Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Jumat, 08 April 2011

Nikah Atau Free Sex? Poligami?

Hari ini baru dapet ilmu tentang poligami dari kultwit nya mb Asma Nadia. Dan kebetulan di salah satu status FB teman ada yang menulis demikian "Sekarang kamu cuma punya 2 pilihan dalam hidup: have sex dengan 1 orang seumur hdupmu, atau terjangkit virus-virus mengerikan. Pilihan sulit bukan?".

Dan status ini menjadi bahasan hangat di antara kami, beberapa teman-teman.

Tentu saja tidak sulit bagi calon istri yang memiliki calon suami dengan prinsip seperti itu untuk meninggalkan calon suami tersebut.
Salah satu teman saya berkomentar "Kan bisa 2, 3, atau 4 orang?!"
Yup, poligami adalah solusi. Tapi tentu ga lupa kan seperti yang disampaikan oleh Mb Asma Nadia dalam kutwit tentang #poligami tadi?

Poligami bukan sekedar masalah berbagi materi. Ingat, keluarga ga butuh sekedar materi. Karena sebagai seorang suami akan dimintai pertanggungjawabannya tentang anak dan istrinya. Amanah yang Allah SWT berikan tidak ringan lho. Karena Allah SWT mengamanahkan kepada suami untuk membawa istri dan anak-anaknya ke surga. Mudah? Belum tentu. Tergantung bagaimana sang suami bertindak dan berlaku.

Kalau suami yang suka korupsi? Artinya sang suami sudah meretas jalan ke neraka. Dan begitu mau poligami karena berlimpahnya materi? Astaghfirullah. Seharusnya dia takut, jika itu terjadi maka akan lebih banyak yang ia seret ke neraka. Lalu bagaimana pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT, tentu akan semakin berat kan?!

Kalau suami seorang kyai? Belum tentu juga beliaunya siap dan mampu berpoligami. Buktinya banyak juga kyai dan ulama yang tidak berani untuk berpoligami karena menyadari betapa berat tanggung jawab yang akan mereka pikul di hadapanNya nanti.

Nah, lalu kita yang imannya masih biasa-biasa saja? Ah, masih jauh. Yuk perbaiki diri dulu. Kalau kita fokus tuk perbaiki diri dan tunaikan hak Allah SWT atas diri kita. Niscaya ga akan kepikiran buat poligami kok. Kan masih sibuk tuk perbaiki diri. :)

Kalau saya punya calon suami yang berpikiran untuk berpoligami...hmmm...mungkin saya akan jawab begini "Silakan saja jika ingin punya istri 2, 3, atau 4... yang pasti saya tidak akan menjadi salah satunya. :) "

Tolong diingat pernyataan saya di tulisan saya sebelumnya. Saya tidak mengharamkan poligami, sama sekali tidak. Hanya saja saya sadar diri bahwa saya tidak mampu untuk dipoligami. Hati saya terlalu rapuh untuk bisa setegar 'Aisyah ra. Saya bahkan pencemburu, mungkin jauh lebih pencemburu dari 'Aisyah ra.

Nah, kembali ke topik tadi.
"Sekarang kamu cuma punya 2 pilihan dalam hidup: have sex dengan 1 orang seumur hdupmu, atau terjangkit virus-virus mengerikan. Pilihan sulit bukan?".

Kalau memang tidak berani menikah dan lebih memilih "free sex", ya tahu sendiri kan resikonya? Seseorang yang berani menentukan pilihan artinya sudah siap dengan segala konsekuensi dan resikonya. Begitu juga ketika bukan pernikahan yang menjadi pilihan melainkan "free sex" yang menurut mereka tidak terlalu mengikat hingga bisa bebas terbang sebebas burung di luar sana. But don't forget guys, kamu juga akan menanggung resiko dari pilihanmu. :)

Hmm... tiba-tiba jadi teringat kata-kata Mb Alberthiene Endah (penulis biografi KD, Titiek Puspa, dkk) bahwa:
"Hanya lelaki pemberani dan lelaki sejati yang berani memilih pernikahan."
"Pacar yang baik belum tentu akan menjadi suami yang baik."
"Salah satu cara menguji apakah dia adalah calon suami yang baik atau bukan adalah ketika ada masalah. Saat itulah kamu akan tahu apakah dia yang terbaik untukmu atau bukan."

Memang, patut diajungi jempol kepada mereka, para lelaki yang berani memilih pernikahan sebagai solusi. Mereka tahu dan takut akan resiko di luar sana.
Hmm... sekali lagi, pernikahan juga bukan sekedar untuk memuaskan nafsu semata. Tapi ada tanggung jawab yang luar biasa berat di sana. Ingat kembali pernyataan sebelumnya, suami memikul tanggung jawab untuk menbawa anak dan istrinya ke surga, menjauhkan dari neraka lho. Hmm... berat? Maka tak ada salahnya untuk terus perbaiki diri, siapkan diri dan luruskan niat menikah itu sendiri. :)

Ah, lagi-lagi saya hanya akan bilang "Hidup hanya sekali. Terlalu sayang untuk disia-siakan hanya untuk bersedih dan merasakan sakit. Nikmatilah hidup ini dengan ceria. Percayalah hanya padaNya, maka tidak akan ada kecewa. Terhadap mereka yang menyakiti dan melukaimu, tersenyumlah. Meskipun sekarang mereka bisa tertawa bahagia dan tertawa penuh kepuasan atas apa yang mereka lakukan pada kita. Sesungguhnya mereka sedang menenun duka dan air mata di akhirat sana. Tenang sahabat, ada peradilan yang Maha Adil di akhirat sana. Hukum Allah SWT yang Maha Adil. Maka tak ada lagi yang perlu kau risaukan. So, tersenyumlah sahabat... :)

Nah, kalau soal pertanyaan utama : pilih nikah atau free sex?
Silakan tentukan sendiri, siapkan diri atas semua konsekuensi dan resiko yang terkait dalam pilihan tersbut. :)

Jalan menuju surga sebenarnya tidak sulit asal ada kesungguhan, sahabat... :)
Syaitan memanfaatkan kita dengan membisikkan keraguan demi keraguan hingga usaha kita untuk meraih ridhoNya menjadi berkurang kesungguhannya. Dan tak jarang juga kita justru lebih percaya pada bisikan syaitan dari pada teriakan nurani.
Wallahu'alam...

Sekedar share dan pendapat pribadi yang masih miskin ilmu.
Mohon dikoreksi jika ada pendapat saya yang salah. Semoga bermanfaat... :)

(di bawah temaram lampu kost, di sudut kamar yang panas di luar sana langit gelap, mendung mungkin akan turun hujan,
Bintaro, 8 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar