Matamu
Aku sedang menatapnya
Menelisik binar itu
Hiasi indah matamu
Penuh makna
Penuh semangat
Ah, tapi
Aku tak menemukannya
Sungguh tak ada lagi
Di sana
Tempatnya dulu berada
Aku menatap matamu
Dalam
Tetap sama
Berbeda
Mendung menggantung
Kelabu menutupi
Indah ceria binarnya
Aku masih tak percaya
Kutatap lagi seksama
Ah, masih sama
Semua berbeda
Tersembunyi sesuatu
Mungkin luka
Atau duka
Entahlah
Aku tak mengerti
Lisanmu tersenyum
Tertawa
Berkata bahagia
Bahkan menasehatiku
Tuk banyak tersenyum dan tertawa
Tapi
Matamu berbeda
Ada luka
Mungkin bernanah
Sakit tak terperi
Matamu berduka
Mendung menggantung
Tenggelamkan binarnya
Kemana?
Kemana cahaya?
Kemana binar ceria?
Kemana tawa lepas?
Kemana senyum tulus?
Kini
Semua hanya pura-pura
Senyummu menyimpan luka
Tatapmu penuh duka
Banyak airmata tersembunyi
Meski bekas alirannya
Jelas di sana
Di pipimu yang tak lagi merona
Kemana bahagia?
Kemana sukacita?
kenapa sedih dan duka yang ada?
Apakah kasih juga tiada?
Pun sayang telah sirna?
Mata itu
Mata yang sama
Tapi
Sinarnya telah berbeda
Padam
Pudar
Sirna
Hanya gelap
Kelam
Tersisa
(Bintaro menjelang larut malam, pikiran kalut? Ah, ga kok. Hanya melayang entah kemana hendak terbang. Jadilah menulis sembarang ^_^
7 April 2011 di sudut kamar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar