kita. Sama-sama makhluk-Nya yang setiap saat memiliki kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk berbuat salah dan khilaf.

Lalu, bagaimana menyikapi hati yang sudah terlanjur kecewa dan terluka? Istighfar-lah. Mohon perlindunganlah kepada Allah Swt dari godaan syaitan yang selalu membisiki hati kita untuk saling membenci, mencela dan menyimpan dendam dalam dada. Mari mencoba untuk sama-sama legowo, mengikhlaskannya dan mencoba untuk tulus memaafkannya. Sehingga kita tak terjebak dalam sakit, luka, kecewa dan dendam yang hanya akan menyakiti diri kita sendiri.
Kalau kata Mas Rangga Umara, pemiliki usaha Pecel Lele Lela, jangan meracuni diri dengan menyimpan luka. Tapi coba lepaskanlah luka itu agar kita lebih mudah dan langkah kita lebih ringan ke depannya. Jangan menyiksa diri dengan kebencian karena trauma masa lalu. Coba buka genggaman itu, lepaskan, buang jauh agar hidup kita lebih bahagia dan bibir kita mudah untuk mengukir senyum cerah gemilang.

Kata Mas Rangga, di luar negeri ada metode menangkap monyet dengan suatu alat yg tidak menyakitinya. Yaitu dengan sebuah toples berleher panjang yang ditanam di dalam tanah. Toples itu makin ke dalam semakin sempit dan di dalamnya terdapat kacang kesukaan monyet-monyet tersebut. Toples jebakan tersebut ditanam di wilayah yang sering dilewati oleh kawanan monyet-monyet. Dan monyet yang tertarik melihat kacang dalam toples jebakan itu serta merta akan memasukkan tangannya untuk mengambil kacang tersebut. Karena menggenggam kacang tersebut, maka tangannya terjepit dalam toples sehingga dengan mudah monyet tersebut dapat ditangkap tanpa melukainya. Mungkin kita akan menertawakan monyet-monyet tersebut. Padahal terkadang secara tidak sadar kita pun mengikuti tingkat laku monyet-monyet itu. Seandainya monyet-monyet itu melepaskan genggamannya maka mereka dapat menarik tangannya keluar dari toples dan tidak tertangkap. Demikian juga dengan halnya manusia, seandainya kita mau melepaskan luka, dendam, sakit hati dan trauma masa lalu, mungkin akan lebih bahagia hati kita. Dan akan lebih mudah bagi kita untuk merasakan dan memaknai apa itu bahagia dan bagaimana itu indahnya tawa.

Tetiba, saya teringat tweetnya Mb Merry Riana, yang mengatakan bahwa cinta itu bukan hanya perasaan senang ketika bersamanya tetapi cinta juga adalah komitmen untuk tetap bersamanya, ketika perasaan senang itu hilang.

Ya, kalau cinta kita dangkal hanya karena manusia dan mencintainya karena apa yang ada padanya, maka rasa cinta itu akan mudah sekali untuk menguap ketika sebab atau alasan cinta itu sirna daripadanya. Namun, jika cinta karena Allah Swt dan niatnya karena ibadah kepada Allah Swt, seharusnya cinta itu membuat kita tetap tegar memegang komitmen dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan dari-Nya. Bahwa cinta itu itu tak selamanya indah, tak selalu merah jambu, tapi bisa berwana hijau, merah, putih ataupun kelabu. Cinta tak melulu berbunga dan ceria, tapi kadang perlu warna lain untuk membuat pecintanya menjadi lebih kuat dan bijaksana. Namun, saat cinta itu disandarkan pada Allah Swt dan diniatkan untuk beribadah kepada Allah Swt yang dilandasi keimanan (separuhnya dalam sabar dan separuh lagi dalam syukur) insyaAllah, cinta itu akan membawa kita happily ever after (kayak dongeng aja :p).

Dan, kalau kita penasaran dengan adakah cinta semacam itu? Ada. Lihatlah kisah cinta Ibrahim as dan Siti Hajar, kisah cinta Adam dan Hawa, kisah cinta Rasulullah Saw dan Siti Khadijah, Kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra, pun ada kisah yang tak kalah melegenda yaitu Yusuf as dan Zulaikha.

Hmm..... Kayaknya sudah terlalu banyak bercerita kemana-mana. Harapannya semoga coretan ini sedikit saja bisa memberi manfaat untuk yang membaca. Aamiin.  

1 komentar:

  1. TIGER IN MUR ROSENGE VIN - Titanium Rod In MUR ROSENGE
    Tioga Rod In MUR ROSENGE VIN is 제이티엠허브출장안마 a titanium powder ceramic rim titanium hair trimmer as seen on tv design in a high-quality aluminum titanium forging construction. micro touch hair trimmer This project consists of a $39.99 · ‎In stock

    BalasHapus