Terimakasih
Untukmu yang melukaiku
Aku bersyukur mengenalmu
Aku bersyukur jadi korbanmu
Kau lukai sekali
Lalu kau ulangi untuk dua kali
Kau datang lagi
Torehkan luka yang kesekian kali
Lihat
Aku adalah orang yang sama
Kau sayat hatiku
Kau hunjamkan belati itu
Tepat di sana
Sudut hatiku
Tapi
Aku berbeda
Aku tak mati
Aku tak sirna
Aku bahkan tak pudar
Mungkin
Airmata pernah menjadi temanku
Sahabat setia berhari-hari
Dalam hidupku
Lalu aku melihatmu
Berjalan dengan ringannya
Tertawa dengan riangnya
Tersenyum bangga
Kau berhasil melukaiku
Kau berhasil menghancurkanku
Tapi lihatlah
Aku lahir kembali
Lahiriahku tak beda
Tapi isi hatiku berubah
Aku tak lagi sama
Aku tak jua sepertimu
Berbuat jahat dan semena-mena
Aku berkarya
Aku berprestasi
Aku berbagi
Aku bahagia
Meski tanpamu
Aku tak ingin menyimpanmu
Atau mengingat semua sakit karenamu
Aku hanya ingin mengingat sakit itu
Kini telah buatku bangkit
Lahir kembali
Menjadi diri nan lebih berarti
Aku tak takut lagi
Sakiti sebisa kau menyakiti
Khianati sebisa kau khianati aku
Lukai semampumu melukaiku
Aku tak akan marah
Atau dendam padamu
Justru sebaliknya
Aku kasihan padamu
Ketidakbahagiaanmu
Ketidakberdayaanmu
Ketidakpercayadirianmu
Telah butakanmu
Jadi sosok jahat
Tak berhati
Tak berperasaan
Aku prihatin
Kasihan padamu
Begitukah caramu tuk dapatkan maumu
Sakiti sesama
Lukai sesama
Dan terus menyebar ketidakbahagiaan
Agar kau tak merasa sendiri
Ada teman
Buatmu tenang
Aku kasihan
Sungguh kasihan
Pada sosokmu
Nan lemah
Nan rapuh
Hingga tuk tutupinya
Kau lukai selainmu
Kau sakiti sekitarmu
Tuk tutupi kurangmu
(Dalam malam temaram, pikiran melayang, merangkai kata dalam kelam,
7 April 2011 di sudut kamar, bintaro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar