Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Senin, 26 September 2011

Dengan Ujian-MU Aku Bertumbuh

Hidup itu seperti sebuah samudera dimana ombak yang ada di dalamnya pun bervariasi. Ada ombak yang besar dan ada pula ombak yang kecil. Dalam hidup pun demikian, ada ujian berupa kenikmatan dan ada pula ujian berupa sebuah cobaan yang kurang membahagiakan. Tapi apa pun itu, hidup kita terus berjalan.

Saya pernah membaca sebuah kalimat pendek. Siapa penulisnya saya terlupa.

"Kamu adalah seberapa besar ujian hidupmu."

"Kasih sayang Tuhanmu terlihat dari seberapa besar cobaan yang kau terima."


Ya, kita terbentuk dari ujian dan cobaan yang ada dan mewarnai hidup ini. Setiap ujian yang datang akan menambah kedewasaan dan kematangan diri kita. Ujian dan cobaan yang datang bertubi, dari ujian kecil dan ringan hingga cobaan besar dan berat. Semua punya andil untuk membentuk siapa kita. Apakah kita menjadi si lemah dan ringkih, mudah terpental dalam setiap ujian? Atau kita adalah si tegar dan tabah yang tetap mampu berdiri kembali dengan tegak meski berulang kali terjatuh dan terjungkal?

Semua ujian hidup itulah yang besar andil dan perannya dalam membentuk siapa diri kita.

Kemudian, kalimat kedua. Benar adanya bahwa kasih sayang Tuhan terlihat jelas dengan ujian yang ditimpakan kepada kita, hambaNya.

Adapun kalimat tersebut kemudian didukung oleh hadist sebagai berikut :

Rasulullah saw bersabda : ”Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah akan mengujinya.”
Para sahabat Nabi bertanya : ”Apakah ujiannya?”
Rasulullah saww menjawab : “Tidak sedikit pun Allah tinggalkan baginya harta dan anak”

Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam cobaan.”

Dan Rasulullah saw pun ernah bersabda, “Barangsiapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.”


Dan bukankah ujian dan cobaan tidak sekedar Allah berikan kepada ummat saat ini? Tapi ujian itu telah ada sejak pertama kali manusia diciptakan?

SEMAKIN TINGGI TINGKAT SPIRITUAL SESEORANG SEMAKIN BERAT UJIANNYA

Diriwayatkan bahwa Imam Al-Shadiq as berkata, “Sesungguhnya disebutkan di dalam kitab ‘Ali bahwa yang paling berat cobaannya di antara semua manusia adalah para nabi, dan setelah mereka adalah para washiy (para Imam Ahlul Bait as), dan setelah mereka adalah orang-orang pilihan yang seperti mereka. Sungguh orang mukmin pasti mengalami cobaan sesuai dengan kadar amal baiknya. Maka, orang yang baik agamanya dan baik pula amalnya akan lebih berat cobaannya. Hal itu disebabkan Allah SwT tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberi pahala bagi orang mukmin dan tempat menyiksa orang yang ingkar. Dan orang yang lemah imannya dan buruk amalnya, akan lebih ringan cobaannya. Sesungguhnya, cobaan itu menimpa orang beriman lebih cepat daripada air hujan yang turun ke bumi.” 14]

Sesungguhnya manusia yang paling keras cobaannya ialah para Nabi, kemudian orang-orang setelah mereka, dan selanjutnya orang-orang setelah mereka yang layak mendapatkan cobaan seperti mereka. Para penyusun kitab-kitab hadis, membuat bab khusus mengenai kerasnya cobaan yang dihadapi oleh Amir Al-Mu’minin, para Imam dan putra-putranya.

Cobaan yang dihadapi oleh para kekasih Allah, pada dasarnya, adalah kasih sayang-Nya yang dikemas dengan penderitaan, sebagaimana halnya dengan kenikmatan dan kesehatan yang dialami oleh mereka yang dimurkai oleh Allah, yang pada dasarnya merupakan siksaan untuk mereka yang dikemas dalam bentuk kenikmatan, dan kemurkaan dengan bentuk kasih sayang. 15]

Imam al-Shadiq as berkata, ”Besarnya pahala seseorang sebanding dengan besarnya penderitaannya dan tidaklah Allah mencintai seorang hamba kecuali Dia menghadapkannya dengan penderitaan” 16]

Bala’ yang berarti ujian dan cobaan dapat terjadi pada manusia yang baik maupun yang jahat. Bala’ dan ibtila’, tidak hanya terbatas hanya berupa penyakit berat atau ringan, atau kesengsaraan, seperti kemiskinan, penghinaan, dan kehilangan keuntungan-keuntungan duniawi.

Bahkan seperti kekuasaan, kebesaran, kekayaan, ketinggian status, kehormatan, dan yang semacam itu juga merupakan bentuk lain dari ujian dan cobaan.

Tetapi dalam konteks hadits dari Imam al-Shadiq as di atas, bala’ yang dimaksudkan adalah bala’ dalam pengertian yang pertama, yang berupa penderitaan dan kesengsaraan.



Di sini, kutuliskan semua hal di atas bukan karena aku merasa mulia atas apa yang telah menimpaku selama ini. Karena aku yakin dari apa yang pernah kualami (cukup bagiku, Allah swt dan orang-orang tertentu yang tahu), ada orang lain yang mungkin mengalami ujian dan cobaan nan lebih besar dan berat daripadaku.

Tapi kutuliskan semua sekedar pengingat diri dan siapapun yang berkenan membaca tulisan ini bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita alami, tak lain dan tak bukan adalah bagian dari kasih sayangNya untuk mencetak kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Dan, inilah aku, Ya Allah... kuserahkan diri, hati dan hidupku padaMu. Tempalah aku dengan segenap kasih sayangMu untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih mencintaiMu, mematuhiMu hingga kudapatlah ridhoMu.,, Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar