Assalamu'alaykum...
Selamat Datang.... ^_^
Selamat Datang.... ^_^
Rabu, 27 April 2011
Renungan : Dalam Hujan
Hujan lagi. Ya, hari ini hujan lagi. Derasnya sama seperti kemarin. Kesalahan itu pun terulang kembali. Tidak ada payung bersama diri. Alhasil pulangnya harus berlari-lari diantara rinai hujan nan mewarnai hari.
Ah, aku seakan terlupa. Bukankah hidup itu memang harus menari bersama hujan? Menghadapi segala uji dan cobaan nan tak henti berdatangan? Dan hujan dalam arti sebenarnya ini bukankah adalah salah satu rizqi yang diberikanNya kepada kita para hamba dan makhlukNya? Bukankah harusnya syukur lebih dominan menghiasi lisan dan diri? Bukankah harusnya diri berhenti tuk mengeluh dan protes padaNya? Bukankah DIA tak meminta lebih selain penerimaan atas apa yang telah DIA beri? Sulitkan berucap syukur? Bukankah cintaNya terlalu besar, mulia dan tinggi untuk diri? Lalu masihkah kita bermalas dan berat hati mensyukuri dan belajar mencintai? Ingatkah dirimu hakikat diri? Kelak di hadapanNya kita ditanyai bahwa tak ada yang patut kita cintai melebihi DIA nan tak henti mencintai diri? Ah, celakanya nanti jika dunia lebih kita cintai. Jika dunia lebih memberat di hati, hingga akhirat berlalu pergi. Tak ada persiapan dan bekal menyambut hari dan hidup abadi.
Hujan, tolong ingatkanku satu hal saja. BERSYUKUR!!!
Ingatkan aku tuk bersyukur dan tak henti mensyukuri atas apa yang telah DIA beri. Bersabar atas segala uji, tersenyum menghadapi apa yang terjadi dan berakhir dengan kata syukur menghiasi diri. InsyaAllah...
Hujan, aku tak pernah menolakmu bahkan aku sangat menyukaimu. Tanpamu pastilah dunia ini tak seindah ini, kami tak akan mengenal apa itu indahnya pelangi. Kami tidak akan pernah menatap takjub pada keindahan warna-warni menghiasi wajah langit ini.
Ya Rabb, ajarkan diri tuk tak henti bersyukur atas apa yang telah Engkau beri. Bahkan ketika Engkau tahu akan kehinaan dan betapa ingkarnya kami, tapi Engkau masih saja tak henti mengasihi.
Ya Rabb, ajarkan diri tuk tak lagi berkeluh kesah atas apa yang Engkau beri, bukankah semuanya adalah wujud kasih sayangMu? Harusnya kami tahu dan sadari itu, tapi sekali lagi ampunkan kami karena sering menutup hati, atau memang terlalu banyak dosa dan maksiat yang mewarnai hingga nurani tertutupi hingga keluh kesah lebih sering menghiasi diantara syukur yang harusnya lebih sering kami ucapkan tuk hiasi lisan dan hati.
(di sudut ruangan I 203, hujan mengguyur Bintaro dan mendung masih kuat bergelayut di wajah langit, 27 April 2011)
Selasa, 26 April 2011
Hujan, Aku Rindu
Hujan
Ingatkanku pada satu kata
RINDU
Meneluhku dalam bisu
Merebahkanku dalam bayang semu
Semua berlalu
Aku tanpamu
Hujan
Dan aku menangis pilu
Inikah rindu?
Atau sekedar kenangan masa lalu
Datang menghantu
Menyiksa hatiku
Hujan
Aku semakin tersedu
Menahan semua kelu
Dan rasa kaku
Menusuk kalbu
Aku membeku
Hujan
Gelapmu luruhkanku
Hilangkanku sejenak dari duniaku
Aku tanpamu
Melebur dalam rindu
Menyeruak kalbu
Aku tanpamu
Membatu
Hujan
Airmataku berlalu
Bersamaan dengan luruhan air langitmu
Membasahi bumi
Ah, sekali lagi terjadi
Aku di sini
Menatapmu dari balik jendela kamar
Berembun
Bayangmu pun kabur
Tak jelas di mataku
Apakah kamu sungguh lupa padaku?
Hingga berlalu dalam bisu
Tanpa satupun kata tertuju padaku
Ah, anggap saja aku batu
Tak perlu ada kata pisah untukku
Tak perlu selamat tinggal dari lisanmu
Aku benci perpisahan
Aku pun benci caramu
Hujan masih meluruh merdu
Menanti waktu berlalu
Gantikannya warnai bumi
Pelangikah?
Aku menunggu
Menatap dari balik payungku
Menoleh jendela tempatku
Dimana aku selalu memperhatikanmu
Hujan
Bolehkahku?
Titipkan selaksa rindu
Untuknya yang telah berlalu
Anggap saja ini do'aku
Untuk bahagianya tanpaku
Aku tak malu
Bagiku cintaku tetap tak layu
Meski aku tanpamu
(Hujan masih mengalun merdu di luar sana, Ruang I 209
Bintaro, 26 April 2011)
Ingatkanku pada satu kata
RINDU
Meneluhku dalam bisu
Merebahkanku dalam bayang semu
Semua berlalu
Aku tanpamu
Hujan
Dan aku menangis pilu
Inikah rindu?
Atau sekedar kenangan masa lalu
Datang menghantu
Menyiksa hatiku
Hujan
Aku semakin tersedu
Menahan semua kelu
Dan rasa kaku
Menusuk kalbu
Aku membeku
Hujan
Gelapmu luruhkanku
Hilangkanku sejenak dari duniaku
Aku tanpamu
Melebur dalam rindu
Menyeruak kalbu
Aku tanpamu
Membatu
Hujan
Airmataku berlalu
Bersamaan dengan luruhan air langitmu
Membasahi bumi
Ah, sekali lagi terjadi
Aku di sini
Menatapmu dari balik jendela kamar
Berembun
Bayangmu pun kabur
Tak jelas di mataku
Apakah kamu sungguh lupa padaku?
Hingga berlalu dalam bisu
Tanpa satupun kata tertuju padaku
Ah, anggap saja aku batu
Tak perlu ada kata pisah untukku
Tak perlu selamat tinggal dari lisanmu
Aku benci perpisahan
Aku pun benci caramu
Hujan masih meluruh merdu
Menanti waktu berlalu
Gantikannya warnai bumi
Pelangikah?
Aku menunggu
Menatap dari balik payungku
Menoleh jendela tempatku
Dimana aku selalu memperhatikanmu
Hujan
Bolehkahku?
Titipkan selaksa rindu
Untuknya yang telah berlalu
Anggap saja ini do'aku
Untuk bahagianya tanpaku
Aku tak malu
Bagiku cintaku tetap tak layu
Meski aku tanpamu
(Hujan masih mengalun merdu di luar sana, Ruang I 209
Bintaro, 26 April 2011)
Hujan, Ella Dan Shea (3)
Shea menatap lembut pada langit yang berwajah mendung. Sementara manusia pada umumnya memasang wajah kusut dan cemberut.
Ketika hujan perlahan turun, ramai komentar yang keluar dari lisan manusia-manusia itu.
"Yah, kok hujan sih?"
"Yah, ga bawa payung pula..."
"Gimana pulangnya nih?"
"Kapan redanya nih?"
"Hujannya nanti aja dunk kalau aku sudah sampai rumah..."
Dan banyak komentar lain yang secara langsung ataupun tidak menunjukkan ketidaksukaan terhadap datangnya hujan. Tapi sebaliknya bagi Shea, hujan adalah sesuatu yang sangat ia rindukan. Hujan adalah obat dari segala kerinduan yang menggunung. Hujan sungguh berharga dalam kehidupan Shea. Seandainya ia terlahir kembali pun, ia ingin bahwa di kehidupan selanjutnya setiap hari adalah hujan. Everyday is rainy day. ^_^
Shea, menatap langit yang mulai basah, menangis, meneteskan airmata cintanya untuk bumi. Tak sekejap pun Shea melewatkan semuanya. Dia menengadah, lebih fokus dari sebelumnya, ada yang ditunggu dari sana, dari perut langit.
Wajah Shea berseri, ada kilatan cahaya indah membelah perut langit. Di sana, Shea melihat sesosok bayangan, menari indah dengan sayap cantik yang senantiasa basah. Sosok itu semakin mendekati bumi, mendekat pada Shea. Di sana, Shea perlahan dapat menatap jelas wajahnya. Cantik, gumamnya.
Sosok itu semakin mendekat, semakin jelas kecantikannya, semakin nyata senyuman manisnya. Dia, Ella, kekasihnya.
Lembut, Ella menjejakkan kaki mungilnya di hadapan Shea. Lama, keduanya hanya saling memandang, menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saling mengerling dan melempar senyum. Keduanya kembali saling menatap.
"Sheaaaa.....!" Ella berlari menuju pelukan Shea.
Keduanya menyatu dalam peluk hangat dalam basah air hujan. Keduanya tertawa bahagia, ada selaksa rindu yang coba mereka tumpahkan dan ungkapkan di sana. Rindu berjumpa antara keduanya.
"Bagiku, setiap hari yang kulewati adalah neraka, tanpamu sungguh menyiksa," Ella tergugu di dalam pelukan Shea.
Shea hanya tersenyum, membelai lembut rambut panjang Ella yang terurai indah. Ia tersenyum menatap lembut pada sayap indah yang senantiasa basah, tapi kokoh.
"Bagiku, setiap hari tanpamu adalah mati," Shea memeluk Ella lebih erat lagi seakan takut bahwa semua harus segera diakhiri dan Ella akan menghilang kembali.
"Jangan khawatir, Raja Auberon mengijinkanku tinggal di bumi selama tiga hari. Untukmu aku di sini, menemani hari-hari yang akan kau lalui. Kita akan bersama lebih lama kali ini," seakan tahu akan kekhawatiran Shea, Ella menjelaskan tugasnya.
Dan benar, hujan mengguyur bumi selama tiga hari tanpa henti. Selama itu pula, Shea dan Ella menghabiskan waktu bersama, membayar selaksa rindu yang mulai membeku dan menyesakkan hati.
"Kau suka?" tanya Shea ketika mengulurkan sekuntum mawar putih basah kepada Ella.
Ella tertawa, menerima bunga itu dan berlari sambil menari, menjauhi Shea.
"Shea, kau tahu? Aku suka apapun tentangmu dan apapun yang kau berikan untukku," Ella berteriak sambil melambaikan tangannya.
Shea tersenyum, ada semburat merah di pipinya. Sebersit rasa malu membumbui cinta dan rindu yang berbunga di hati. Tapi seketika semua berubah, wajahnya memerah marah.
"Amaroooooooookkkkk!!" Seketika Shea melompat, menarik tubuh Ella seketika sebelum cakar tajam Amarok mencabik tubuh Ella.
Ella, terkejut tapi seketika pasrah dalam pelukan Shea. Keduanya terlalu kecil dan terlalu lemah untuk melawan monster sekuat dan sebengis Amarok.
Hujan masih deras mengguyur, Ella dan Shea masih terengah-engah mencoba lari dari amukan Amarok.
"Kepakkan sayapmu Ella, kita terbang!" kata Shea.
Ella berhenti, menarik tangan Shea dan mengepakkan sayapnya. Keduanya terbang bersama.
"Percuma Shea, sayap Amarok jauh lebih kuat. Dia bisa dengan mudah mengejar kita," Ella kembali memijakkan kakinya di tanah.
"Lalu?"
keduanya saling bersitatap.
Ella menarik tangan Shea, mereka kembali berlari diantara semak-semak yang basah oleh derasnya air hujan.
Amarok semakin dekat, keduanya semakin panik. Langkah mereka tak lagi secepat sebelumnya, lelah mulai menjalar di tubuh mereka.
"Aaahh...!" Ella terjatuh.
Di belakang mereka Amarok siap mencengkeram keduanya. Ella segera bangkit dan menarik tangan Shea.
"Ssssrrrkkkk!" ketika kuku-kuku Amarok bergesekan dengan semak-semak, darah seakan mengalir lebih kencang pada dua peri mungil itu.
"Bluuurrrpppp!!!"
Ella menarik Shea dan menceburkan diri ke danau di sebelah semak-semak itu. Amarok murka, melompat ke danau, tapi naas, danau itu lebih dalam dari dugaannya.
Sekuat tenaga Amarok mengepakkan sayap kokohnya. Berhasil, Amarok berhasil keluar dari danau itu. Lengkingan kemarahannya memekakkan telinga. Dia merasa marah karena gagal menangkap dua peri yang telah diincarnya sejak lama.
"Peri hujan itu akan kutangkap suatu saat nanti. Aku akan menjadikannya hiasan baru di istanaku. Tunggu saja!"
Amarok mengepakkan sayapnya dan berlalu pergi.
"Shea, kau tak apa?"
Ella menarik Shea ke tepian danau. Shea terbatuk-batuk, memuntahkan air yang masuk ke mulutnya selama menyelam tadi.
"A...a...aku baik-baik sa..saja...uhuk..."
Ella merasa bersalah memaksa Shea ikut menyelam ke danau itu. Tapi hanya itu satu-satunya cara menghindari kejaran Amarok.
Ella memapah Shea, duduk di tepian danau yang mulai sedikit terang oleh cahaya mentari. Ella menatap ke arah mentari, tersenyum pahit. Saatnya untuk berpamitan, pikirnya.
Hujan perlahan reda. Shea masih mengkondisikan diri setelah sebelumnya menyelam bersama Ella. Seketika disadarinya bahwa hujan perlahan reda. Shea menatap Ella yang mencoba tersenyum padanya. Shea menarik tubuh Ella ke dalam pelukannya.
Ella mulai menangis. Selalu demikian saat tiba waktunya berpamitan dan meninggal Shea pergi. Ada rasa sakit yang lebih mengiris dari semua rindu yang pernah membeku dan menyesakkan hati. Ada rasa yang berusaha berontak terhadap takdir diri karena harus menaruh hati dan mencintai seseorang yang sangat berbeda dan tak bisa berdampingan sepanjang hari. Tapi, inilah hidup. Inilah takdirnya, mencintai tanpa bisa sepenuhnya memiliki. Bukankah pada hakikatnya cinta itu memang tak memiliki, tapi mencintai adalah memberi lebih tanpa minta diberi kembali, tanpa mengharap imbal balik dari kekasih hati.
"Aku harus kembali," hanya itu yang mampu diucapkan Ella ditengah derai airmata yang semakin membasahi wajahnya.
Shea masih tak bergeming, tetap memeluk erat Ella. Tak berniat melepaskannya meski sejenak.
"Jangan pergi lagi, Ella!" pintanya.
"Aku tak bisa, Shea. Ini harus. Kita pasti akan bertemu kembali. Yakinlah pada janji Raja Auberon. Jika aku tak kembali saat ini, maka kita mungkin tak akan saling bertemu kembali," bujuk Ella.
Perlahan, Shea melepaskan pelukannya. Meanatap dalam-dalam wajah cantik di hadapannya. Kembali memeluknya lalu melepaskan kembali. Matanya mulai basah.
Ella berdiri, mulai mengepakkan sayap mungilnya. Lalu perlahan mulai terbang meninggi, menjauhi Shea, meninggalkan bumi. Ella kembali ke langit, kembali ke istana peri, kembali meniti hari nan menyiksa hati, tanpa cinta di sisi.
Minggu, 24 April 2011
KUMCER TERHEBOH TAHUN INI...Kamukah salah satu penulisnya? (DL : 30 April 2011)
APAKAH KAMU, SALAH SATU PENULIS YANG BERUNTUNG MENDAMPINGI PELUNCURAN NOVEL FENOMENAL SS?
Dalam rangka peluncuran SS, Universal Niko membuka kesempatan buat Storylovers untuk ikut andil dalam terbitnya Kumpulan Cerpen :
DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft) .
Buku Kumpulan Cerpen ini nantinya akan mendampingi SS dalam peluncurannya yang akan dilaunching pertengahan tahun di Jakarta.
Yang mau ikutan, ayo, perhatikan syarat2nya :
- Mengirimkan karya orisinil (bukan terjemahan, saduran apalagi jiplakan) dan belum pernah dipublish dalam bentuk apa pun. Tuliskan surat pernyataannya.
- Naskah bertema misteri. Boleh horor, boleh drama, pokoknya ada napas misteri-nya dan bukan komedi.
- Judul harus mengandung kata “Hitam” atau “Putih”.
- Nama tokoh utama harus bernama “Susi”, jika kamu memilih judul dengan memakai kata “Hitam” berarti tokoh Susi di naskahmu adalah tokoh antagonis, demikian sebaliknya.
- Panjang naskah 12.000 character with spaces dengan huruf Times New Roman 12.
- Kirim dalam bentuk attachment ke email : mayoko_universal.nikko@yahoo.com, sertakan biodata lengkap, profil dan foto yang keren.
- Tulis pada subjek: DUA SISI SUSI - judul cerpen kamu.
- Naskah selambatnya diterima pada tgl 30 April 2011, PK. 23.00
- Masing-masing hanya boleh mengirimkan 1 karya saja.
- 13 naskah yang terpilih akan diumumkan pada tanggal 10 Mei 2011, melalui Group ini atau di note FB Mayoko Aiko, Reni Teratai Air dan Putra Gara.
- Peserta tidak diijinkan melakukan surat menyurat kepada juri dan pihak penyelenggara.
- Naskah yang terpilih akan dibukukan DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft) dan launchingnya akan diselenggarakan bersamaan dengan launching SS yang heboh.
Apresiasi
Bagi yang naskahnya lolos seleksi berikut ini apresiasi yang akan dinikmati:
- Mendapat honor yang layak dan 5 buah buku Novel Kumcer
- Bagi yang tinggal di Jabodetabek akan diberi pelatihan menulis novel secara gratis yang akan diselenggarakan Universal Nikko dan bekerja dengan Lembaga Pekatuhan Penulisan Fiksi(Saat ini baru diseleksi)
- Bagi penulis pemula yang karyanya dimuat di Kumcer DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft), akan diberi peluang khusus bila bisa menghasilakn karya-karua novel (akan diutamakan untuk diterbitkan)
Kumcer ini selain akan dilaunching bersamaan dengan novel fenomenal SS, beberapa penulis kondang akan mendampingi kalian yang naskahnya terpilih. Siapa yang gak bangga satu buku dengan Donatus A Nugroho, dan beberapa penulis terkenal lainnya.
Dewan Juri antara lain : Reni Erina dan Putra Gara
EVENT INI TIDAK DIPUNGUT BIAYA. HATI-HATI PENIPUAN.
Ayo, mainkan imajinasimu……
Selamat menulis. Ayo berkreasi
mayokO aikO+Universal Nikko
Dalam rangka peluncuran SS, Universal Niko membuka kesempatan buat Storylovers untuk ikut andil dalam terbitnya Kumpulan Cerpen :
DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft) .
Buku Kumpulan Cerpen ini nantinya akan mendampingi SS dalam peluncurannya yang akan dilaunching pertengahan tahun di Jakarta.
Yang mau ikutan, ayo, perhatikan syarat2nya :
- Mengirimkan karya orisinil (bukan terjemahan, saduran apalagi jiplakan) dan belum pernah dipublish dalam bentuk apa pun. Tuliskan surat pernyataannya.
- Naskah bertema misteri. Boleh horor, boleh drama, pokoknya ada napas misteri-nya dan bukan komedi.
- Judul harus mengandung kata “Hitam” atau “Putih”.
- Nama tokoh utama harus bernama “Susi”, jika kamu memilih judul dengan memakai kata “Hitam” berarti tokoh Susi di naskahmu adalah tokoh antagonis, demikian sebaliknya.
- Panjang naskah 12.000 character with spaces dengan huruf Times New Roman 12.
- Kirim dalam bentuk attachment ke email : mayoko_universal.nikko@yahoo.com, sertakan biodata lengkap, profil dan foto yang keren.
- Tulis pada subjek: DUA SISI SUSI - judul cerpen kamu.
- Naskah selambatnya diterima pada tgl 30 April 2011, PK. 23.00
- Masing-masing hanya boleh mengirimkan 1 karya saja.
- 13 naskah yang terpilih akan diumumkan pada tanggal 10 Mei 2011, melalui Group ini atau di note FB Mayoko Aiko, Reni Teratai Air dan Putra Gara.
- Peserta tidak diijinkan melakukan surat menyurat kepada juri dan pihak penyelenggara.
- Naskah yang terpilih akan dibukukan DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft) dan launchingnya akan diselenggarakan bersamaan dengan launching SS yang heboh.
Apresiasi
Bagi yang naskahnya lolos seleksi berikut ini apresiasi yang akan dinikmati:
- Mendapat honor yang layak dan 5 buah buku Novel Kumcer
- Bagi yang tinggal di Jabodetabek akan diberi pelatihan menulis novel secara gratis yang akan diselenggarakan Universal Nikko dan bekerja dengan Lembaga Pekatuhan Penulisan Fiksi(Saat ini baru diseleksi)
- Bagi penulis pemula yang karyanya dimuat di Kumcer DUA SISI SUSI (The Black and White Stories Diary of Susianne Van der Kraaft), akan diberi peluang khusus bila bisa menghasilakn karya-karua novel (akan diutamakan untuk diterbitkan)
Kumcer ini selain akan dilaunching bersamaan dengan novel fenomenal SS, beberapa penulis kondang akan mendampingi kalian yang naskahnya terpilih. Siapa yang gak bangga satu buku dengan Donatus A Nugroho, dan beberapa penulis terkenal lainnya.
Dewan Juri antara lain : Reni Erina dan Putra Gara
EVENT INI TIDAK DIPUNGUT BIAYA. HATI-HATI PENIPUAN.
Ayo, mainkan imajinasimu……
Selamat menulis. Ayo berkreasi
mayokO aikO+Universal Nikko
Pengumuman! Fantasy Fiesta 2011 Dimulai! (DL 22 Juni 2011)
Pengumuman! Fantasy Fiesta 2011 Dimulai!
Posted on April 21, 2011 by Villam
Hai, Teman-teman, lomba menulis cerita pendek fantasi Fantasy Fiesta telah memasuki tahun ketiga, dan inilah saatnya kembali berpesta.
Ingin terus berimajinasi, berkumpul dengan para penulis dan pembaca cerita-cerita fantasi, bertukar kritik serta saran dan akhirnya mendapatkan hadiah-hadiah menarik? Jangan sampai ketinggalan. Simak syarat dan ketentuannya di bawah ini, dan segera siapkan cerita terbaikmu.
Syarat dan Ketentuan:
* Lomba Cerita Pendek Fantasi Fantasy Fiesta 2011 boleh diikuti siapa saja alias terbuka untuk umum, namun setiap peserta hanya diperbolehkan mengikutsertakan satu buah karya.
* Syarat dan ketentuan cerita:
o Cerita adalah karya asli peserta, bukan saduran atau jiplakan.
o Cerita belum pernah dipublikasikan sebelumnya di media cetak maupun elektronik.
o Cerita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, bernuansa fantasi dengan tema bebas (asal tidak menyinggung SARA).
o Cerita berisi minimal 2500 kata dan maksimal 3000 kata.
o Sebisa mungkin judul cerita menggunakan Bahasa Indonesia.
* Untuk menjadi peserta, Teman-teman harus mendaftarkan diri dengan cara mengirim e-mail ke alamat fantasyfiesta@kastilfantasi.com dengan judul ‘Pendaftaran Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2011’ paling lambat tanggal 22 Juni 2011, yang berisi:
o Nama pena
o Nama asli (lengkap)
o Alamat rumah/tempat tinggal
o Naskah cerita, dilampirkan dalam bentuk dokumen Microsoft Word.
* Seluruh cerita yang sudah dikirimkan oleh peserta akan dikumpulkan dan dipajang di situs Kastil Fantasi (http://kastilfantasi.com) mulai tanggal 1 Juli 2011.
* Peserta diperbolehkan memajang ceritanya di tempat lain seperti blog, facebook atau situs-situs lainnya, dengan tak lupa memberikan keterangan bahwa cerita tersebut diikutsertakan pada ajang Fantasy Fiesta 2011.
Pemenang dan Hadiah:
* Lima cerita terbaik alias para pemenang akan diumumkan pada tanggal 1 Agustus 2011 di situs Kastil Fantasi (http://kastilfantasi.com)
o Pemenang Pertama akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 500.000,-.
o Pemenang Kedua akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 400.000,-.
o Pemenang Ketiga akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 300.000,-.
o Pemenang Keempat akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 200.000,-.
o Pemenang Kelima akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 100.000,-.
o Para pemenang juga akan mendapatkan hadiah berupa buku/merchandise dari penerbit Adhika Pustaka selaku sponsor utama kegiatan Fantasy Fiesta 2011.
* Seluruh cerita akan dinilai oleh tiga orang juri:
o R.D. Villam (penulis Akkadia: Gerbang Sungai Tigris),
o Klaudiani a.k.a. Dian K. (penulis Zauri: Legenda Sang Amigdalus) dan
o Bonmedo Tambunan (penulis Xar & Vichattan).
* Hasil akhir penjurian tidak dapat diganggu gugat.
Oke, Teman-teman, kami tunggu karya-karyamu. Semarakkan Fantasy Fiesta 2011. Maju terus dunia fiksi fantasi Indonesia.
Salam,
Villam
http://rdvillam.com
—
Buku Fantasy Fiesta 2010 yang berisi 20 cerpen fantasi terbaik
Tentang Fantasy Fiesta:
Fantasy Fiesta adalah lomba menulis cerita pendek fantasi yang digagas oleh R.D. Villam dan Dian K. serta diselenggarakan secara independen sejak tahun 2009. Mulai tahun 2010 Bonmedo Tambunan bergabung sebagai juri, dan penerbit Adhika Pustaka ikut menjadi sponsor. Lomba tahun 2009 diikuti oleh 16 peserta dan jumlah itu meningkat menjadi 74 orang di tahun 2010. Dua puluh cerita terbaik karya 20 penulis kemudian digabungkan ke dalam buku Fantasy Fiesta 2010 yang diterbitkan oleh penerbit Adhika Pustaka.
Posted on April 21, 2011 by Villam
Hai, Teman-teman, lomba menulis cerita pendek fantasi Fantasy Fiesta telah memasuki tahun ketiga, dan inilah saatnya kembali berpesta.
Ingin terus berimajinasi, berkumpul dengan para penulis dan pembaca cerita-cerita fantasi, bertukar kritik serta saran dan akhirnya mendapatkan hadiah-hadiah menarik? Jangan sampai ketinggalan. Simak syarat dan ketentuannya di bawah ini, dan segera siapkan cerita terbaikmu.
Syarat dan Ketentuan:
* Lomba Cerita Pendek Fantasi Fantasy Fiesta 2011 boleh diikuti siapa saja alias terbuka untuk umum, namun setiap peserta hanya diperbolehkan mengikutsertakan satu buah karya.
* Syarat dan ketentuan cerita:
o Cerita adalah karya asli peserta, bukan saduran atau jiplakan.
o Cerita belum pernah dipublikasikan sebelumnya di media cetak maupun elektronik.
o Cerita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, bernuansa fantasi dengan tema bebas (asal tidak menyinggung SARA).
o Cerita berisi minimal 2500 kata dan maksimal 3000 kata.
o Sebisa mungkin judul cerita menggunakan Bahasa Indonesia.
* Untuk menjadi peserta, Teman-teman harus mendaftarkan diri dengan cara mengirim e-mail ke alamat fantasyfiesta@kastilfantasi.com dengan judul ‘Pendaftaran Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2011’ paling lambat tanggal 22 Juni 2011, yang berisi:
o Nama pena
o Nama asli (lengkap)
o Alamat rumah/tempat tinggal
o Naskah cerita, dilampirkan dalam bentuk dokumen Microsoft Word.
* Seluruh cerita yang sudah dikirimkan oleh peserta akan dikumpulkan dan dipajang di situs Kastil Fantasi (http://kastilfantasi.com) mulai tanggal 1 Juli 2011.
* Peserta diperbolehkan memajang ceritanya di tempat lain seperti blog, facebook atau situs-situs lainnya, dengan tak lupa memberikan keterangan bahwa cerita tersebut diikutsertakan pada ajang Fantasy Fiesta 2011.
Pemenang dan Hadiah:
* Lima cerita terbaik alias para pemenang akan diumumkan pada tanggal 1 Agustus 2011 di situs Kastil Fantasi (http://kastilfantasi.com)
o Pemenang Pertama akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 500.000,-.
o Pemenang Kedua akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 400.000,-.
o Pemenang Ketiga akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 300.000,-.
o Pemenang Keempat akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 200.000,-.
o Pemenang Kelima akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja/uang tunai senilai Rp 100.000,-.
o Para pemenang juga akan mendapatkan hadiah berupa buku/merchandise dari penerbit Adhika Pustaka selaku sponsor utama kegiatan Fantasy Fiesta 2011.
* Seluruh cerita akan dinilai oleh tiga orang juri:
o R.D. Villam (penulis Akkadia: Gerbang Sungai Tigris),
o Klaudiani a.k.a. Dian K. (penulis Zauri: Legenda Sang Amigdalus) dan
o Bonmedo Tambunan (penulis Xar & Vichattan).
* Hasil akhir penjurian tidak dapat diganggu gugat.
Oke, Teman-teman, kami tunggu karya-karyamu. Semarakkan Fantasy Fiesta 2011. Maju terus dunia fiksi fantasi Indonesia.
Salam,
Villam
http://rdvillam.com
—
Buku Fantasy Fiesta 2010 yang berisi 20 cerpen fantasi terbaik
Tentang Fantasy Fiesta:
Fantasy Fiesta adalah lomba menulis cerita pendek fantasi yang digagas oleh R.D. Villam dan Dian K. serta diselenggarakan secara independen sejak tahun 2009. Mulai tahun 2010 Bonmedo Tambunan bergabung sebagai juri, dan penerbit Adhika Pustaka ikut menjadi sponsor. Lomba tahun 2009 diikuti oleh 16 peserta dan jumlah itu meningkat menjadi 74 orang di tahun 2010. Dua puluh cerita terbaik karya 20 penulis kemudian digabungkan ke dalam buku Fantasy Fiesta 2010 yang diterbitkan oleh penerbit Adhika Pustaka.
Lomba Penulisan Cerita Film (DL 30 Juni 2011)
LOMBA PENULISAN CERITA FILM
Tentang Anak-anak dan Kepahlawanan
Hadiah
Akan dipilih 3 (tiga) pemenang utama, 3 (tiga) pemenang harapan dan 10 (sepuluh) naskah pilihan.
Pemenang I Rp.50.000.000
Pemenang II Rp.40.000.000
Pemenang III Rp.30.000.000
serta piala dan piagam penghargaan (pajak ditanggung pemenang)
Ketentuan Umum
*Peserta Loma Penulisan Cerita Film ini adalah Warga Negara Indonesia.
*Terbuka untuk umum usi 16 tahun ke atas.
*Cerita film yang ditulis mengandung nilai budaya dan identitas bangsa.
*Cerita film dikirim sebanyak 2 (dua) copy dalam bentuk print out ukuran A4, dilengkapi dengan CD.
*Cerita film adalah karya asli yang belum pernah dipublikasikan atau diproduksi.
*Jika terjadi tuntutan dari pihak lain atas keaslian naskah cerita film tersebut, maka akan menjadi tanggung jawab penulis yang bersangkutan.
*Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pemegang Hah Pengalih Wujudan (drivative right) ke dalam film atas naskah cerita film yang terpilih.
*Para pemenang akan dihubungi panitia lebih lanjut.
*Panitia dan juri tidak diperkenankan mengikuti loma.
Sekretariat & Informasi
Sekretariat Lomba Penulisan Cerita Film:
Gedung Film, Lt.4, Jl.M.T.Haryono kav.47-48, Jakarta 12770
Telp: (021)7993629 / Fax: (021) 7990230
email: lombaceritafilm@indonesiafilm.or.id
PenerimaanNaskah : 1 April – 30 Juni 2011 (cap pos).
Tentang Anak-anak dan Kepahlawanan
Hadiah
Akan dipilih 3 (tiga) pemenang utama, 3 (tiga) pemenang harapan dan 10 (sepuluh) naskah pilihan.
Pemenang I Rp.50.000.000
Pemenang II Rp.40.000.000
Pemenang III Rp.30.000.000
serta piala dan piagam penghargaan (pajak ditanggung pemenang)
Ketentuan Umum
*Peserta Loma Penulisan Cerita Film ini adalah Warga Negara Indonesia.
*Terbuka untuk umum usi 16 tahun ke atas.
*Cerita film yang ditulis mengandung nilai budaya dan identitas bangsa.
*Cerita film dikirim sebanyak 2 (dua) copy dalam bentuk print out ukuran A4, dilengkapi dengan CD.
*Cerita film adalah karya asli yang belum pernah dipublikasikan atau diproduksi.
*Jika terjadi tuntutan dari pihak lain atas keaslian naskah cerita film tersebut, maka akan menjadi tanggung jawab penulis yang bersangkutan.
*Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pemegang Hah Pengalih Wujudan (drivative right) ke dalam film atas naskah cerita film yang terpilih.
*Para pemenang akan dihubungi panitia lebih lanjut.
*Panitia dan juri tidak diperkenankan mengikuti loma.
Sekretariat & Informasi
Sekretariat Lomba Penulisan Cerita Film:
Gedung Film, Lt.4, Jl.M.T.Haryono kav.47-48, Jakarta 12770
Telp: (021)7993629 / Fax: (021) 7990230
email: lombaceritafilm@indonesiafilm.or.id
PenerimaanNaskah : 1 April – 30 Juni 2011 (cap pos).
Cinta Bisu
Aku mencintaimu dalam diam
Tak berucap
Tak bersuara
Bisu
Itulah cintaku padamu
Aku
Bagimu
Mungkin menyebalkan
Memusingkan
Dan mungkin juga kasar
Atas semua kritikan
Dan ucapan
Tahukah?
Hanya itu
Caraku tuk tetap di sampingmu
Hanya begitu mampuku menjagamu
Dalam diam
Kuperhatikan segala tentangmu
Kritik pedas
Bagiku nama lain dari perhatian
Caraku menyampaikan
Segala gundah di hati
Dimana selainku tidak mengerti
Tubuhmu penuh luka
Aku tahu meski kau tak pernah cerita
Bukankah sudah kubilang
Dalam diam kulakukan semua
Termasuk memperhatikanmu
Mencari tahu tentangmu
Seseorang yang menguasai hatiku
Pecundangkah aku?
Bagiku tidak
Aku hanya belum mampu ungkapkan semua
Nanti saat aku mampu
Ku akan datang kepadamu
Meminangmu
Menikahimu
Menjadikanmu pendampingku
Saat itu
Semua milikmu
Termasuk cintaku yang bisu
Saat itu
Mungkin bibirku tak lagi kelu
Hingga mampu
Tuk sekedar ucap
I Love You
(Terinspirasi dari lagu That Man by Hyun Bin - Ost Secret Garden ^_^ )
Senin, 18 April 2011
Aku, Kamu dan Dia
Dia datang lagi... Ya, dia... yang dulu sudah sempat mencabik hatiku. Menghancurkan segala mimpiku dan memporak-porandakan seluruh perasaanku. Orang yang telah menyakitiku bersamanya.
Aku menyambutnya... Kuucapkan selamat datang dan tersenyum menyambutnya. Silakan saja, kataku, silakan saja jika kau ambil dia dariku. Aku tak peduli lagi. Aku sudah kebas dan rasa di hati sudah mati. Silakan saja jika kamu masih mengingkan dia kembali padamu. Aku tak lagi peduli. Ada rasa yang telah lama kubiarkan mati dan kubuang jauh-jauh dari diri.
Ambillah jika kamu bahagia dengan itu. Toh, jika dia bukan tercipta untukku maka aku akan mendapatkan yang lebih baik darinya.
"Ra, kamu baik-baik aja?" Tiba-tiba Kak Intan sudah di belakangku. Menatap curiga pada ekspresi wajahku.
Aku menoleh, menarik garis bibir dan tersenyum pada kakak perempuanku satu-satunya.
"Clara baik-baik aja, kak. Jangan khawatir," aku menggenggam jemarinya.
Kak Intan menatapku penuh selidik, mencari jawaban atas segudang pertanyaan yang tampak nyata di matanya.
Aku berbalik arah, memunggunginya. Hanya tak ingin Kak Intan menangkap sedikit gelisah di hatiku.
"Masih tentang Bayu? Kalau kamu ga yakin, Ra, putuskan saja. Batalkan saja. Kamu menikah untuk bahagia, bukan menyiksa diri dan batinmu seperti ini. Jika memang dia sungguh-sungguh padamu seharusnya dia tak lagi begitu. Kak Intan akan bantu kamu menjelaskan semuanya ke Abah dan Umi, Ra. Jangan khawatir," Kak Intan menepuk pundakku. Lalu melingkarkan tangannya memelukku dari belakang.
"Ga ada apa-apa, Kak!"
"Kamu bisa berbohong kepada orang lain, Ra. Tapi tidak padaku. Kita bersama sejak kecil, selalu berbagi dalam suka dan duka. Dan aku bisa tahu semuanya meski lisanmu tak bicara. Semua tergambar jelas di sana. Di matamu, Ra. Jujurlah, setidaknya pada hatimu. Bahagiakah kamu sekarang? Jika tidak lepaskan Bayu!" Kak Intan tegas memintaku memilih.
Aku ragu, menyadari bahwa beberapa waktu lalu Abah baru saja diopname di rumah sakit, kesehatan jantungnya kurang baik. Memang telah lama Abah mengidap lemah jantung. Dan itu juga salah satu alasanku mempertahankan semua meski menyakitkan bagiku. Demi Abah. Ah, lagipula bukankah menikah adalah ibadah, mungkin saja Tuhan memintaku bersabar dengan segalanya karena DIA akan menggantinya dengan yang lebih indah dan lebih baik lagi.
"Tidak, Kak. Clara akan berusaha untuk bersabar," aku tersenyum menatap lembut wajah Kak Intan.
"Ah, kamu terlalu naif, Ra. Kamu berkata akan bersabar tapi matamu sudah berkaca-kaca, airmatanu nyaris tumpah. Apa kamu masih akan bertahan begini? Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu, Ra!" Kak Intan memendam marah. Mungkin aku lah penyebab kemarahannya, aku yang memang lemah dan tak tegas terhadap semua rasa ini.
Ah, apakah sungguh demikian adanya? Bahwa aku naif, terlalu sok pahlawan. Padahal hatiku tersayat, sakit, hancur dan remuk di saat bersamaan dengan senyumku yang terkembang.
Aku mungkin memang tidak kuat, tapi memaksa kuat dan aku merasakan hancur sehancur-hancurnya. Ya Tuhan, aku harus bagaimana?
***
Aku melihatnya lagi, bercanda bersamanya, bersama dengan dia yang telah banyak membuat luka di dada. Senyum dan tawa itu seakan tanpa dosa. Ah, atau aku sungguh yang terlalu perasa?
Sudah, Ra... Lupakan saja dia... Ada banyak yang bisa menyembuhkan seluruh luka itu. Ada banyak yang sebenarnya menawarkan diri untuk menyembuhkanmu hanya saja kamu yang masih tak mau membuka hatimu, hibur diriku.
Aku berlalu meninggalkan pemandangan yang luar biasa di depan mataku. Ketika dia sedang bercanda mesra dengan dia yang selalu berkata hatinya hanya untukku saja. Ah, semua dusta, manis di bibir saja, sisanya bualan belaka.
Aku muak bahkan pada hatiku yang jua tak bisa membencinya ataupun mengusirnya jauh-jauh dari sana. Dari ruang hatiku. Ah, sepertinya Tuhan murka, lalu menghukumku sedemian rupa. Seluruh hatiku tercabik, semua berantakan bahkan mimpiku menjadi berkebalikan dengan realita.
"Kalau kamu sungguh tak bahagia bersamanya, tinggalkan saja, Ra. Kakak akan bantu kamu menjelaskan semuanya pada Abah," kata-kata kak Intan terngiang kembali.
Haruskah? Haruskah kuakhiri segalanya begini? Lalu bagaimana nanti dengan Abah dan Ummi? Kepalaku nyaris pecah tatkala semua pertanyaan itu beterbangan tak tentu arah di sana.
Handphone ku berbunyi. Nama Kak Intan muncul di layarnya.
"Ra, Abah masuk rumah sakit!" Kak Intan menjelaskan alamat rumah sakitnya dan memintaku segera ke sana.
Ya Tuhan, apalagi ini?
Aku berlari mencari taksi dan segera meluncur ke rumah sakit. Di sana, kudapati Abah sedang ditangani dokter dan para medis. Kak Intan menceritakan semuanya. Abah dan Ummi baru saja jalan-jalan pagi dan mampir ke tempat Om Herman, sepulang dari sana, Abah mendapati Bayu sedang bersenda gurau bersama seorang gadis. Abah terkejut dan belum sempat menyapa Bayu, mereka telah bersitatap dan entah apa yang terjadi hingga Abah jadi seperti ini.
"Ummi harap kamu pikirkan sekali lagi. Bayu pantas atau tidak untuk menjadi suamimu. Jika sudah bisa kamu putuskan dengan segenap pertimbangan dan kematangan hati. Beritahu Ummi," Ummi meninggalkanku termangu tak mengerti.
Ya Tuhan, mungkinkah Abah mengetahui semua yang terjadi? Mungkinkah Abah menyadari bahwa Bayu selama ini telah mengkhianatiku?
***
Aku berlari, terus berlari mencoba mencari Bayu. Aku hanya ingin menemuinya dan menanyakan segalanya. Ada apa sebenarnya hingga Abah harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Bayu...!" emosi sudah menguasaiku. Tak ada lagi basa-basi dan sopan santun saat itu.
"Apa yang sudah terjadi dengan kalian? Kenapa Abah sampai begini? Kamu tahu Abah sekarang di rawat di rumah sakit. Ummi bilang semua itu sejak bertemu denganmu. Apa yang kamu lakukan pada Abah?"
"Maafkan aku, Ra. Tadi aku baru pulang dari mengantar Cindy les, lalu bertemu dengan Nita, di sana kami mengobrol seperti biasa. Lalu Abah dan Ummi lewat, melihat kami berdua, Abahmu marah. Aku mencoba menjelaskan semuanya, tapi tiba-tiba Abahmu pingsan."
"Baiklah, Bayu maafkan aku tapi sepertinya kedua orang tuaku tak lagi memberi restu. Batalkan saja pernikahan kita. Selamat tinggal," Aku berlalu. Sejuta rasa berkecamuk di dadaku.
Tidak, Ra, jangan menangis. Bukankah kamu ingin Abah dan Ummi bahagia, jika sudah demikian maka relakanlah. Abah dan Ummi juga tak akan bahagia jika selamanya kamu ditipu dan disakiti olehnya. Lupakan segala rasa, lupakan segala mimpi yang telah susah payah kamu bangun dengannya, Ra. Hatiku berulang kali mencoba menenangkan dan meyakinkan diri.
(Bersambung kapan-kapan ya... ^_^ )
Aku menyambutnya... Kuucapkan selamat datang dan tersenyum menyambutnya. Silakan saja, kataku, silakan saja jika kau ambil dia dariku. Aku tak peduli lagi. Aku sudah kebas dan rasa di hati sudah mati. Silakan saja jika kamu masih mengingkan dia kembali padamu. Aku tak lagi peduli. Ada rasa yang telah lama kubiarkan mati dan kubuang jauh-jauh dari diri.
Ambillah jika kamu bahagia dengan itu. Toh, jika dia bukan tercipta untukku maka aku akan mendapatkan yang lebih baik darinya.
"Ra, kamu baik-baik aja?" Tiba-tiba Kak Intan sudah di belakangku. Menatap curiga pada ekspresi wajahku.
Aku menoleh, menarik garis bibir dan tersenyum pada kakak perempuanku satu-satunya.
"Clara baik-baik aja, kak. Jangan khawatir," aku menggenggam jemarinya.
Kak Intan menatapku penuh selidik, mencari jawaban atas segudang pertanyaan yang tampak nyata di matanya.
Aku berbalik arah, memunggunginya. Hanya tak ingin Kak Intan menangkap sedikit gelisah di hatiku.
"Masih tentang Bayu? Kalau kamu ga yakin, Ra, putuskan saja. Batalkan saja. Kamu menikah untuk bahagia, bukan menyiksa diri dan batinmu seperti ini. Jika memang dia sungguh-sungguh padamu seharusnya dia tak lagi begitu. Kak Intan akan bantu kamu menjelaskan semuanya ke Abah dan Umi, Ra. Jangan khawatir," Kak Intan menepuk pundakku. Lalu melingkarkan tangannya memelukku dari belakang.
"Ga ada apa-apa, Kak!"
"Kamu bisa berbohong kepada orang lain, Ra. Tapi tidak padaku. Kita bersama sejak kecil, selalu berbagi dalam suka dan duka. Dan aku bisa tahu semuanya meski lisanmu tak bicara. Semua tergambar jelas di sana. Di matamu, Ra. Jujurlah, setidaknya pada hatimu. Bahagiakah kamu sekarang? Jika tidak lepaskan Bayu!" Kak Intan tegas memintaku memilih.
Aku ragu, menyadari bahwa beberapa waktu lalu Abah baru saja diopname di rumah sakit, kesehatan jantungnya kurang baik. Memang telah lama Abah mengidap lemah jantung. Dan itu juga salah satu alasanku mempertahankan semua meski menyakitkan bagiku. Demi Abah. Ah, lagipula bukankah menikah adalah ibadah, mungkin saja Tuhan memintaku bersabar dengan segalanya karena DIA akan menggantinya dengan yang lebih indah dan lebih baik lagi.
"Tidak, Kak. Clara akan berusaha untuk bersabar," aku tersenyum menatap lembut wajah Kak Intan.
"Ah, kamu terlalu naif, Ra. Kamu berkata akan bersabar tapi matamu sudah berkaca-kaca, airmatanu nyaris tumpah. Apa kamu masih akan bertahan begini? Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu, Ra!" Kak Intan memendam marah. Mungkin aku lah penyebab kemarahannya, aku yang memang lemah dan tak tegas terhadap semua rasa ini.
Ah, apakah sungguh demikian adanya? Bahwa aku naif, terlalu sok pahlawan. Padahal hatiku tersayat, sakit, hancur dan remuk di saat bersamaan dengan senyumku yang terkembang.
Aku mungkin memang tidak kuat, tapi memaksa kuat dan aku merasakan hancur sehancur-hancurnya. Ya Tuhan, aku harus bagaimana?
***
Aku melihatnya lagi, bercanda bersamanya, bersama dengan dia yang telah banyak membuat luka di dada. Senyum dan tawa itu seakan tanpa dosa. Ah, atau aku sungguh yang terlalu perasa?
Sudah, Ra... Lupakan saja dia... Ada banyak yang bisa menyembuhkan seluruh luka itu. Ada banyak yang sebenarnya menawarkan diri untuk menyembuhkanmu hanya saja kamu yang masih tak mau membuka hatimu, hibur diriku.
Aku berlalu meninggalkan pemandangan yang luar biasa di depan mataku. Ketika dia sedang bercanda mesra dengan dia yang selalu berkata hatinya hanya untukku saja. Ah, semua dusta, manis di bibir saja, sisanya bualan belaka.
Aku muak bahkan pada hatiku yang jua tak bisa membencinya ataupun mengusirnya jauh-jauh dari sana. Dari ruang hatiku. Ah, sepertinya Tuhan murka, lalu menghukumku sedemian rupa. Seluruh hatiku tercabik, semua berantakan bahkan mimpiku menjadi berkebalikan dengan realita.
"Kalau kamu sungguh tak bahagia bersamanya, tinggalkan saja, Ra. Kakak akan bantu kamu menjelaskan semuanya pada Abah," kata-kata kak Intan terngiang kembali.
Haruskah? Haruskah kuakhiri segalanya begini? Lalu bagaimana nanti dengan Abah dan Ummi? Kepalaku nyaris pecah tatkala semua pertanyaan itu beterbangan tak tentu arah di sana.
Handphone ku berbunyi. Nama Kak Intan muncul di layarnya.
"Ra, Abah masuk rumah sakit!" Kak Intan menjelaskan alamat rumah sakitnya dan memintaku segera ke sana.
Ya Tuhan, apalagi ini?
Aku berlari mencari taksi dan segera meluncur ke rumah sakit. Di sana, kudapati Abah sedang ditangani dokter dan para medis. Kak Intan menceritakan semuanya. Abah dan Ummi baru saja jalan-jalan pagi dan mampir ke tempat Om Herman, sepulang dari sana, Abah mendapati Bayu sedang bersenda gurau bersama seorang gadis. Abah terkejut dan belum sempat menyapa Bayu, mereka telah bersitatap dan entah apa yang terjadi hingga Abah jadi seperti ini.
"Ummi harap kamu pikirkan sekali lagi. Bayu pantas atau tidak untuk menjadi suamimu. Jika sudah bisa kamu putuskan dengan segenap pertimbangan dan kematangan hati. Beritahu Ummi," Ummi meninggalkanku termangu tak mengerti.
Ya Tuhan, mungkinkah Abah mengetahui semua yang terjadi? Mungkinkah Abah menyadari bahwa Bayu selama ini telah mengkhianatiku?
***
Aku berlari, terus berlari mencoba mencari Bayu. Aku hanya ingin menemuinya dan menanyakan segalanya. Ada apa sebenarnya hingga Abah harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Bayu...!" emosi sudah menguasaiku. Tak ada lagi basa-basi dan sopan santun saat itu.
"Apa yang sudah terjadi dengan kalian? Kenapa Abah sampai begini? Kamu tahu Abah sekarang di rawat di rumah sakit. Ummi bilang semua itu sejak bertemu denganmu. Apa yang kamu lakukan pada Abah?"
"Maafkan aku, Ra. Tadi aku baru pulang dari mengantar Cindy les, lalu bertemu dengan Nita, di sana kami mengobrol seperti biasa. Lalu Abah dan Ummi lewat, melihat kami berdua, Abahmu marah. Aku mencoba menjelaskan semuanya, tapi tiba-tiba Abahmu pingsan."
"Baiklah, Bayu maafkan aku tapi sepertinya kedua orang tuaku tak lagi memberi restu. Batalkan saja pernikahan kita. Selamat tinggal," Aku berlalu. Sejuta rasa berkecamuk di dadaku.
Tidak, Ra, jangan menangis. Bukankah kamu ingin Abah dan Ummi bahagia, jika sudah demikian maka relakanlah. Abah dan Ummi juga tak akan bahagia jika selamanya kamu ditipu dan disakiti olehnya. Lupakan segala rasa, lupakan segala mimpi yang telah susah payah kamu bangun dengannya, Ra. Hatiku berulang kali mencoba menenangkan dan meyakinkan diri.
(Bersambung kapan-kapan ya... ^_^ )
Muhasabah : Akibat Bercanda
Astaghfirullah...
Ya Allah, ampuni aku... Hari ini sepertinya bercandaku telah berlebihan hingga banyak persepsi yang bermunculan. Sungguh ya Allah, aku tak takut penilaian hambaMu atas diriku, hanya aku takut candaku memancing fitnah untuk orang lain. Jika begitu, maka sungguh celakalah aku! Untuk itu aku ber-istighfar dan memohon ampun padaMu ya Rabb...
Lidah ini sungguh tak bertulang, dan justru karena itu kadang tak sadar jika apa yang terucap telah melebihi batas. Ampuni aku ya Allah, atas kesalahan dan kekhilafanku pagi ini. Sungguh, diam itu lebih berarti daripada berucap yang tak bermanfaat dan tak berarti. Maka ajari diri ini tuk lebih bisa menahan diri agar hanya berucap untuk sesuatu yang bermanfaat, Rabbi.
Sungguh, hanya bercanda niatan hati. Tapi semakin banyak yang merespon dan berkembang menjadi banyak persepsi. Semoga saja dengan ijinMu, semua cukup sampai di sini ya Illahi, jangan menyebar lagi dan semakin banyak yang tersakiti. Apalah arti diri jika fitnah itu menyebar dari lisan tak sengaja yang berucap tanpa dipikir lebih dulu. Celakalah diri ini jika canda itu memancing fitnah nan banyak menyakiti. Ampuni diri ini, Ya Gaffur... Ampuni atas diri yang masih sering tak terkendali. Ampuni diri yang kadang mudah sekali digelincirkan syaitan dalam tiap tindakan hingga yang awalnya bercanda menjadi bumerang bagi banyak pribadi, pun jatuh banyak hati nan tersakiti. Ampuni diri ini, ya Rabb...
Sungguh lisan tak bertulang, tapi ketajamannya melebihi tajamnya pedang. Luka yang dihasilkannya melebihi sakit tercabik dan tersayat pedang atau pun belati, karena luka itu membekas di hati, lalu abadi bersemayam di sana. Bagaimana jika di akhirat nanti ia menuntut diri? Siapkah kita? Apa yang mampu kita beri bila hatinya tak ridhoi candaan lisan ini? Sanggupkah memberi segala amal yang telah kita perjuangkan? Atau sanggupkah menerima tambahan dosa dan kesalahan darinya? Sungguh ya Rabbi, ingatkan diri tentang hari kemudian, akhir dari semua perjalanan di dunia ini. Bahwa segalanya akan dimintai pertanggungjawaban, segalanya akan ditimbang dengan seadilnya tanpa ada yang terlewatkan atau terlupakan. Sungguh Allah Maha Teliti dan Maha Adil atas segala keputusanNya.
Ya Illahi, jadikan hari ini sebagai pelajaran berharga bagi diri agar kesalahan yang sama tak terulangi. Agar diri tak lagi banyak menyakiti hati. Agar lisan tak asal mengucap janji ataupun berkata apa yang terjadi jika tak pasti. Ajari diri ini untuk menahan diri, agar lisan lebih terjaga dan lebih berarti, berbicara sedikit tapi penuh arti dan bermanfaat bagi sesama di sekitar diri. Ampuni kami ya Rabbi, ya Gaffur, ya Illahi...
Allahummaghfirli...
Rabu, 13 April 2011
Antologi "Puisi Islam"
Assalamu’alaikum teman-teman? Bagaimana kabarnya hari ini? Masih semangat menulis?
Ayo, buktikan kecintaan kita kepada Rasulullah, buktikan kecintaan kita pada Islam dengan mengikuti “ANTOLOGI PUISI ISLAMI”
Beralihlah mencintai Allah, Rasul_Nya dan agama islam. Berikan karya terbaikmu bagi kemajuan dan kemaslahatan Islam.
SEMANGAT!!!
Ketentuan:
1. Berteman dengan penyelenggara Syaque Hikaritokusaikizoku https://www.facebook.com/profile.php?id=100000037856023 Yang belum menjadi teman, silakan add dahulu dan tambahkan pesan pribadi saat meng-add itusebagai bukti bahwa anda ingin mengikuti proyek ini.
2. Jangan lupa bergabung di Group Syaque Ya Syaque https://www.facebook.com/?ref=home#!/home.php?sk=group_119781844760475&ap=1 untuk info terupdate mengenai lomba ini.
3. Follow Blog: www.syaquehikaritokusaikizoku.blogspot.com
4. Karya PUISI ditulis dalam kertas A4, Margin Standar, Times New Roman 12, Spasi :1,5, simpan dalam format RTF atau Doc. (panjang karya maksimum 5 Halaman, minimum 1 halaman)
5. Tulisan ditulis dalam bentuk PUISI(ingat bukan cerpen)
6. Sertakan biodata diri di akhir tulisan berupa nama lengkap, nomor telephone, email, dan nama akun facebook . serta foto penulis pada naskah (4x6)
7. Tulisan dikirim ke email : syaquehikaritokusaikizoku@gmail.com dengan subject : PUISI_ISLAMI (Judul Naskah + Nama FB), Naskah tidak ditulis dibadan email
Contoh penulisan di lampiran :
PUISI_ISLAMI (SURAT UNTUK PEJUANG KECILKU+SYAQUE HIKARITOKUSAIKIZOKU)
8. Posting INFO lomba ini dengan menandai Syaque Hikaritokusaikizoku dan 29 teman lainnya (Jumlah tag total harus 30)
9. Panitia menerima karya teman-teman sejak diterbitkannya pengumuman ini sampai 30 April 2011 pukul 23.59 WIB.
10. Setiap peserta boleh mengirimkan naskah paling banyak 5 puisi Islami.
11. Pengumuman pemenang 03 Mei Pukul 19.00 WIB
Insya Allah diusahakan untuk diterbitkan namun hasil penjualannya digunakan untuk membuat PERPUSTAKAAN dan membantu Fakir Miskin (Dhuafa)
Bagaimana?
Masihkah kita memiliki hati nurani yang tulus untuk berkarya di jalan_Nya?
SEMANGAT!!!
Salam Pena,
SYAQUE
Ayo, buktikan kecintaan kita kepada Rasulullah, buktikan kecintaan kita pada Islam dengan mengikuti “ANTOLOGI PUISI ISLAMI”
Beralihlah mencintai Allah, Rasul_Nya dan agama islam. Berikan karya terbaikmu bagi kemajuan dan kemaslahatan Islam.
SEMANGAT!!!
Ketentuan:
1. Berteman dengan penyelenggara Syaque Hikaritokusaikizoku https://www.facebook.com/profile.php?id=100000037856023 Yang belum menjadi teman, silakan add dahulu dan tambahkan pesan pribadi saat meng-add itusebagai bukti bahwa anda ingin mengikuti proyek ini.
2. Jangan lupa bergabung di Group Syaque Ya Syaque https://www.facebook.com/?ref=home#!/home.php?sk=group_119781844760475&ap=1 untuk info terupdate mengenai lomba ini.
3. Follow Blog: www.syaquehikaritokusaikizoku.blogspot.com
4. Karya PUISI ditulis dalam kertas A4, Margin Standar, Times New Roman 12, Spasi :1,5, simpan dalam format RTF atau Doc. (panjang karya maksimum 5 Halaman, minimum 1 halaman)
5. Tulisan ditulis dalam bentuk PUISI(ingat bukan cerpen)
6. Sertakan biodata diri di akhir tulisan berupa nama lengkap, nomor telephone, email, dan nama akun facebook . serta foto penulis pada naskah (4x6)
7. Tulisan dikirim ke email : syaquehikaritokusaikizoku@gmail.com dengan subject : PUISI_ISLAMI (Judul Naskah + Nama FB), Naskah tidak ditulis dibadan email
Contoh penulisan di lampiran :
PUISI_ISLAMI (SURAT UNTUK PEJUANG KECILKU+SYAQUE HIKARITOKUSAIKIZOKU)
8. Posting INFO lomba ini dengan menandai Syaque Hikaritokusaikizoku dan 29 teman lainnya (Jumlah tag total harus 30)
9. Panitia menerima karya teman-teman sejak diterbitkannya pengumuman ini sampai 30 April 2011 pukul 23.59 WIB.
10. Setiap peserta boleh mengirimkan naskah paling banyak 5 puisi Islami.
11. Pengumuman pemenang 03 Mei Pukul 19.00 WIB
Insya Allah diusahakan untuk diterbitkan namun hasil penjualannya digunakan untuk membuat PERPUSTAKAAN dan membantu Fakir Miskin (Dhuafa)
Bagaimana?
Masihkah kita memiliki hati nurani yang tulus untuk berkarya di jalan_Nya?
SEMANGAT!!!
Salam Pena,
SYAQUE
Antologi "MAAF"
UNDANGAN MENULIS ANTOLOGI “MAAF”
Oleh : Syaque Hikaritokusaikizoku
Kapan terakhir kita meminta maaf? Apakah sehari yang lalu atau bahkan setahun yang lalu? Sebagai manusia yang kerap memiliki salah dan khilaf, hendaknya kita senantiasa meminta maaf atas kesalahan kita yang disengaja atau tidak.
Banyak kisah terpahat di sana. Suka duka menjalani hidup, cerita lucu penuh tawa bersama sahabat yang berubah menjadi permusuhan karena kesalahan kecil, mengharukan dan membuat air mata bercucuran, bahkan mungkin teriakan kecewa terhadap dunia luar tentang keengganan memberi maaf.
Daripada semua cerita itu hanya menyesaki perasaan dan membuat badan kita makin kurus (atau makin gemuk) karena nafsu makan yang menggila akibat frustrasi, permusuhan semakin menjadi-jadi, mari kita tuangkan kata maaf itu.
Bagaimana? Siapkah kita meminta maaf atas kesalahan kita? Sudah seberapa besar keikhlasan kita memberi maaf?
Maka ikutilah Antologi ini untuk mengungkapkan perasaan kita.
Syarat Umum:
• Usia bebas, jangan lupa pasang banner lombanya.
• Karya diambil dari kisah nyata, jadi bukan rekaan atau plagiat apalagi sudah dimuat ya? Jujur...
• Membuat pernyataan tertulis bahwa kisah yang dikirimkan adalah kisah nyata dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun (termasuk di dunia maya). Kirimkan bersama naskah.
• Kontributor yang ingin mengirimkan naskah harus menjadi teman dari Asni Januarti https://www.facebook.com/profile.php?id=100002222975770&ref=ts dan Syaque Hikaritokusaikizoku https://www.facebook.com/profile.php?id=100000037856023 Yang belum menjadi teman, silakan add dahulu dan tambahkan pesan pribadi saat mengadd itu bahwa Anda ingin mengikuti proyek ini. Jangan lupa bergabung di Group Syaque Ya Syaque https://www.facebook.com/?ref=home#!/home.php?sk=group_119781844760475&ap=1 untuk info terupdate mengenai lomba ini.
Syarat Khusus:
• Naskah bisa menceritakan apa saja, asalkan sesuai dengan tema MAAF. Suka duka menjadi seorang yang lebih dulu meminta maaf atau memberi maaf, kisah-kisah mengharukan, menyebalkan, lucu, dan inspiratif. Ingat, buku ini nanti tidak akan menjadi buku yang biasa saja, melainkan merupakan kumpulan kisah sejati yang mengandung hikmah dari para penulis.
• Naskah berupa tulisan nonfiksi boleh berupa narasi atau cerpen dengan kisah yang mengalir, ringan, dan mudah dicerna tapi tetap sesuai dengan EYD. Hindari pemakaian kata-kata yang menyinggung SARA, mengandung pornografi, bahasa kasar, dan bahasa alay. Boleh disertakan bahasa Daerah atau bahasa Asing dengan diberi penjelasan pada footnote.
• Panjang naskah 6-7 halaman kertas A4, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12. Ketik dan simpan hanya dalam file Microsoft Word (berformat Rtf).
• Naskah dikirim dalam bentuk attachment ke alamat e-mail: syaquehikaritokusaikizoku@gmail.com dan bukan ditulis di badan e-mail. Pada subyek, tuliskan: (MAAF) – Judul Naskah.
• Sertakan nama asli, nama FB, nomor yang bisa dihubungi dan biodata naratif sepanjang satu paragraf di akhir naskah.
• Akan dipilih 14 naskah (total 16 naskah dengan naskah milik pantia Syaque dan Asni Januarti) yang dinilai paling unik, memotivasi, dan menginspirasi untuk dibukukan dalam sebuah antologi.
• Naskah ditunggu hingga tanggal 31 Juli 2011 pukul 24.00 WIB.
• Pengumuman kontributor yang masuk dalam antologi ini akan di-posting di Notes FB Syaque pada tanggal 7 Agustus 2011.
• Naskah yang terpilih akan diterbitkan Secara Indie. Kontributor tidak menerima royalti. Pemenang masing-masing akan mendapat buku Antologi Kata “MAAF”.
Jadi, tunggu apa lagi? Tulis kisahmu yang paling menarik, tak terlupakan, dan memotivasi lalu kirimkan sekarang juga.
HADIAH (insya Allah bertambah) :
juara 1-3 akan mendapatkan buku Antologi "IBUKU ADALAH..."
(Penyusunan dan editing naskah dilakukan oleh Panitia)
Salam Cinta;
PANITIA
"Maaf, aku telah bersalah padamu"
Merenung Sejenak, Yuk! (2)
Bismillah...
Pagi ini membaca TL Gurunda Salim A. Fillah dan menemukan 4 tweet berikut :
Pembenci tak pernah kurang alasan untuk berkata yang buruk walau kau Malaikat. Bukankah sayang kalau kau habiskan waktu berhargamu untuknya?
Pun, alangkah indah muhasabah. Keruhnya permukaan mungkin sebab ada yang bergumpal hitam di dalam sini; di jiwa kita yang mendaku para da'i.
Setiap mukmin ialah cermin. Maka mari berkaca. Jika di bayangan itu tampak cela, bukankah kita yang sedang mematut diri selayaknya berbenah?
Hidup paling bermakna; yang mengingat mati. Amal paling berharga; yang eling tanggungjawab. Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Kali ini saya akan mencoba sedikit mengurai dari 4 tweet tersebut dengan segala keterbatasan dan kedangkalan ilmu saya. Maka tak menutup kemungkinan jika kemudian ada sahabat-sahabat sekalian yang akan mengoreksi, meluruskan pun menambahkan penjelasan yang coba saya uraikan ini. :)
Pembenci tak pernah kurang alasan untuk berkata yang buruk walau kau Malaikat. Bukankah sayang kalau kau habiskan waktu berhargamu untuknya?
Pembenci memang tak akan pernah kurang alasan untuk berkata buruk tentang kita. Meskipun mungkin kita telah menjadi orang paling baik ataupun serupa malaikat bagi mereka yang membenci kita pasti akan selalu mendapati cela atas diri kita. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Mudah saja. Biarkan saja mereka puas mencari cela pada diri kita dan membicarakan kekurangan dan cela tersebut. Toh, itupun tidak akan merubah apakah kita akan menjadi lebih baik atau lebih buruk di hadapanNya. Langkah terbaik yang perlu kita lakukan adalah terus memperbaiki diri dan mendekat pada Illahi, pemilik sejati diri. Dan tak lupa untuk senantiasa mendo'akan mereka agar Allah SWT melembutkan hati mereka untuk menerima hidayahNya dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Bagaimana jika semakin lama kebencian mereka semakin kuat dan semakin menjadi hingga membuat kita tidak nyaman? Bagaimana jika ketidaknyamanan itu perlahan menghadirkan bibit benci di hati kita untuk ikut membencinya?
Bersabarlah sahabat, tidak ada keuntungan dari membenci. Pun tidak ada manfaat dari memelihara rasa benci di hati. Justru sebaliknya, kebencian itu akan menyiksa diri dan semakin menampakkan bahwa tidak ada beda antara kita dengan mereka.
Dan satu lagi alasan kenapa kita tak boleh memelihara rasa benci, yaitu kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَباغَضُوا وَلا تَحاسَدُوا ولا تَدابَرُوا ولا تَقاطَعُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْواناً. لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخاهُ فَوْقَ ثَلاثٍ
“Jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling hasad, jangan kalian saling membelakangi, jangan kalian saling memutuskan hubungan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Al-Bukhari no. dan Muslim no. 2559)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تحاسدوا ولا تَناجَشُوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ,وكونوا عباد الله إخواناً. اَلْمُسْلِمُ أَخُو المسلمِ: لا يَظْلِمُهُ ولا يَخْذُلُهُ ولا يَكْذِبُهُ ولا يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى هَهُنا – يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِيءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمسلمِ عَلَى المسلمِ حَرامٌ: دَمُهُ وَمالُهُ وعِرْضُهُ
“Jangan kalian saling hasad, jangan saling melakukan najasy, jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling membelakangi, jangan sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim bagi lainnya, karenanya jangan dia menzhaliminya, jangan menghinanya, jangan berdusta kepadanya, dan jangan merendahkannya. Ketakwaan itu di sini -beliau menunjuk ke dadanya dan beliau mengucapkannya 3 kali-. Cukuplah seorang muslim dikatakan jelek akhlaknya jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim diharamkan mengganggu darah, harta, dan kehormatan muslim lainnya.” (HR. Muslim no. 2564)
Najasy adalah seorang menawar suatu barang dengan harga yang tinggi -padahal dia tidak mau membelinya- untuk memancing orang lain agar menawar dengan harga yang lebih tinggi. Ini biasanya terjadi dalam proses lelang, dimana pelaku najasy ini adalah dari pihak yang melakukan lelang.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua hal: (Pertama) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) kepada seorang laki-laki yang diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816)
Lalu setelah mengingat semua sabda Rasulullah SAW ini, masihkah kita akan membalas kebencian mereka dengan kebencian yang sama?
Ah, menurut saya itu terlalu menyia-nyiakan waktu dan energi. Jadi, kenapa kita tidak serahkan semuanya kepada Illahi, lalu kembali menyibukkan diri dengan amalan-amalan dan perbuatan yang dapat mendatangkan cinta dan ridhoNya pada diri?
Keputusan memang ada di tangan kita. Apa yang kita pilih itulah yang akan menjadi diri kita. Pilihan membenci akan menghinakan kita di hadapanNya dan di hadapan makhlukNya. Pilihan bersabar dan menyerahkan semua pada Illahi akan membuat kita lebih mulia dan mendatangkan sinta serta ridhoNya. :)
Pun, alangkah indah muhasabah. Keruhnya permukaan mungkin sebab ada yang bergumpal hitam di dalam sini; di jiwa kita yang mendaku para da'i.
Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah
Muhasabah (introspeksi) pada jiwa ada dua macam: sebelum beramal dan setelah beramal.
Muhasabah sebelum beramal yaitu hendaknya seseorang menahan diri dari keinginan dan tekadnya untuk beramal, tidak terburu-buru berbuat hingga jelas baginya bahwa jika ia mengamalkannya akan lebih baik daripada meninggalkannya.
Al-Hasan rahimahullah mengatakan: “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti (untuk muhasabah) saat bertekad (untuk berbuat sesuatu). Jika (amalnya) karena Allah, maka ia terus melaksanakannya dan jika karena selain-Nya ia mengurungkannya.”
Sebagian mereka (ulama) menjabarkan ucapan beliau seraya mengatakan: “Jika jiwa tergerak untuk mengerjakan suatu amalan dan seorang hamba bertekad melakukannya, maka ia (mestinya) berhenti sejenak dan melihat, apakah amalan itu dalam kemampuannya atau tidak? Jika tidak dalam kemampuannya maka tidak dilakukan, tapi kalau mampu maka ia berhenti lagi untuk melihat apakah melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya atau (bahkan) meninggalkannya lebih baik?
Kalau (keadaannya adalah) yang kedua maka ia tidak melakukannya. Kalau yang pertama maka ia berhenti untuk ketiga kalinya dan melihat: apakah pendorongnya adalah keinginan mendapatkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pahalanya atau sekedar kedudukan, pujian dan harta dari makhluk? Kalau yang kedua maka ia tidak melakukannya walaupun akan menyampaikan pada keinginannya, agar supaya jiwa tidak terbiasa berbuat syirik dan tidak terasa ringan untuk beramal demi selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena seukuran ringannya dalam beramal untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, seukuran itu pula beratnya dalam beramal untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, hingga hal itu menjadi sesuatu yang paling berat buatnya.
Kalau ternyata pendorong amalnya adalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia berhenti lagi dan melihat: apakah ia akan dibantu dan ia dapati orang-orang yang membantunya –jika amalan itu memang membutuhkan bantuan orang lain– atau tidak ia dapatkan? Kalau tidak didapati yang membantu, hendaknya ia menahan dari amalan tersebut. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menahan diri untuk berjihad ketika di Makkah hingga beliau mendapatkan orang yang membantunya dan punya kekuatan. Kalau ia mendapatkan orang yang membantu, maka lakukanlah, niscaya ia akan ditolong. Dan keberhasilan tidak akan lepas kecuali dari orang yang melewatkan satu perkara dari perkara-perkara tadi. Jika tidak, maka dengan terkumpulnya semua perkara itu niscaya takkan lepas keberhasilannya.”
Demikian empat keadaan yang seseorang butuh untuk memuhasabah jiwanya sebelum beramal. Tidak semua yang ingin dilakukan oleh seorang hamba itu mampu dilakukan, dan tidak setiap yang mampu dilakukan itu berarti melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya. Dan tidak setiap yang demikian itu ia lakukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak pula setiap yang dilakukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia akan mendapatkan bantuan. Maka jika ia bermuhasabah pada dirinya, akan jelas baginya apa yang dilakukan dan apa yang akan ditinggalkan.
Berikutnya adalah muhasabah setelah beramal, terbagi dalam tiga macam:
Pertama: muhasabah pada amal ketaatan yang ia tidak memenuhi hak Allah padanya, di mana ia tidak melakukannya sebagaimana semestinya.
Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala pada sebuah amal ketaatan ada enam: ikhlas dalam beramal, niat baik kepada Allah, mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berbuat baik padanya, mengakui nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, menyaksikan adanya kekurangan pada dirinya dalam beramal.
Setelah itu semua maka ia memuhasabah dirinya, apakah ia memenuhi hak-hak itu dan apakah ia melakukannya ketika melakukan ketaatan itu?
Kedua: muhasabah jiwa dalam setiap amalan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.
Ketiga: muhasabah jiwa dalam perkara yang mubah atau yang biasa. Mengapa ia melakukannya? Apakah ia niatkan karena Allah dan negeri akhirat, sehingga ia beruntung? Atau ia inginkan dengannya dunia dan balasannya yang cepat sehingga ia kehilangan keberuntungan itu?
Orang yang membiarkan amalnya, tidak bermuhasabah, berlarut-larut serta memudah-mudahkan perkaranya, sungguh ini akan menyampaikan dirinya kepada kebinasaan. Inilah kondisi orang-orang yang tertipu. Ia pejamkan dua matanya untuk melihat akibat amalannya, membiarkan berlalu keadaannya dan hanya bersandar pada ampunan, sehingga ia tidak bermuhasabah dan tidak melihat akibat amalnya. Kalau ia lakukan itu maka akan mudah melakukan dosa, merasa tenang dengannya, dan akan kesulitan menghindarkan diri dari dosa. Kalau ia sadari tentu akan tahu bahwa menjaga (diri dari dosa) itu lebih gampang daripada menghindari dan meninggalkan sesuatu yang menjadi kebiasaan.
Pokok dari muhasabah adalah: ia memuhasabah dirinya. Terlebih dahulu pada amalan wajib, kalau ia ingat ada kekurangan pada dirinya maka segera menutupinya, mungkin dengan meng-qadha atau memperbaikinya. Lalu ia memuhasabah pada amalan-amalan yang terlarang. Kalau ia tahu bahwa ia (telah) melakukan sebuah perbuatan terlarang, segera ia susul dengan taubat, istighfar, dan melakukan amalan yang menghapusnya. Lalu memuhasabah dirinya pada kelalaiannya, kalau ternyata ia telah lalai dari tujuan penciptaan dirinya, segera ia susul dengan dzikrullah dan menghadapkan dirinya kepada Allah. Lalu ia muhasabah pada tutur katanya, pada amalan yang kakinya melangkah ke suatu tempat, atau pada apa yang dilakukan oleh kedua tangannya, dan pada perkara yang didengar oleh kedua telinganya; apa yang engkau niatkan dengan ini? Demi siapa engkau melakukannya? Bagaimana engkau melakukannya?
Hendaknya ia pun tahu bahwa pasti akan dihamparkan dua catatan untuk setiap gerakan dan kata. Yaitu untuk siapa kamu melakukannya dan bagaimana kamu melakukannya? Yang pertama adalah pertanyaan tentang keikhlasan dan yang kedua adalah pertanyaan tentang mutaba’ah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (Al-Hijr: 92-93)
فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ. فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا كُنَّا غَائِبِينَ
“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami). Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).” (Al-A’raf: 6-7)
لِيَسْأَلَ الصَّادِقِينَ عَنْ صِدْقِهِمْ وَأَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا أَلِيمًا
“Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.” (Al-Ahzab: 8)
Jika orang-orang yang jujur ditanya dan dihitung amalnya, maka bagaimana dengan orang-orang yang berdusta?
Qatadah rahimahullah mengatakan: “Dua kalimat, yang akan ditanya dengannya orang-orang terdahulu maupun yang kemudian. Apa yang kalian ibadahi? Dengan apa kamu sambut para rasul? Yakni ditanya tentang sesembahannya dan tentang ibadahnya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (At-Takatsur: 8)
Muhammad ibnu Jarir rahimahullah mengatakan: Allah mengatakan: “Kemudian pasti Allah akan bertanya kepada kalian tentang nikmat yang kalian mendapatkannya di dunia, apa yang kalian lakukan dengannya? Dari jalan mana kalian sampai kepadanya? Dengan apa kalian mendapatkannya? Apa yang kalian perbuat padanya?”
Qatadah rahimahullah mengatakan: Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepada setiap hamba tentang apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan berupa nikmat-Nya dan hak-Nya.
Kenikmatan yang ditanya itu ada dua macam:
Pertama, nikmat yang diambil dengan cara yang halal dan dibelanjakan pada haknya, maka akan ditanya bagaimana syukurnya.
Kedua, nikmat yang diambil tidak dengan cara yang halal dan dibelanjakan bukan pada haknya maka akan ditanya asalnya dan kemana dibelanjakan. Maka jika seorang hamba akan ditanya dan dihitung segala amalnya sampai pada pendengarannya, penglihatannya dan qalbunya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلاَ تَقْفُ ماَ لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْيَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كاَنَ عَنْهُ مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Isra: 36)
Maka sangatlah pantas ia bermuhasabah atas dirinya sebelum ditanya dalam hisab/ perhitungan amal.
Yang menunjukkan wajibnya bermuhasabah pada jiwa adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan: Seseorang dari kalian hendaknya melihat amalan-amalan yang ia lakukan untuk hari kiamat, apakah amal shalih yang menyelamatkannya ataukah amal jelek yang membinasakannya?
Qatadah rahimahullah mengatakan: Masih saja Allah mendekatkan hari kiamat sehingga menjadikannya seolah esok hari.
Maksud dari pembahasan ini adalah bahwa kebaikan qalbu adalah dengan muhasabah jiwa, dan rusaknya adalah dengan melalaikannya dan membiarkannya.
(Diterjemahkan dari Ighatsatul Lahafan, hal. 90-93 dengan sedikit ringkasan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc) (sumber : asysyariah.com)
Setiap mukmin ialah cermin. Maka mari berkaca. Jika di bayangan itu tampak cela, bukankah kita yang sedang mematut diri selayaknya berbenah?
Yup, setiap mukmin adalah cermin. Jika ada cela maka sepatutnya kita segera berbenah. Bukan sebaliknya, justru ikut mencela dan menghujat. Jika begitu adanya, maka apalah beda yang dicela dengan yang mencela? Bukankah jatuhnya akan sama celanya?
Maka ketika kita melihat pada saudara kita ada cela, sepantasnya kita berbenah dan mengajaknya berbenah bersama agar ketika menuju pribadi yang lebih baik pun kita bisa berjalan beriringan. Sekali lagi setiap muslim adalah cermin. Maka jika satu baik bisa mempengaruhi yang lain untuk ikut baik. Jika satu buruk, maka bisa juga mempengaruhi menjadi buruk kepada yang lain. Maka langkah preventif yang paling baik adalah memperbaiki diri saat mendapati seorang mukmin dengan cela pada dirinya. Bisa jadi cela itu ditampakkan Allah SWt agar kita berbenah diri, lebih mendekat lagi dan bersungguh-sungguh mencintai tuk menggapai ridho dan jannahNya.
Bukankah Allah SWT telah menutupi sebagian aib kita? Lalu mengapa kita terkadang justru membuka aib diri? Itulah wujud dari ketidaksyukuran diri padaNya.
Lalu bagaimana jika Allah SWT menampakkan aib seorang hamba di dunia? Tentu saja tak ada yang sia-sia, agar selainnya dapat mengambil hikmah darinya dan berupaya untuk menghindari hal serupa dan terus memperbaiki diri.
Tentu kita yang akan jadi sia-sia jika setiap apa yang Allah SWT ajarkan kepada kita tapi kita justru melewatkan begitu saja tanpa sempat dan berkendak untuk mengambil hikmah dan pelajaran darinya.
Hidup paling bermakna; yang mengingat mati. Amal paling berharga; yang eling tanggungjawab. Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Mengingat mati
Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah s.w.t berfirman, ertinya, "Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya." (QS. Qaaf:19)
Adalah salah bila ada orang yang menyangka bahawa kematian itu hanya kefanaan semata dan pengakhiran secara total yang tidak ada kehidupan, perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, syurga atau neraka padanya!!Sebab andaikata demikian, tentulah tidak ada hikmah dari penciptaan dan wujud kita. Tentulah manusia semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat lega; samada mukmin dan kafir, samada pembunuh dan terbunuh, samada si penzalim dan yang dizalimi, samada yang taat dan maksiat, samada penzina dan yang rajin solat, samada ahli maksiat dan ahli takwa
Pandangan tersebut hanyalah bersumber dari pemahaman kaum atheis yang mereka itu lebih buruk dari binatang sekali pun. Yang mengatakan seperti ini hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelarkan dirinya sebagai orang yang bodoh dan 'gila.' (Baca: QS. At-Taghabun:7, QS.Yaasiin: 78-79)
Kematian adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan, kemudian ruh berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan seluruh lembaran amal ditutup, pintu taubat dan pemberian masa pun terputus.
Nabi s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat." (HR. At-Turmuzi dan Ibn Majah, disahihkan Al-Hakim dan Ibn Hibban)
Lalu bagaimana cara kita mengingat Kematian?
1. Ziarah kubur. Nabi s.a.w. bersabda, "Berziarah kuburlah kamu, sebab ia dapat mengingatkanmu akan akhirat." (HR. Ahmad dan Abu Daud, disahihkan Syaikh Al-Albani)
2. Melihat mayat ketika dimandikan.
3. Menyaksikan orang-orang yang tengah sekarat dan menalqinkan mereka dengan kalimat syahadat.
4. Mengiringi jenazah, solat ke atasnya serta menghadiri pengkebumiannya.
5. Membaca Al-Qur'an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan akan kematian dan sakratul maut seperti ayat 19 surat Qaaf.
6. Uban dan Penyakit. Kedua hal ini merupakan utusan malaikat maut kepada para hamba.
7. Fenomena alam yang dijadikan Allah s.a.w. untuk mengingatkan para hamba akan kematian seperti gempa, gunung meletus, banjir, badai dan sebagainya.
8. Membaca berita-berita tentang umat-umat masa lalu yang telah dibinasakan oleh maut.
Semoga Allah s.w.t. menutup akhir hayat kita dengan Husnul Khatimah dan menerima semua amal shalih kita, Amin.
Ingat Pertanggungjawaban Di Akhirat Kelak
Kita boleh berbuat apa saja, semau kita juga tak apa. Tapi satu yang perlu diingat bahwa semua akan dimintai pertanggungjawaban olehNya, bahkan kebaikan ataupun kejahatan sebesar dzarah pun tetap akan diperhitungkan.
Maka tak ada alasan bagi kita untuk mengelak dengan dalih hanya bercanda dan semacamnya.
Tentu tak lupa dengan firmanNya :
“Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima pahalanya, dan barang siapa melakukan keburukan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima balasannya” (QS.Az-Zalzalah:7-8).
Allah SWT itu Maha Menepati Janji. Allah SWT itu Maha Adil dan Maha Teliti. Jadi masih mau main-main sama Allah SWT dan kehidupan abadi kita nanti?
Jika tak ingin menyesal maka lakukan segala hal yang baik dan mendatangkan kecintaan dan ridhoNya.
Jika ingin tertantang, silakan mencoba berbuat jahat sebanyak yang kalian bisa tapi jangan menyesal jika hal yang buruk pula yang akan Allah SWT berikan di akhirat kelak.
Pilihan ada di tangan kita! Ridho atau MurkaNya? Surga atau NerakaNya? :)
Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Ya, tentu saja. Terlebih jika itu terkait dengan dunia dan seluruh isinya. Maka semua tak akan ada yang abadi. Cinta kepada keluarga, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak, cinta kepada saudara, cinta kepada harta, cinta kepada jabatan, cinta kepada fisik semata dan sebagainya. Pada akhirnya semua akan berpisah, karena semua itu tak ada yang abadi.
Lalu apa yang abadi? Apa yang akan abadi menemani kita sampai nanti?
Tentu saja ada, yaitu cintaNya, ridhoNya, dan segala amal ibadah kita. Mereka lah yang akan abadi selamanya.
Sahabat, maafkan atas keterbatasa dan kedangkalan ilmu saya.
Sekian dulu yang bisa saya bagikan pada kesempatan ini. Saya mohon dengan segenap kesadaran diri atas kelemahan dan kekurangan diri, mohon dikoreksi jika ada yang salah, diluruskan jika ada yang berbelok dan dilengkapi jika ada yang kurang dan tak lengkap. Syukron... :)
Semoga bermanfaat... :)
Barakallahu fikum... :)
(Disela waktu yang tersisa di salah satu meja di ruangan full AC,
Bintaro, 13 April 2011)
Pagi ini membaca TL Gurunda Salim A. Fillah dan menemukan 4 tweet berikut :
Pembenci tak pernah kurang alasan untuk berkata yang buruk walau kau Malaikat. Bukankah sayang kalau kau habiskan waktu berhargamu untuknya?
Pun, alangkah indah muhasabah. Keruhnya permukaan mungkin sebab ada yang bergumpal hitam di dalam sini; di jiwa kita yang mendaku para da'i.
Setiap mukmin ialah cermin. Maka mari berkaca. Jika di bayangan itu tampak cela, bukankah kita yang sedang mematut diri selayaknya berbenah?
Hidup paling bermakna; yang mengingat mati. Amal paling berharga; yang eling tanggungjawab. Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Kali ini saya akan mencoba sedikit mengurai dari 4 tweet tersebut dengan segala keterbatasan dan kedangkalan ilmu saya. Maka tak menutup kemungkinan jika kemudian ada sahabat-sahabat sekalian yang akan mengoreksi, meluruskan pun menambahkan penjelasan yang coba saya uraikan ini. :)
Pembenci tak pernah kurang alasan untuk berkata yang buruk walau kau Malaikat. Bukankah sayang kalau kau habiskan waktu berhargamu untuknya?
Pembenci memang tak akan pernah kurang alasan untuk berkata buruk tentang kita. Meskipun mungkin kita telah menjadi orang paling baik ataupun serupa malaikat bagi mereka yang membenci kita pasti akan selalu mendapati cela atas diri kita. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Mudah saja. Biarkan saja mereka puas mencari cela pada diri kita dan membicarakan kekurangan dan cela tersebut. Toh, itupun tidak akan merubah apakah kita akan menjadi lebih baik atau lebih buruk di hadapanNya. Langkah terbaik yang perlu kita lakukan adalah terus memperbaiki diri dan mendekat pada Illahi, pemilik sejati diri. Dan tak lupa untuk senantiasa mendo'akan mereka agar Allah SWT melembutkan hati mereka untuk menerima hidayahNya dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Bagaimana jika semakin lama kebencian mereka semakin kuat dan semakin menjadi hingga membuat kita tidak nyaman? Bagaimana jika ketidaknyamanan itu perlahan menghadirkan bibit benci di hati kita untuk ikut membencinya?
Bersabarlah sahabat, tidak ada keuntungan dari membenci. Pun tidak ada manfaat dari memelihara rasa benci di hati. Justru sebaliknya, kebencian itu akan menyiksa diri dan semakin menampakkan bahwa tidak ada beda antara kita dengan mereka.
Dan satu lagi alasan kenapa kita tak boleh memelihara rasa benci, yaitu kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَباغَضُوا وَلا تَحاسَدُوا ولا تَدابَرُوا ولا تَقاطَعُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْواناً. لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخاهُ فَوْقَ ثَلاثٍ
“Jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling hasad, jangan kalian saling membelakangi, jangan kalian saling memutuskan hubungan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Al-Bukhari no. dan Muslim no. 2559)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تحاسدوا ولا تَناجَشُوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ,وكونوا عباد الله إخواناً. اَلْمُسْلِمُ أَخُو المسلمِ: لا يَظْلِمُهُ ولا يَخْذُلُهُ ولا يَكْذِبُهُ ولا يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى هَهُنا – يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِيءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمسلمِ عَلَى المسلمِ حَرامٌ: دَمُهُ وَمالُهُ وعِرْضُهُ
“Jangan kalian saling hasad, jangan saling melakukan najasy, jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling membelakangi, jangan sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim bagi lainnya, karenanya jangan dia menzhaliminya, jangan menghinanya, jangan berdusta kepadanya, dan jangan merendahkannya. Ketakwaan itu di sini -beliau menunjuk ke dadanya dan beliau mengucapkannya 3 kali-. Cukuplah seorang muslim dikatakan jelek akhlaknya jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim diharamkan mengganggu darah, harta, dan kehormatan muslim lainnya.” (HR. Muslim no. 2564)
Najasy adalah seorang menawar suatu barang dengan harga yang tinggi -padahal dia tidak mau membelinya- untuk memancing orang lain agar menawar dengan harga yang lebih tinggi. Ini biasanya terjadi dalam proses lelang, dimana pelaku najasy ini adalah dari pihak yang melakukan lelang.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua hal: (Pertama) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) kepada seorang laki-laki yang diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816)
Lalu setelah mengingat semua sabda Rasulullah SAW ini, masihkah kita akan membalas kebencian mereka dengan kebencian yang sama?
Ah, menurut saya itu terlalu menyia-nyiakan waktu dan energi. Jadi, kenapa kita tidak serahkan semuanya kepada Illahi, lalu kembali menyibukkan diri dengan amalan-amalan dan perbuatan yang dapat mendatangkan cinta dan ridhoNya pada diri?
Keputusan memang ada di tangan kita. Apa yang kita pilih itulah yang akan menjadi diri kita. Pilihan membenci akan menghinakan kita di hadapanNya dan di hadapan makhlukNya. Pilihan bersabar dan menyerahkan semua pada Illahi akan membuat kita lebih mulia dan mendatangkan sinta serta ridhoNya. :)
Pun, alangkah indah muhasabah. Keruhnya permukaan mungkin sebab ada yang bergumpal hitam di dalam sini; di jiwa kita yang mendaku para da'i.
Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah
Muhasabah (introspeksi) pada jiwa ada dua macam: sebelum beramal dan setelah beramal.
Muhasabah sebelum beramal yaitu hendaknya seseorang menahan diri dari keinginan dan tekadnya untuk beramal, tidak terburu-buru berbuat hingga jelas baginya bahwa jika ia mengamalkannya akan lebih baik daripada meninggalkannya.
Al-Hasan rahimahullah mengatakan: “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti (untuk muhasabah) saat bertekad (untuk berbuat sesuatu). Jika (amalnya) karena Allah, maka ia terus melaksanakannya dan jika karena selain-Nya ia mengurungkannya.”
Sebagian mereka (ulama) menjabarkan ucapan beliau seraya mengatakan: “Jika jiwa tergerak untuk mengerjakan suatu amalan dan seorang hamba bertekad melakukannya, maka ia (mestinya) berhenti sejenak dan melihat, apakah amalan itu dalam kemampuannya atau tidak? Jika tidak dalam kemampuannya maka tidak dilakukan, tapi kalau mampu maka ia berhenti lagi untuk melihat apakah melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya atau (bahkan) meninggalkannya lebih baik?
Kalau (keadaannya adalah) yang kedua maka ia tidak melakukannya. Kalau yang pertama maka ia berhenti untuk ketiga kalinya dan melihat: apakah pendorongnya adalah keinginan mendapatkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pahalanya atau sekedar kedudukan, pujian dan harta dari makhluk? Kalau yang kedua maka ia tidak melakukannya walaupun akan menyampaikan pada keinginannya, agar supaya jiwa tidak terbiasa berbuat syirik dan tidak terasa ringan untuk beramal demi selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena seukuran ringannya dalam beramal untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, seukuran itu pula beratnya dalam beramal untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, hingga hal itu menjadi sesuatu yang paling berat buatnya.
Kalau ternyata pendorong amalnya adalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia berhenti lagi dan melihat: apakah ia akan dibantu dan ia dapati orang-orang yang membantunya –jika amalan itu memang membutuhkan bantuan orang lain– atau tidak ia dapatkan? Kalau tidak didapati yang membantu, hendaknya ia menahan dari amalan tersebut. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menahan diri untuk berjihad ketika di Makkah hingga beliau mendapatkan orang yang membantunya dan punya kekuatan. Kalau ia mendapatkan orang yang membantu, maka lakukanlah, niscaya ia akan ditolong. Dan keberhasilan tidak akan lepas kecuali dari orang yang melewatkan satu perkara dari perkara-perkara tadi. Jika tidak, maka dengan terkumpulnya semua perkara itu niscaya takkan lepas keberhasilannya.”
Demikian empat keadaan yang seseorang butuh untuk memuhasabah jiwanya sebelum beramal. Tidak semua yang ingin dilakukan oleh seorang hamba itu mampu dilakukan, dan tidak setiap yang mampu dilakukan itu berarti melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya. Dan tidak setiap yang demikian itu ia lakukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak pula setiap yang dilakukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia akan mendapatkan bantuan. Maka jika ia bermuhasabah pada dirinya, akan jelas baginya apa yang dilakukan dan apa yang akan ditinggalkan.
Berikutnya adalah muhasabah setelah beramal, terbagi dalam tiga macam:
Pertama: muhasabah pada amal ketaatan yang ia tidak memenuhi hak Allah padanya, di mana ia tidak melakukannya sebagaimana semestinya.
Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala pada sebuah amal ketaatan ada enam: ikhlas dalam beramal, niat baik kepada Allah, mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berbuat baik padanya, mengakui nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, menyaksikan adanya kekurangan pada dirinya dalam beramal.
Setelah itu semua maka ia memuhasabah dirinya, apakah ia memenuhi hak-hak itu dan apakah ia melakukannya ketika melakukan ketaatan itu?
Kedua: muhasabah jiwa dalam setiap amalan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.
Ketiga: muhasabah jiwa dalam perkara yang mubah atau yang biasa. Mengapa ia melakukannya? Apakah ia niatkan karena Allah dan negeri akhirat, sehingga ia beruntung? Atau ia inginkan dengannya dunia dan balasannya yang cepat sehingga ia kehilangan keberuntungan itu?
Orang yang membiarkan amalnya, tidak bermuhasabah, berlarut-larut serta memudah-mudahkan perkaranya, sungguh ini akan menyampaikan dirinya kepada kebinasaan. Inilah kondisi orang-orang yang tertipu. Ia pejamkan dua matanya untuk melihat akibat amalannya, membiarkan berlalu keadaannya dan hanya bersandar pada ampunan, sehingga ia tidak bermuhasabah dan tidak melihat akibat amalnya. Kalau ia lakukan itu maka akan mudah melakukan dosa, merasa tenang dengannya, dan akan kesulitan menghindarkan diri dari dosa. Kalau ia sadari tentu akan tahu bahwa menjaga (diri dari dosa) itu lebih gampang daripada menghindari dan meninggalkan sesuatu yang menjadi kebiasaan.
Pokok dari muhasabah adalah: ia memuhasabah dirinya. Terlebih dahulu pada amalan wajib, kalau ia ingat ada kekurangan pada dirinya maka segera menutupinya, mungkin dengan meng-qadha atau memperbaikinya. Lalu ia memuhasabah pada amalan-amalan yang terlarang. Kalau ia tahu bahwa ia (telah) melakukan sebuah perbuatan terlarang, segera ia susul dengan taubat, istighfar, dan melakukan amalan yang menghapusnya. Lalu memuhasabah dirinya pada kelalaiannya, kalau ternyata ia telah lalai dari tujuan penciptaan dirinya, segera ia susul dengan dzikrullah dan menghadapkan dirinya kepada Allah. Lalu ia muhasabah pada tutur katanya, pada amalan yang kakinya melangkah ke suatu tempat, atau pada apa yang dilakukan oleh kedua tangannya, dan pada perkara yang didengar oleh kedua telinganya; apa yang engkau niatkan dengan ini? Demi siapa engkau melakukannya? Bagaimana engkau melakukannya?
Hendaknya ia pun tahu bahwa pasti akan dihamparkan dua catatan untuk setiap gerakan dan kata. Yaitu untuk siapa kamu melakukannya dan bagaimana kamu melakukannya? Yang pertama adalah pertanyaan tentang keikhlasan dan yang kedua adalah pertanyaan tentang mutaba’ah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (Al-Hijr: 92-93)
فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ. فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا كُنَّا غَائِبِينَ
“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami). Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).” (Al-A’raf: 6-7)
لِيَسْأَلَ الصَّادِقِينَ عَنْ صِدْقِهِمْ وَأَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا أَلِيمًا
“Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.” (Al-Ahzab: 8)
Jika orang-orang yang jujur ditanya dan dihitung amalnya, maka bagaimana dengan orang-orang yang berdusta?
Qatadah rahimahullah mengatakan: “Dua kalimat, yang akan ditanya dengannya orang-orang terdahulu maupun yang kemudian. Apa yang kalian ibadahi? Dengan apa kamu sambut para rasul? Yakni ditanya tentang sesembahannya dan tentang ibadahnya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (At-Takatsur: 8)
Muhammad ibnu Jarir rahimahullah mengatakan: Allah mengatakan: “Kemudian pasti Allah akan bertanya kepada kalian tentang nikmat yang kalian mendapatkannya di dunia, apa yang kalian lakukan dengannya? Dari jalan mana kalian sampai kepadanya? Dengan apa kalian mendapatkannya? Apa yang kalian perbuat padanya?”
Qatadah rahimahullah mengatakan: Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepada setiap hamba tentang apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan berupa nikmat-Nya dan hak-Nya.
Kenikmatan yang ditanya itu ada dua macam:
Pertama, nikmat yang diambil dengan cara yang halal dan dibelanjakan pada haknya, maka akan ditanya bagaimana syukurnya.
Kedua, nikmat yang diambil tidak dengan cara yang halal dan dibelanjakan bukan pada haknya maka akan ditanya asalnya dan kemana dibelanjakan. Maka jika seorang hamba akan ditanya dan dihitung segala amalnya sampai pada pendengarannya, penglihatannya dan qalbunya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلاَ تَقْفُ ماَ لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْيَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كاَنَ عَنْهُ مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Isra: 36)
Maka sangatlah pantas ia bermuhasabah atas dirinya sebelum ditanya dalam hisab/ perhitungan amal.
Yang menunjukkan wajibnya bermuhasabah pada jiwa adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan: Seseorang dari kalian hendaknya melihat amalan-amalan yang ia lakukan untuk hari kiamat, apakah amal shalih yang menyelamatkannya ataukah amal jelek yang membinasakannya?
Qatadah rahimahullah mengatakan: Masih saja Allah mendekatkan hari kiamat sehingga menjadikannya seolah esok hari.
Maksud dari pembahasan ini adalah bahwa kebaikan qalbu adalah dengan muhasabah jiwa, dan rusaknya adalah dengan melalaikannya dan membiarkannya.
(Diterjemahkan dari Ighatsatul Lahafan, hal. 90-93 dengan sedikit ringkasan oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc) (sumber : asysyariah.com)
Setiap mukmin ialah cermin. Maka mari berkaca. Jika di bayangan itu tampak cela, bukankah kita yang sedang mematut diri selayaknya berbenah?
Yup, setiap mukmin adalah cermin. Jika ada cela maka sepatutnya kita segera berbenah. Bukan sebaliknya, justru ikut mencela dan menghujat. Jika begitu adanya, maka apalah beda yang dicela dengan yang mencela? Bukankah jatuhnya akan sama celanya?
Maka ketika kita melihat pada saudara kita ada cela, sepantasnya kita berbenah dan mengajaknya berbenah bersama agar ketika menuju pribadi yang lebih baik pun kita bisa berjalan beriringan. Sekali lagi setiap muslim adalah cermin. Maka jika satu baik bisa mempengaruhi yang lain untuk ikut baik. Jika satu buruk, maka bisa juga mempengaruhi menjadi buruk kepada yang lain. Maka langkah preventif yang paling baik adalah memperbaiki diri saat mendapati seorang mukmin dengan cela pada dirinya. Bisa jadi cela itu ditampakkan Allah SWt agar kita berbenah diri, lebih mendekat lagi dan bersungguh-sungguh mencintai tuk menggapai ridho dan jannahNya.
Bukankah Allah SWT telah menutupi sebagian aib kita? Lalu mengapa kita terkadang justru membuka aib diri? Itulah wujud dari ketidaksyukuran diri padaNya.
Lalu bagaimana jika Allah SWT menampakkan aib seorang hamba di dunia? Tentu saja tak ada yang sia-sia, agar selainnya dapat mengambil hikmah darinya dan berupaya untuk menghindari hal serupa dan terus memperbaiki diri.
Tentu kita yang akan jadi sia-sia jika setiap apa yang Allah SWT ajarkan kepada kita tapi kita justru melewatkan begitu saja tanpa sempat dan berkendak untuk mengambil hikmah dan pelajaran darinya.
Hidup paling bermakna; yang mengingat mati. Amal paling berharga; yang eling tanggungjawab. Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Mengingat mati
Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah s.w.t berfirman, ertinya, "Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya." (QS. Qaaf:19)
Adalah salah bila ada orang yang menyangka bahawa kematian itu hanya kefanaan semata dan pengakhiran secara total yang tidak ada kehidupan, perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, syurga atau neraka padanya!!Sebab andaikata demikian, tentulah tidak ada hikmah dari penciptaan dan wujud kita. Tentulah manusia semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat lega; samada mukmin dan kafir, samada pembunuh dan terbunuh, samada si penzalim dan yang dizalimi, samada yang taat dan maksiat, samada penzina dan yang rajin solat, samada ahli maksiat dan ahli takwa
Pandangan tersebut hanyalah bersumber dari pemahaman kaum atheis yang mereka itu lebih buruk dari binatang sekali pun. Yang mengatakan seperti ini hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelarkan dirinya sebagai orang yang bodoh dan 'gila.' (Baca: QS. At-Taghabun:7, QS.Yaasiin: 78-79)
Kematian adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan, kemudian ruh berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan seluruh lembaran amal ditutup, pintu taubat dan pemberian masa pun terputus.
Nabi s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat." (HR. At-Turmuzi dan Ibn Majah, disahihkan Al-Hakim dan Ibn Hibban)
Lalu bagaimana cara kita mengingat Kematian?
1. Ziarah kubur. Nabi s.a.w. bersabda, "Berziarah kuburlah kamu, sebab ia dapat mengingatkanmu akan akhirat." (HR. Ahmad dan Abu Daud, disahihkan Syaikh Al-Albani)
2. Melihat mayat ketika dimandikan.
3. Menyaksikan orang-orang yang tengah sekarat dan menalqinkan mereka dengan kalimat syahadat.
4. Mengiringi jenazah, solat ke atasnya serta menghadiri pengkebumiannya.
5. Membaca Al-Qur'an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan akan kematian dan sakratul maut seperti ayat 19 surat Qaaf.
6. Uban dan Penyakit. Kedua hal ini merupakan utusan malaikat maut kepada para hamba.
7. Fenomena alam yang dijadikan Allah s.a.w. untuk mengingatkan para hamba akan kematian seperti gempa, gunung meletus, banjir, badai dan sebagainya.
8. Membaca berita-berita tentang umat-umat masa lalu yang telah dibinasakan oleh maut.
Semoga Allah s.w.t. menutup akhir hayat kita dengan Husnul Khatimah dan menerima semua amal shalih kita, Amin.
Ingat Pertanggungjawaban Di Akhirat Kelak
Kita boleh berbuat apa saja, semau kita juga tak apa. Tapi satu yang perlu diingat bahwa semua akan dimintai pertanggungjawaban olehNya, bahkan kebaikan ataupun kejahatan sebesar dzarah pun tetap akan diperhitungkan.
Maka tak ada alasan bagi kita untuk mengelak dengan dalih hanya bercanda dan semacamnya.
Tentu tak lupa dengan firmanNya :
“Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima pahalanya, dan barang siapa melakukan keburukan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima balasannya” (QS.Az-Zalzalah:7-8).
Allah SWT itu Maha Menepati Janji. Allah SWT itu Maha Adil dan Maha Teliti. Jadi masih mau main-main sama Allah SWT dan kehidupan abadi kita nanti?
Jika tak ingin menyesal maka lakukan segala hal yang baik dan mendatangkan kecintaan dan ridhoNya.
Jika ingin tertantang, silakan mencoba berbuat jahat sebanyak yang kalian bisa tapi jangan menyesal jika hal yang buruk pula yang akan Allah SWT berikan di akhirat kelak.
Pilihan ada di tangan kita! Ridho atau MurkaNya? Surga atau NerakaNya? :)
Cinta paling bahagia; yang sadar perpisahan.
Ya, tentu saja. Terlebih jika itu terkait dengan dunia dan seluruh isinya. Maka semua tak akan ada yang abadi. Cinta kepada keluarga, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak, cinta kepada saudara, cinta kepada harta, cinta kepada jabatan, cinta kepada fisik semata dan sebagainya. Pada akhirnya semua akan berpisah, karena semua itu tak ada yang abadi.
Lalu apa yang abadi? Apa yang akan abadi menemani kita sampai nanti?
Tentu saja ada, yaitu cintaNya, ridhoNya, dan segala amal ibadah kita. Mereka lah yang akan abadi selamanya.
Sahabat, maafkan atas keterbatasa dan kedangkalan ilmu saya.
Sekian dulu yang bisa saya bagikan pada kesempatan ini. Saya mohon dengan segenap kesadaran diri atas kelemahan dan kekurangan diri, mohon dikoreksi jika ada yang salah, diluruskan jika ada yang berbelok dan dilengkapi jika ada yang kurang dan tak lengkap. Syukron... :)
Semoga bermanfaat... :)
Barakallahu fikum... :)
(Disela waktu yang tersisa di salah satu meja di ruangan full AC,
Bintaro, 13 April 2011)
Do'a Pagi dan Semangat Pagi (Gurunda Salim A. Fillah)
Bismillah...
Sahabat, yuk berdo'a bersama Gurunda Salim A. Fillah di pagi ini serta membagi semangat pagi kepada sesama... :)
Allah, jadikan ikhlasku bagai susu. Tak campur kotoran, tak disusup darah. Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami. #DoaPagi
Allah, jadikan dosa mendekatkanku padaMu dengan taubat nashuha. Jadikan ibadah tak menjauhkanku dariMu gara-gara membangga. #DoaPagi
Allah, untuk tanah nan gersang; jadikan aku embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya. #DoaPagi
Allah, jika aku harus berteman khawatir, jadikan ia dzikirku mengingatMu. #DoaPagi
Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakaiMu. #DoaPagi
Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal shalih menjemput keajaiban menenangkan. #DoaPagi
Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surgaMu. #DoaPagi
Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini; menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan. #DoaPagi
Allah, lempangkan lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan, jadikan yang mendengar terbimbingkan. #DoaPagi
Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara, alirkan pahala tiada putusnya. #DoaPagi
Allah, jangan henti rindu pada NabiMu menyala syahdu, agar akhlaq teladannya merembesi tingkahku. #DoaPagi
Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan, di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan. #DoaPagi
Allah, jangan henti bayang surgaMu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal shalih nan terbuka. #DoaPagi
Allah, jangan henti keesaanMu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rizqiMu juga tak sedetikpun berpisah dariku. #DoaPagi
Allah, jangan henti bimbingMu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan nafas dalam paru. #DoaPagi
Allah, jangan henti kasihMu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang, bahkan membalik penentang jadi pejuang. #DoaPagi
Allah, jangan henti keagunganMu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani. #DoaPagi
Allah, jangan henti kemuliaanMu menyusupi syaraf-syarafku, hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlaq terlaku. #doaPagi
Allah, jangan henti penjagaanMu mengarus dalam darahku, hingga syaithan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu. #DoaPagi
Allah, jangan henti rasa malu padaMu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku; hingga semua gerak dalam ridhaMu. #DoaPagi
Allah, jangan henti keindahanMu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu. #DoaPagi
Allah, jangan henti kebenaranMu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat. #DoaPagi
Allah, jangan henti namaMu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta. #DoaPagi
Kita semua sudah divonis MATI. Tinggal menunggu eksekusi. Mari jalani hari-hari menanti ia dengan penuh makna:) #SemangatPagi
Ingat mati jadikan hidup hati-hati, hingga beroleh yang abadi. Lupa mati mematikan jiwa jauh sebelum jasad berkalang bumi! #SemangatPagi
“Insan akan mati”, ujar Al Ghazali, “Di atas apa yang dia biasakan hidup padanya.” Mari istiqamahkan kebaikan, sekecil apapun. #SemangatPagi
Saat memanah, arahkan lebih tinggi sebab ada gravitasi. Saat bercita, mimpilah lebih jauh dari apa yang bisa dijangkau kerja. #SemangatPagi
Kita tak selalu memperoleh apa yang disuka, maka kita belajar menyukai apapun yang kita peroleh. Rasa syukur itu memperkaya. #SemangatPagi
Bagaimana sahabat? Sudah bersemangat dan siap menjalani hari ini?
Mari kita melukis hari ini dengan segala amal dan berbagi dalam kebaikan serta tak lupa saling mengingatkan dalam kebenaran... :)
Barakallahu fikum... :)
Senin, 11 April 2011
Tentang Gagal (kultwit Gurunda Salim A. Fillah)
Bismillah...
Sahabat, masih ada ilmu lain lagi yang hari ini dibagi oleh Gurunda Salim A. Fillah. Kali ini beliau membahas tentang #gagal. Yuk kita simak bersama... :)
1. Mungkin kegagalan memang lebih baik dibanding keberhasilan. Pun begitu bagi Adam, Musa, & Yunus; #gagal adalah jalan cerita menuju mulia.
2. Adam #gagal taat, maksiat, lalu taubat; diampuni & selamat. Iblis berhasil ibadat, mulia di sisi malaikat, lalu banggadiri; laknat abadi.
3. Musa #gagal menahan diri, membunuh orang, lalu lari. Dia diangkat Nabi. Qarun berhasil kaya, lalu takjubi kemampuannya, dia dibenam bumi.
4. Yunus #gagal sabar, tinggalkan tugas, terinsyaf di perut ikan; ummatnya jadi beriman. Bal'am berhasil jadi 'ulama, berakhir khianat hina.
5. Hanya mengingatkan diri di siang hari. Jangan sedih duhai Shalih(in+at) yang #gagal. Jangan lengah duhai para baik hati yang berhasil;)
Nah, demikian sahabat semua. Meski singkat tapi insyaAllah ada hikmah yang bisa kita ambil dari sana. :)
Semoga bermanfaat... :)
Sahabat, masih ada ilmu lain lagi yang hari ini dibagi oleh Gurunda Salim A. Fillah. Kali ini beliau membahas tentang #gagal. Yuk kita simak bersama... :)
1. Mungkin kegagalan memang lebih baik dibanding keberhasilan. Pun begitu bagi Adam, Musa, & Yunus; #gagal adalah jalan cerita menuju mulia.
2. Adam #gagal taat, maksiat, lalu taubat; diampuni & selamat. Iblis berhasil ibadat, mulia di sisi malaikat, lalu banggadiri; laknat abadi.
3. Musa #gagal menahan diri, membunuh orang, lalu lari. Dia diangkat Nabi. Qarun berhasil kaya, lalu takjubi kemampuannya, dia dibenam bumi.
4. Yunus #gagal sabar, tinggalkan tugas, terinsyaf di perut ikan; ummatnya jadi beriman. Bal'am berhasil jadi 'ulama, berakhir khianat hina.
5. Hanya mengingatkan diri di siang hari. Jangan sedih duhai Shalih(in+at) yang #gagal. Jangan lengah duhai para baik hati yang berhasil;)
Nah, demikian sahabat semua. Meski singkat tapi insyaAllah ada hikmah yang bisa kita ambil dari sana. :)
Semoga bermanfaat... :)
Ilmu vs Harta (Kultwit Gurunda Salim A. Fillah)
Bismillah...
Wah, saya rupanya ketinggalan nih. Ternyata tadi pagi Gurunda Salim A. Fillah berbagi melalui Kultwit tentang #ilmu dan #harta. Tapi saya rasa ga ada kata terlambat kan untuk belajar. Yuk kita simak kultwit beliau... :)
1. Shalih(in+at), mari mengawali Senin pagi yang diberkahi dengan semangat untuk mengalihbentuk sebagian kekayaan, dari #harta menuju #Ilmu.
2. Sebab keutamaan #Ilmu di atas #harta, telah disebutkan 'Ali ibn Abi Thalib dengan begitu indahnya. Mari kita sebut & tambahkan beberapa.
3. #Ilmu afdhal daripada #harta, sebab ia warisan Rasul & Anbiya', sementara emas-perak-permata, dilungsurkan Fir'aun, Qarun, & raja-raja.
4. #Ilmu lebih utama dibanding #harta, sebab ilmu menjaga pemiliknya, sementara pemilik harta bersusah payah menjaga kekayaannya.
5. #Ilmu lebih hebat daripada #harta. Jika ilmu menguasai harta, jadi mulialah keduanya. Jika harta menguasai ilmu, kan terhinalah keduanya.
6. #Ilmu lebih agung dibanding #harta, sebab kekayaan akan berkurang jika dibelanjakan, sementara pengetahuan bertambah jika dibagi-bagi.
7. #Ilmu lebih setia daripada #harta. Ilmu menyertai pemiliknya menuju kematian & kebangkitan. Tapi harta tak mau serta & tetap di dunia.
8. Pemilik #Ilmu terhormat & dibutuhkan semua insan; dari jelata hingga para raja. #Harta hanya berguna, di hadapan hajat faqir & miskin.
9. Bagi pemilik #harta, alangkah banyak musuh yang jahat & kawan tak tulus. Sementara pemilik #Ilmu, akan banyak saudara & sedikit lawannya.
10. Pemilik #harta hanya digelari yang baik-baik jika membagi kekayaannya. Pemilik #Ilmu, digelari yang baik-baik sejak berburu pengetahuan.
11. Tamak terhadap #Ilmu, membuat mulia di depan guru, kawan, & lawan. Tamak terhadap #harta, menjijikkan di mata orang miskin maupun kaya.
12. Di akhirat kelak, pemilik #harta akan rumit urusan sebab berbelitnya hisab, sementara pemilik #Ilmu akan mendapat kemudahan & syafa'at.
13. Keagungan pemilik #harta ada pada kekayaan yang terletak di luar dirinya. Kemuliaan pemilik #Ilmu ada pada pengetahuan yang menyatu.
14. Musuh #Musa yang ber-#harta; Fir'aun, jatuh karena sombong-mengaku tuhan. Kawan Musa yang ber-#Ilmu; Khidzir, rendah hati-mengaku hamba.
15. Semua ibadah & ketaatan pada Allah, dilakukan dengan #Ilmu. Tapi umumnya kemaksiatan keji & munkar, dilakukan dengan #harta.
16. Sulit menemukan kemaksiatan yang ditujukan untuk memperoleh #Ilmu. Bertabur banyaknya kedurhakaan yang ditujukan untuk mendapat #harta.
17. #Harta membawa kesedihan sebelum mendapatkannya, memberi ketakutan setelah memperolehnya. #Ilmu itu kegembiraan & keamanan, kapanpun.
18. Mencintai #Ilmu, punya maupun tidak, adalah mataair kebajikan. Mencintai #harta, baik memilikinya ataupun papa, adalah sumber keburukan.
19. Adam diciptakan, lalu dia dibekali #Ilmu -bukan #harta-, yang membuatnya unggul di hadapan para malaikat. (QS 2: 31-34)
20. Rabb menurunkah wahyu pertama terkait #Ilmu (QS 96: 1-5). Allah memerintahkan Dia ditauhidkan dengan ilmu (QS 47: 19). Bukan #harta.
21. #Harta hanya bisa mulia & membawa ke surga jika dibersamai #Ilmu. Ilmu tak harus disertai harta untuk itu. (Simpulan, HR Ath Thabrani)
22. Orang ber-#harta & ber-#ilmu yang berinfaq, pahala-nya SAMA DENGAN orang berilmu yang baru bercita untuk itu. (Simpulan HR Ath Thabrani)
23. #Ilmu #harta. HR Ath Thabrani yang tersimpul di nomor 21-22, berbunyi sbb: ~>
24. "Terbagi hamba-hamba Allah itu menjadi 4 golongan. Golongan pertama, dikaruniai Allah #Ilmu & #harta. Maka dia bertaqwa kepada Allah...
25. ...Dan menafkahkan hartanya di jalan Allah. Golongan kedua; diberi Allah #Ilmu, namun tak dilimpahi #harta. Maka dia bertaqwa padaNya...
26. ...& selalu berkata pada dirinya, "Andai dikarunia seperti hamba pertama, aku akan berbuat sebagaimana yang dia lakukan"... #Harta #Ilmu
27. ...Sesungguhnya pahala kedua orang ini SAMA. Hamba ketiga; diberi #harta tanpa beroleh #Ilmu. Maka dia tak bertaqwa padaNya, berbuat...
28. ...sia-sia & dosa. Hamba keempat, tak ber-#harta & tak ber-#ilmu, maka dia tak bertaqwa & selalu berkata pada dirinya; "Andai aku...
29. ...diberi harta seperti hamba ke-3, aku juga akan melakukan hal sia & kemaksiatan seperti dia." Dosa kedua orang ini SAMA." #Ilmu #harta
30. Demikian sekelumit di pagi ini. Sungguh Salim tak hendak mengajak benci #harta; tapi mari sedikit-banyak mengalihbentuknya jadi #Ilmu :)
Pagi ini, mari menjadi ahli #Ilmu; yang bisa bedakan nasehat dengan ghibah, yang bisa memilah antara melakukan perbaikan dengan olok-olok:)
Pagi ini mari menjadi ahli #Ilmu; yang tetap baik saat semua insan telah ragu apa itu kebaikan. Pemburu kebenaran, bukan pencari pembenaran.
Subhanallah... Sungguh ilmu bertebaran di sekeliling kita. Mari kita berlomba untuk menangkap ilmu dan nikmat yang bertebaran di sekeliling kita. Lalu kita berbagi darinya. Seperti halnya Dalam Dekapan Ukhuwah, mengambil cinta di langit dan menebarnya di bumi.
Semoga bermanfaat sahabat... :)
Wah, saya rupanya ketinggalan nih. Ternyata tadi pagi Gurunda Salim A. Fillah berbagi melalui Kultwit tentang #ilmu dan #harta. Tapi saya rasa ga ada kata terlambat kan untuk belajar. Yuk kita simak kultwit beliau... :)
1. Shalih(in+at), mari mengawali Senin pagi yang diberkahi dengan semangat untuk mengalihbentuk sebagian kekayaan, dari #harta menuju #Ilmu.
2. Sebab keutamaan #Ilmu di atas #harta, telah disebutkan 'Ali ibn Abi Thalib dengan begitu indahnya. Mari kita sebut & tambahkan beberapa.
3. #Ilmu afdhal daripada #harta, sebab ia warisan Rasul & Anbiya', sementara emas-perak-permata, dilungsurkan Fir'aun, Qarun, & raja-raja.
4. #Ilmu lebih utama dibanding #harta, sebab ilmu menjaga pemiliknya, sementara pemilik harta bersusah payah menjaga kekayaannya.
5. #Ilmu lebih hebat daripada #harta. Jika ilmu menguasai harta, jadi mulialah keduanya. Jika harta menguasai ilmu, kan terhinalah keduanya.
6. #Ilmu lebih agung dibanding #harta, sebab kekayaan akan berkurang jika dibelanjakan, sementara pengetahuan bertambah jika dibagi-bagi.
7. #Ilmu lebih setia daripada #harta. Ilmu menyertai pemiliknya menuju kematian & kebangkitan. Tapi harta tak mau serta & tetap di dunia.
8. Pemilik #Ilmu terhormat & dibutuhkan semua insan; dari jelata hingga para raja. #Harta hanya berguna, di hadapan hajat faqir & miskin.
9. Bagi pemilik #harta, alangkah banyak musuh yang jahat & kawan tak tulus. Sementara pemilik #Ilmu, akan banyak saudara & sedikit lawannya.
10. Pemilik #harta hanya digelari yang baik-baik jika membagi kekayaannya. Pemilik #Ilmu, digelari yang baik-baik sejak berburu pengetahuan.
11. Tamak terhadap #Ilmu, membuat mulia di depan guru, kawan, & lawan. Tamak terhadap #harta, menjijikkan di mata orang miskin maupun kaya.
12. Di akhirat kelak, pemilik #harta akan rumit urusan sebab berbelitnya hisab, sementara pemilik #Ilmu akan mendapat kemudahan & syafa'at.
13. Keagungan pemilik #harta ada pada kekayaan yang terletak di luar dirinya. Kemuliaan pemilik #Ilmu ada pada pengetahuan yang menyatu.
14. Musuh #Musa yang ber-#harta; Fir'aun, jatuh karena sombong-mengaku tuhan. Kawan Musa yang ber-#Ilmu; Khidzir, rendah hati-mengaku hamba.
15. Semua ibadah & ketaatan pada Allah, dilakukan dengan #Ilmu. Tapi umumnya kemaksiatan keji & munkar, dilakukan dengan #harta.
16. Sulit menemukan kemaksiatan yang ditujukan untuk memperoleh #Ilmu. Bertabur banyaknya kedurhakaan yang ditujukan untuk mendapat #harta.
17. #Harta membawa kesedihan sebelum mendapatkannya, memberi ketakutan setelah memperolehnya. #Ilmu itu kegembiraan & keamanan, kapanpun.
18. Mencintai #Ilmu, punya maupun tidak, adalah mataair kebajikan. Mencintai #harta, baik memilikinya ataupun papa, adalah sumber keburukan.
19. Adam diciptakan, lalu dia dibekali #Ilmu -bukan #harta-, yang membuatnya unggul di hadapan para malaikat. (QS 2: 31-34)
20. Rabb menurunkah wahyu pertama terkait #Ilmu (QS 96: 1-5). Allah memerintahkan Dia ditauhidkan dengan ilmu (QS 47: 19). Bukan #harta.
21. #Harta hanya bisa mulia & membawa ke surga jika dibersamai #Ilmu. Ilmu tak harus disertai harta untuk itu. (Simpulan, HR Ath Thabrani)
22. Orang ber-#harta & ber-#ilmu yang berinfaq, pahala-nya SAMA DENGAN orang berilmu yang baru bercita untuk itu. (Simpulan HR Ath Thabrani)
23. #Ilmu #harta. HR Ath Thabrani
24. "Terbagi hamba-hamba Allah itu menjadi 4 golongan. Golongan pertama, dikaruniai Allah #Ilmu & #harta. Maka dia bertaqwa kepada Allah...
25. ...Dan menafkahkan hartanya di jalan Allah. Golongan kedua; diberi Allah #Ilmu, namun tak dilimpahi #harta. Maka dia bertaqwa padaNya...
26. ...& selalu berkata pada dirinya, "Andai dikarunia seperti hamba pertama, aku akan berbuat sebagaimana yang dia lakukan"... #Harta #Ilmu
27. ...Sesungguhnya pahala kedua orang ini SAMA. Hamba ketiga; diberi #harta tanpa beroleh #Ilmu. Maka dia tak bertaqwa padaNya, berbuat...
28. ...sia-sia & dosa. Hamba keempat, tak ber-#harta & tak ber-#ilmu, maka dia tak bertaqwa & selalu berkata pada dirinya; "Andai aku...
29. ...diberi harta seperti hamba ke-3, aku juga akan melakukan hal sia & kemaksiatan seperti dia." Dosa kedua orang ini SAMA." #Ilmu #harta
30. Demikian sekelumit di pagi ini. Sungguh Salim tak hendak mengajak benci #harta; tapi mari sedikit-banyak mengalihbentuknya jadi #Ilmu :)
Pagi ini, mari menjadi ahli #Ilmu; yang bisa bedakan nasehat dengan ghibah, yang bisa memilah antara melakukan perbaikan dengan olok-olok:)
Pagi ini mari menjadi ahli #Ilmu; yang tetap baik saat semua insan telah ragu apa itu kebaikan. Pemburu kebenaran, bukan pencari pembenaran.
Subhanallah... Sungguh ilmu bertebaran di sekeliling kita. Mari kita berlomba untuk menangkap ilmu dan nikmat yang bertebaran di sekeliling kita. Lalu kita berbagi darinya. Seperti halnya Dalam Dekapan Ukhuwah, mengambil cinta di langit dan menebarnya di bumi.
Semoga bermanfaat sahabat... :)
Hujan, Ella Dan Shea (2)
Entah kenapa aku selalu suka sekali dengan aroma hujan yang membasahi tanah. Seakan tanah yang gersang itu menggeliat untuk bangkit kembali setelah sekian lama penderitaannya dalam kekeringan dan kegersangan. Aroma air hujan yang menyentuh tanah itu begitu khas, aroma yang berbeda. Aroma yang mampu membuatku merasa nyaman.
Aku berani berlama-lama memejamkan mata dan menghayati tiap aroma khas yang selalu mampu membuatku merasa tenang, nyaman dan lapang. Aroma yang selalu kutunggu-tunggu tiap kali panas telah membuatku dehidrasi. Aku selalu rindu pada hujan yang datang membasahi keringnya bumi. Seperti sang kekasih yang datang dan serta merta memberikan pelukan hangatnya pada pujaannya. Ya, dan seperti itu pula aku menganggap hujan dan bumi yang gersang ini.
Aku kembali mengingat tentang mimpi anehku tentang Shea dan Ella, peri bumi dan peri hujan. Mereka saling mencintai tetapi tak dapat hidup bersama. Kehidupan di bumi terlalu berbahaya bagi Ella. Dan Shea pun tak sanggup untuk meninggalkan bumi, tempat hidupnya dan tanggung jawabnya. Maka Ella selalu melepas rindunya pada Shea beriringan dengan turunnya hujan. Saat itulah ia bisa memeluk erat dan mencium mesra kekasihnya, Shea.
Ella selalu menunggu perintah dari Raja Auberon untuk menurunkan hujan ke bumi. Karena hanya saat itulah ia bisa melepas rindu yang semakin tak tertahan di hatinya. Ella, meski tahu bahwa ia sangat berbeda dengan Shea, tapi ketulusan cintanya telah mampu mengeliminasi semua perbedaan itu. Ella selalu berusaha untuk nyaman tiap kali berada di bumi bersama Shea. Baginya bersama Shea, kekasihnya, adalah saat dimana semua bahagia membuncah di hatinya.
"Ella, aku merindukanmu!"
Ella tersenyum, "Aku juga sangat merindukanmu, Shea!"
Keduanya berpelukan. Seakan telah berjuta tahun lamanya mereka tidak bertemu. Tapi selama apa hujan turun tetap saja tidak cukup bagi keduanya untuk menikmati kebersamaan itu.
"Seandainya aku dapat terlahir kembali, maka aku akan memilih untuk menjadi peri air. Hingga aku bisa hidup bersamamu di bumi, Shea. Aku sungguh tak sanggup berjauhan denganmu. Meskipun aku bisa menatapmu sepanjang waktu dari atas sana, tapi itu justru menyiksaku. Aku semakin merindukanmu sepanjang waktu," Ella memeluk kembali Shea dan menangis di dada bidangnya.
Ella, peri cantik dengan berjuta pesona di wajahnya. Matanya yang lentik, sinar matanya yang begitu bercahaya, wajahnya yang bulat dan mungil, hidungnya pun tak kalah indah, terlebih bibir mungilnya yang tipis. Ah, siapa yang mampu menolak semua pesona itu. Tak heran jika banyak peri lain yang iri dengan Shea karena telah mampu mencuri hati Ella.
Hmm, Shea, siapa juga yang tak mengakui ketampanannya? Semua mengakuinya, wajahnya terlihat begitu nyata dan tegas dengan cahaya mata yang tajam. Senyumnya yang begitu manis mampu meluluhkan berjuta hati wanita. Tubuhnya yang tegap dan dada bidangnya, ah, sungguh menambah kesempurnaannya. Mungkin itu juga yang membuat Ella tak mampu menolak cinta Shea meski banyak perbedaan diantara keduanya. Meskipun mencintai Shea akan lebih sering membuatnya tersiksa dan berurai airmata, tapi kesetiaan Shea sungguh tak terbantahkan. Banyak peri bunga dan peri air yang selalu mencoba menggodanya, tapi hati Shea telah milik Ella sepenuhnya. Itu pula yang membuat Shea tak pernah bergeming menanggapi semua godaan itu.
Ah, andai saja aku memiliki seorang Shea, aku pasti akan menjadi wanita yang paling beruntung di dunia.
"Naida! Hayoo melamun lagi, kan?!" tiba-tiba Celie telah duduk manis di sampingku.
Celie tersenyum padaku, aku jadi curiga padanya. Tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah buku gambar dan membaliknya.
"hah!"
Itu adalah lukisan Shea dan Ella. Mataku terbelalak.
"Darimana kamu mendapatkannya, Celie?" tanyaku tak sabar sambil mengambil alih lukisan itu.
"Kamu itu selalu aneh, Naida. Tentu saja aku mengambilnya dari meja di kamarmu. Wah, sekarang koleksiku bertambah banyak. Ada banyak lukisan tentang peri, hutan, hujan dan semua makhluk dari fairy land. Wow, keren!" Celie masih terus bercerita dengan segenap kekagumannya.
Dan aku, masih terpaku menatap lukisan itu. Aku sungguh bukan pelukis handal dan tak bisa menghasilkan karya seindah itu. Lalu darimana semua lukisan tentang Shea, Ella, Raja Auberon, para Shefro dan Amarok itu?
Tiba-tiba kepalaku pening. Lukisan itu terlepas dari tanganku. Semua tampak gelap bagiku.
Apa ini??
Sahabat
Wajah itu asing bagiku
Belum pernah kutemui
Hanya mampu kutatap dalam layar
Tapi kenapa hati jadi begini
Terikat kuat
Teramat dekat
Seakan telah lama hati saling bertaut
Mungkinkah ini ukhuwah?
Meski raga jauh
Tapi hati berpadu
Terikat kuat oleh taliNya
Suara itu
Awalnya pun asing bagiku
Mata kita belum pernah bersitatap
Tangan kita belum pernah saling berjabat
Peluk hangat pun belum sempat saling terrangkai lekat
Tapi nada itu teramat dekat
Ramah suaranya bagai embun menyejukkan
Sahabat,
Ingatkah pertemuan pertama
Hingga kini belum sempat bertemu tuk yang kedua
Aku di sini
Kau di sana
Ada samudera di antara kita
Tapi entah kenapa
Hati kita semakin lekat
Mungkinkah DIA semakin mengikat?
Agar kita tak pernah saling menghujat
Karena hati kita telah bersatu
Dalam naungan cinta kasihNya
Sahabat,
Dulu aku tak terlalu mengenalmu
Entah kenapa aku percaya padamu
Mendengarkan segala keluhku
Pun terlalu sering mendengar kesahku
Tapi kata bijakmu menyejukkanku
Mampukan kuhapus segala airmata
Gundah dan gelisahku
Nasehatmu kuatkanku
CintaNya tak pernah henti mengalir untukku
Itu katamu
Sahabat,
Terlalu sering kau dengarkanku
Atas segala luka, duka dan deritaku
Tapi tak pernah sekalipun
keluh dan kesah itu keluar dari lisan bijakmu
Ah, aku cemburu
Bagaimana kau bisa sebijak itu
Bahkan padaku yang tak kau kenal
Dan sangat asing bagimu
Sahabat,
Terimakasih atas segalanya
Waktu nan kau luangkan
Telinga nan sabar mendengar
Lisan nan tak henti mendo'a
Dan menasehati tuk bangkit kembali
Pun atas segenap kata bijak
Nan ingatkanku akan kebesaranNya
Akan segenap dan selaksa cintaNya
Padaku nan tak henti mengalir
Sepanjang waktu
Sahabat,
Aku merindumu
Dan berharap menggamit tanganmu
Agar kelak di sana
Di jannahNya
Kita bertemu
Aku sebagai tetanggamu ^_^
(Teruntuk sahabat terbaikku di seberang lautan sana, nan tak pernah bosan mendengar keluh kesahku. Untukmu aku pun selalu berdo'a agar kelak kita bertetangga di jannahNya. amin..
Mentari kembali bersembunyi, cahaya meredup, mendung mulai menggantung di langi-langit Bintaro, 11 April 2011)
Belum pernah kutemui
Hanya mampu kutatap dalam layar
Tapi kenapa hati jadi begini
Terikat kuat
Teramat dekat
Seakan telah lama hati saling bertaut
Mungkinkah ini ukhuwah?
Meski raga jauh
Tapi hati berpadu
Terikat kuat oleh taliNya
Suara itu
Awalnya pun asing bagiku
Mata kita belum pernah bersitatap
Tangan kita belum pernah saling berjabat
Peluk hangat pun belum sempat saling terrangkai lekat
Tapi nada itu teramat dekat
Ramah suaranya bagai embun menyejukkan
Sahabat,
Ingatkah pertemuan pertama
Hingga kini belum sempat bertemu tuk yang kedua
Aku di sini
Kau di sana
Ada samudera di antara kita
Tapi entah kenapa
Hati kita semakin lekat
Mungkinkah DIA semakin mengikat?
Agar kita tak pernah saling menghujat
Karena hati kita telah bersatu
Dalam naungan cinta kasihNya
Sahabat,
Dulu aku tak terlalu mengenalmu
Entah kenapa aku percaya padamu
Mendengarkan segala keluhku
Pun terlalu sering mendengar kesahku
Tapi kata bijakmu menyejukkanku
Mampukan kuhapus segala airmata
Gundah dan gelisahku
Nasehatmu kuatkanku
CintaNya tak pernah henti mengalir untukku
Itu katamu
Sahabat,
Terlalu sering kau dengarkanku
Atas segala luka, duka dan deritaku
Tapi tak pernah sekalipun
keluh dan kesah itu keluar dari lisan bijakmu
Ah, aku cemburu
Bagaimana kau bisa sebijak itu
Bahkan padaku yang tak kau kenal
Dan sangat asing bagimu
Sahabat,
Terimakasih atas segalanya
Waktu nan kau luangkan
Telinga nan sabar mendengar
Lisan nan tak henti mendo'a
Dan menasehati tuk bangkit kembali
Pun atas segenap kata bijak
Nan ingatkanku akan kebesaranNya
Akan segenap dan selaksa cintaNya
Padaku nan tak henti mengalir
Sepanjang waktu
Sahabat,
Aku merindumu
Dan berharap menggamit tanganmu
Agar kelak di sana
Di jannahNya
Kita bertemu
Aku sebagai tetanggamu ^_^
(Teruntuk sahabat terbaikku di seberang lautan sana, nan tak pernah bosan mendengar keluh kesahku. Untukmu aku pun selalu berdo'a agar kelak kita bertetangga di jannahNya. amin..
Mentari kembali bersembunyi, cahaya meredup, mendung mulai menggantung di langi-langit Bintaro, 11 April 2011)
Aku Bukan Manusia Suci
Bismillah...
Aku bukan manusia suci
Tanpa cela
Tanpa dosa
Aku manusia biasa
Dengan segala kelemahan
Pun berjuta kekurangan
Tapi aku punya satu keyakinan
CintaNya padaku tanpa batas
Asalkan aku tak pernah berputus asa
Tuk belajar dan berusaha mencintaNya
Memberikan segenap hati
Hanya padaNya
Aku bukan manusia suci
Nan merasa berilmu
Dan benar sendiri
Jika pun aku berkata
Atau memberi sebagian ilmu
Bukan karena ku tinggi hati
Sekedar berbagi
Saat kutemui ilmu
Dimana sebelumnya tak kumengerti
Aku bukan manusia suci
Tapi
Salahkah jika aku mencoba
Tuk terus perbaiki diri
Mengajakmu berdiri
Berjalan dan berlari
Di jalan ini
Jalan yang sama yang kan kita lalui
Tuk menggapai ridho Illahi
Aku bukan manusia suci
Itulah kenapa sekarang aku menyendiri
Berusaha merenungi
Semua yang telah terjadi
Belajar mengurai semua
Menemukan hikmah pada tiap peristiwa
Atau apapun yang pernah kualami
Aku hanya ingin diri ini
Menjadi lebih berarti
Bermanfaat bagi sesama
Mampu berbagi dan memberi
Meski sedikit atas apa yang kumiliki
Bukankah pada tiap diri
Ada bagian orang lain yang di sini
DititipkanNya untuk ditunaikan hak bagi mereka yang memiliki?
Aku memang sungguh bukan manusia suci
Maka maafkan jika diri ini
Terkadang keras dan tegas
Hingga tanpa sadar menyakiti
Kala sedang menasehati
Atau meluruskan kesalahan diri
Sekali lagi bukan diri ini merasa suci
Atau pun merasa lebih baik
Apalagi paling baik
Hanya diri ini tak ingin sendiri
Tuk menggapai ridho Illahi
Ada tangan yang ingin kugapai
Ada yang ingin kubawa berlari
Di sini
Di jalan ini
Aku ingin ada yang menemani
Saat nanti berhenti di sana
Di jannahNya
Penuh dengan ridhoNya
Karena aku ingin memiliki teman berbagi ^_^
(Masih sama, di sudut kamar dalam sepi. Sesekali melirik mentari yang mulai berani menatap lembut pada kekasihnya di bumi.
Beranjak panas, Bintaro, 11 April 2011)
Aku bukan manusia suci
Tanpa cela
Tanpa dosa
Aku manusia biasa
Dengan segala kelemahan
Pun berjuta kekurangan
Tapi aku punya satu keyakinan
CintaNya padaku tanpa batas
Asalkan aku tak pernah berputus asa
Tuk belajar dan berusaha mencintaNya
Memberikan segenap hati
Hanya padaNya
Aku bukan manusia suci
Nan merasa berilmu
Dan benar sendiri
Jika pun aku berkata
Atau memberi sebagian ilmu
Bukan karena ku tinggi hati
Sekedar berbagi
Saat kutemui ilmu
Dimana sebelumnya tak kumengerti
Aku bukan manusia suci
Tapi
Salahkah jika aku mencoba
Tuk terus perbaiki diri
Mengajakmu berdiri
Berjalan dan berlari
Di jalan ini
Jalan yang sama yang kan kita lalui
Tuk menggapai ridho Illahi
Aku bukan manusia suci
Itulah kenapa sekarang aku menyendiri
Berusaha merenungi
Semua yang telah terjadi
Belajar mengurai semua
Menemukan hikmah pada tiap peristiwa
Atau apapun yang pernah kualami
Aku hanya ingin diri ini
Menjadi lebih berarti
Bermanfaat bagi sesama
Mampu berbagi dan memberi
Meski sedikit atas apa yang kumiliki
Bukankah pada tiap diri
Ada bagian orang lain yang di sini
DititipkanNya untuk ditunaikan hak bagi mereka yang memiliki?
Aku memang sungguh bukan manusia suci
Maka maafkan jika diri ini
Terkadang keras dan tegas
Hingga tanpa sadar menyakiti
Kala sedang menasehati
Atau meluruskan kesalahan diri
Sekali lagi bukan diri ini merasa suci
Atau pun merasa lebih baik
Apalagi paling baik
Hanya diri ini tak ingin sendiri
Tuk menggapai ridho Illahi
Ada tangan yang ingin kugapai
Ada yang ingin kubawa berlari
Di sini
Di jalan ini
Aku ingin ada yang menemani
Saat nanti berhenti di sana
Di jannahNya
Penuh dengan ridhoNya
Karena aku ingin memiliki teman berbagi ^_^
(Masih sama, di sudut kamar dalam sepi. Sesekali melirik mentari yang mulai berani menatap lembut pada kekasihnya di bumi.
Beranjak panas, Bintaro, 11 April 2011)
Hati
Bismillah...
Hati, ada apa denganmu?
Resahkah kamu?
Gundahkah kamu?
Atau rindukan kamu?
Mungkin sungguh benar
Kamu sedang merindu
Sebuah rindu yang menggebu
Hanya padaNya
Pemilikmu
Cinta sejatimu
Hati, kenapa masih termangu?
Lalu termenung lama
Dengan tatapan sayu
Apakah kamu malu?
Atas segala dosa dan salahmu?
Datanglah!
Datang dan memohonlah padaNya
Pintalah ampunanNya
DIA Maha dalam segala hal
Kesungguhan taubatmu
Kan turunkan ampunanNya
Hati, kau mulai menangis?
Menangislah
Selama kau masih bisa menangis
Kau tidak mati
Justri saat kau tak lagi punya air mata
Atau tak mampu mengeluarkannya
Maka kau harus khawatir
Mungkin kau sudah mati
Atau membatu
Hinna kerasmu tak mampu lagi
Tuk diluluhkan dengan apapun
Dosa, salah, khilaf
Semua dari maksiat
Dengan berbagai jenis dan bentuknya
Mereka kan menjadi karat dan kerak
Nan makin lama
Menutupi keaslianmu
Lalu membungkusmu
Itulah yang kan butakanmu
Perlahan mengeraskanmu
Bagai batu
Lalu mematikanmu
Pada akhirnya
Hati, satu pintaku
Ingatlah selalu akan DIA
Nan mencintaimu tanpa jeda
Menerimamu meski selaksa khianat pernah kau lakukan
Mengampunimu meski segunung dosa melingkupimu
Mengasihimu dengan segala bentuk kasih sayangNya
Bahkan dalam duka dan luka
Dalam sakit dan derita
Semua ada kasih sayangNya
Hati, tersenyumlah
Bergemberilah
DIA menatapmu penuh cinta
Menyambut kedatanganmu dengan penuh sukacita
Lihatlah
DIA bahkan menganggap lupa
Atas khianatmu padaNya
Lalu masihkah kamu ragu
Akan kesungguhanNya mencintaimu
Masihkah akan kamu cari
Cinta selainNya?
Hati, bergembiralah
Aku akan memberikanmu padaNya
Hanya padaNya
Tidak selainNya
Kau akan selalu bersamaNya
Dan selalu berbahagia
Kelak jika ada yang datang padamu
Tanyalah apakah ia pun menunduk patuh
Dan sangat mencintaiNya?
Jika jawbanya "iya"
Maka terimalah
Sambutlah ia di sana
Berjalanlah kalian bersama
Tuk meniti jalan menuju ridho dan jannahNya
Hati, terimakasih
Atas kerelaanmu
Atas kepasrahanmu
Tuk mencinta dan mengabdi
Hanya pada satu saja
DIA
Pemilik kita
Cinta sejati
Abadi selamanya ^_^
(Masih di sudut kamar, pagi hari sambil melirik kerling manja sang mentari yang malu-malu menampakkan wajah dan senyum cerianya...
Cerahnya langit Bintaro, 11 April 2011)
Hati, ada apa denganmu?
Resahkah kamu?
Gundahkah kamu?
Atau rindukan kamu?
Mungkin sungguh benar
Kamu sedang merindu
Sebuah rindu yang menggebu
Hanya padaNya
Pemilikmu
Cinta sejatimu
Hati, kenapa masih termangu?
Lalu termenung lama
Dengan tatapan sayu
Apakah kamu malu?
Atas segala dosa dan salahmu?
Datanglah!
Datang dan memohonlah padaNya
Pintalah ampunanNya
DIA Maha dalam segala hal
Kesungguhan taubatmu
Kan turunkan ampunanNya
Hati, kau mulai menangis?
Menangislah
Selama kau masih bisa menangis
Kau tidak mati
Justri saat kau tak lagi punya air mata
Atau tak mampu mengeluarkannya
Maka kau harus khawatir
Mungkin kau sudah mati
Atau membatu
Hinna kerasmu tak mampu lagi
Tuk diluluhkan dengan apapun
Dosa, salah, khilaf
Semua dari maksiat
Dengan berbagai jenis dan bentuknya
Mereka kan menjadi karat dan kerak
Nan makin lama
Menutupi keaslianmu
Lalu membungkusmu
Itulah yang kan butakanmu
Perlahan mengeraskanmu
Bagai batu
Lalu mematikanmu
Pada akhirnya
Hati, satu pintaku
Ingatlah selalu akan DIA
Nan mencintaimu tanpa jeda
Menerimamu meski selaksa khianat pernah kau lakukan
Mengampunimu meski segunung dosa melingkupimu
Mengasihimu dengan segala bentuk kasih sayangNya
Bahkan dalam duka dan luka
Dalam sakit dan derita
Semua ada kasih sayangNya
Hati, tersenyumlah
Bergemberilah
DIA menatapmu penuh cinta
Menyambut kedatanganmu dengan penuh sukacita
Lihatlah
DIA bahkan menganggap lupa
Atas khianatmu padaNya
Lalu masihkah kamu ragu
Akan kesungguhanNya mencintaimu
Masihkah akan kamu cari
Cinta selainNya?
Hati, bergembiralah
Aku akan memberikanmu padaNya
Hanya padaNya
Tidak selainNya
Kau akan selalu bersamaNya
Dan selalu berbahagia
Kelak jika ada yang datang padamu
Tanyalah apakah ia pun menunduk patuh
Dan sangat mencintaiNya?
Jika jawbanya "iya"
Maka terimalah
Sambutlah ia di sana
Berjalanlah kalian bersama
Tuk meniti jalan menuju ridho dan jannahNya
Hati, terimakasih
Atas kerelaanmu
Atas kepasrahanmu
Tuk mencinta dan mengabdi
Hanya pada satu saja
DIA
Pemilik kita
Cinta sejati
Abadi selamanya ^_^
(Masih di sudut kamar, pagi hari sambil melirik kerling manja sang mentari yang malu-malu menampakkan wajah dan senyum cerianya...
Cerahnya langit Bintaro, 11 April 2011)
Minggu, 10 April 2011
Cinta Hakiki
Bismillah...
Cinta hakiki
Ada di hati
Nan tunduk
Berserah diri
Hanya pada Illahi
Cinta hakiki
Tak kan pernah mati
Pun tak ada patah hati
Karna Illahi senantiasa mencintai
Hamba yang berikan hati dan cinta untukNya
Cinta hakiki
Harusnya lebih tinggi
Dari cinta lain
Nan masih bersifat duniawi
Cinta hakiki
Berikan rasa nan lebih berarti
CemburuNya melebihi diri
TeguranNya adalah cinta
Wujud bahwa DIA cemburu
Pada hamba nan lebih cinta dunia dan isinya
Cinta hakiki
Itulah abadi
Tanpa ada mati
Nan selalu dibalas
CintaNya nan lebih tinggi
Cinta hakiki
Paling indah di hati
Tanpa patah hati
Tanpa sakit hati
Pun tak akan dikhianati
Cinta hakiki
Tersimpan di hati
Abadi sampai nanti
Bersemi kembali di akhirat
Saat ridhoNya menaungi
JannahNya menanti
(Masih di sudut kamar, riuh suara kendaraan yang melintasi jalan menghapus sepi,
Bintaro, 10 April 2011)
Cinta hakiki
Ada di hati
Nan tunduk
Berserah diri
Hanya pada Illahi
Cinta hakiki
Tak kan pernah mati
Pun tak ada patah hati
Karna Illahi senantiasa mencintai
Hamba yang berikan hati dan cinta untukNya
Cinta hakiki
Harusnya lebih tinggi
Dari cinta lain
Nan masih bersifat duniawi
Cinta hakiki
Berikan rasa nan lebih berarti
CemburuNya melebihi diri
TeguranNya adalah cinta
Wujud bahwa DIA cemburu
Pada hamba nan lebih cinta dunia dan isinya
Cinta hakiki
Itulah abadi
Tanpa ada mati
Nan selalu dibalas
CintaNya nan lebih tinggi
Cinta hakiki
Paling indah di hati
Tanpa patah hati
Tanpa sakit hati
Pun tak akan dikhianati
Cinta hakiki
Tersimpan di hati
Abadi sampai nanti
Bersemi kembali di akhirat
Saat ridhoNya menaungi
JannahNya menanti
(Masih di sudut kamar, riuh suara kendaraan yang melintasi jalan menghapus sepi,
Bintaro, 10 April 2011)
Langganan:
Postingan (Atom)