Hujan
Ingatkanku pada satu kata
RINDU
Meneluhku dalam bisu
Merebahkanku dalam bayang semu
Semua berlalu
Aku tanpamu
Hujan
Dan aku menangis pilu
Inikah rindu?
Atau sekedar kenangan masa lalu
Datang menghantu
Menyiksa hatiku
Hujan
Aku semakin tersedu
Menahan semua kelu
Dan rasa kaku
Menusuk kalbu
Aku membeku
Hujan
Gelapmu luruhkanku
Hilangkanku sejenak dari duniaku
Aku tanpamu
Melebur dalam rindu
Menyeruak kalbu
Aku tanpamu
Membatu
Hujan
Airmataku berlalu
Bersamaan dengan luruhan air langitmu
Membasahi bumi
Ah, sekali lagi terjadi
Aku di sini
Menatapmu dari balik jendela kamar
Berembun
Bayangmu pun kabur
Tak jelas di mataku
Apakah kamu sungguh lupa padaku?
Hingga berlalu dalam bisu
Tanpa satupun kata tertuju padaku
Ah, anggap saja aku batu
Tak perlu ada kata pisah untukku
Tak perlu selamat tinggal dari lisanmu
Aku benci perpisahan
Aku pun benci caramu
Hujan masih meluruh merdu
Menanti waktu berlalu
Gantikannya warnai bumi
Pelangikah?
Aku menunggu
Menatap dari balik payungku
Menoleh jendela tempatku
Dimana aku selalu memperhatikanmu
Hujan
Bolehkahku?
Titipkan selaksa rindu
Untuknya yang telah berlalu
Anggap saja ini do'aku
Untuk bahagianya tanpaku
Aku tak malu
Bagiku cintaku tetap tak layu
Meski aku tanpamu
(Hujan masih mengalun merdu di luar sana, Ruang I 209
Bintaro, 26 April 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar