Aku Takut Berdusta

Aku takut berdusta
Dalam canda
Bukan aku merasa suci
Tapi karena diri merasa hina
Apa jadinya
Ketika dusta menyelinap dalam canda
Maut menjemput
Lupa minta maaf atas dusta dalam canda
MurkaNya hadiahku

Aku takut berdusta
Meski sekedar hadirkan tawa
Bagaimana jadinya
Jika Allah SWT cabut semua nikmatNya
Seketika
Hanya karena lisan banyak dusta

Aku takut berdusta
Sekalipun itu tuk buatmu tertawa
Kenapa?
Karena ada takutku akan DIA
Nan melihat segalanya
Sedangkan dosaku selainnya
Tak terhitung
Tak tergambar

Aku takut berdusta
Lebih karena takutku
Akan hari kemudian
Di mana semua akan diungkapkan
Sekalipun itu sekedar canda
Bagaimana jika dusta itu hadirkan luka
Maaf tiada lagi kuperoleh
MurkaNya pasti nyata

Aku memang berbeda
Dirimu pandai bercanda
Hingga kadang terlena
Dusta menjadi mesiunya
Meledaklah tawa
Tapi
Ingatkah nanti akan tanyaNya?
Bagaimana jawabmu kelak?
Siapkah dengan semuanya?

Ah, mungkin begitulah
Kita sungguh berbeda
Bertolak belakang
Tak hanya satu hal
Melainkan banyak hal
Lalu?
Tak bisakah disatukan?
Entahlah
Allah SWT lebih tahu
Atas yang terbaik
Untukku dan untukmu


(Masih dalam temaram, di sudut kamar
Bintaro, 8 April 2011)