Assalamu'alaykum...

Selamat Datang.... ^_^

Sabtu, 02 April 2011

Sedih vs Sukacita

Aku lupa. Apa? Ah, semua telah hilang. Aku tidak ingat. Bahkan benar-benar tidak ingin mengingat. Amnesia? Sungguh kah? Seandainya iya, aku berharap tak akan sembuh dari amnesia. Biarlah aku begini saja. Melupa. Semua masa lalu yang kelam.

Pahit? Hampir seluruh hidupku. Mungkin juga terhadap yang kulupa. Apakah semua memang gelap untukku? Sedangkan aku bahkan tak tahu apa itu terang? Apa itu cahaya? Apa itu lentera? Dan apa itu benderang?

Mendung. Kelabu. Gelap. Gulita. Kelam. Hanya itu yang kukenal.

Lalu, apa itu? Menyilaukan mata. Datang mendekat. Aku takut. Terduduk lemah di sudut, jika bisa kubilang. Aku bahkan tak tahu ruang. Aku hanya terduduk di sini, bersandar pada dinding keras. Apa namanya? Entahlah.

Aku takut. Ada yang datang. Mendekat. Aku terpejam. Diam.
Apa ini? Hangat. Tidak menyakitkan. Aku satukan keberanian. Kubuka mata perlahan.

Apa ini?
"Itu rumput," suara itu menggema.

Aku menoleh. Sepi. Hanya aku sendiri.

Apa itu? Ah, silau. Mataku sakit.

"Itu matahari. Sumber cahaya. Sumber kehidupan makhluk hidup, termasuk kamu dan rumput itu,"
suara itu kembali menggema.

Aku berjingkat. Tubuhku ringan. Tak lagi berat. Aku terbang. Tanpa sayap? Bagaimana bisa?

"Kebahagiaan, itu sayapmu yang tak kasat," lagi-lagi suara yang sama.

Aku berbeda. Aku tertawa. Aku melayang. Ke langit biru, kata suara itu.
"Itu burung."
"Itu pepohonan."
"Itu pelangi. Warna-warni penghias langit."
"Itu bintang dan rembulan. Kawan dikala malam."
"Itu kunang-kunang."
"Itu..."
"Itu..."


Aku mengenal semuanya. Aku mengingat semuanya. Aku bukan lagi Sedih. Aku ingat. Aku adalah Sukacita.

Aku tertawa. Aku cantik. Aku berkawan Bahagia. Aku berbalut Kasih. Aku bersahabat dengan Sayang.
Aku Sukacita. Aku hidup kembali. Aku menghiasi dunia. Aku "pelangi" dunia. Aku "penghias" dunia.

Aku Sukacita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar